Tolak Genosida di Palestina, Mahasiswa UPNVJ Gelar Aksi Solidaritas Kemanusiaan

Berita UPN

Dalam rangka peringatan Hari Nakba, Mahasiswa UPNVJ melakukan aksi solidaritas dan secara tegas menolak aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Aspirasionline.com — Seluruh dunia menjadi saksi genosida besar-besaran oleh Israel terhadap Palestina yang semakin merenggut rasa kemanusiaan. Hal itu menarik rasa kepedulian mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) melakukan aksi bela Palestina di lingkungan Kampus UPNVJ Pondok Labu pada Senin, (27/5) siang.

Aksi yang digerakkan oleh Student Justice for Palestine (UPNVJ SJP) diawali dengan melakukan long march dari lapangan serbaguna, kantin, parkiran motor, hingga pelataran Gedung Rektorat UPNVJ.

Berdasarkan pantauan Reporter ASPIRASI, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan berbagai aktivitas, seperti orasi, pembacaan puisi, serta monolog, yang semuanya bertujuan menyuarakan dukungan untuk rakyat Palestina.

Meski diinisiasi oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Uswah, organisasi mahasiswa lain, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa UPNVJ (BEM UPNVJ), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum (BEM FH), Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan (BEM Fikes), Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), serta segenap sivitas akademika lainnya turut menggaungkan keadilan terhadap rakyat Palestina.

Rombongan massa aksi terlihat membawa poster dan banner berukuran kecil yang bertuliskan berbagai tuntutan terhadap kemerdekaan Palestina. Massa aksi berkumpul di pelataran rektorat melakukan orasi-orasi dari berbagai perwakilan mahasiswa dan serempak meneriakkan berkali-kali kalimat kemerdekaan bagi Palestina.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Palestina, Muhammad Fawaz, menyampaikan urgensi dari aksi ini sebagai bentuk memperingati Hari Nakba, yakni hari pengusiran besar-besaran bangsa Palestina oleh Israel serta menyebarkan kepedulian terhadap genosida yang terjadi di Palestina kepada seluruh sivitas akademika di UPNVJ.

“Jadi, Hari Nakba sudah terjadi dua kali dan yang kali ini Hari Nakba ketiga. Ada dua juta penduduk terusir dari rumahnya dari warga-warga Gaza sekarang sudah bergeser ke paling ujung dari negara Palestina dan ini sudah berbatasan dengan negara Mesir, Rafah,” jelas Fawaz kepada ASPIRASI di tengah aksi yang dilaksanakan pada Senin, (27/5).

Pernyataan Sikap dan Seruan Massa Aksi pada Aksi Bela Palestina 

Berbagai tekanan dan serangan yang dilakukan terhadap Israel terhadap Palestina selama bertahun-tahun tidak kunjung usai. Hingga saat ini, serangkaian pengusiran besar-besaran oleh Israel memperparah kondisi masyarakat Palestina.

Meningkatnya korban jiwa dan memburuknya kondisi kemanusian di sana jelas tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, digelar aksi solidaritas ini supaya mahasiswa, dosen, hingga seluruh sivitas akademika teredukasi sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Tidak berhenti disini, gerakan solidaritas tersebut dilanjutkan dengan mengajak seluruh sivitas akademika untuk melakukan Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS), aksi media, edukasi diri, donasi, dan berdoa sebagai langkah konkrit untuk membantu warga Palestina.

“Bangsa Palestina sedang tersakiti dan kami berharap akan ada gerakan-gerakan lanjutan dari ini,” tukas Fawaz menegaskan.

Di kesempatan yang sama, Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UPNVJ, Fadli Yudistira, menyatakan dalam waktu dekat akan ada gerakan-gerakan pencerdasan menentang pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) lainnya.

Fadil menambahkan, aksi lanjutkan akan diselenggarakan dengan melakukan pencerdasan-pencerdasan serta mengaktifkan kembali campaign melalui media sosial. Tak hanya itu, aktivitas sebagai bentuk dukungan dapat berupa diskusi publik, bedah buku, dan sebagainya.

“Secara runtutannya lebih ke arah kita mau bangun lagi diskusinya. Entah diskusi publiknya atau bedah buku-buku soal Palestina, itu yang nanti akan kita kejar dalam jangka waktu dekat untuk distribusi kesadarannya lebih luas lagi,” jelas Fadli saat diwawancarai ASPIRASI pada Senin (27/5).

Di sisi lain, ada pun pernyataan sikap yang dituntut oleh sivitas akademika yang tergabung dalam UPNVJ SJP, antara lain:

  1. MENDUKUNG penuh segala bentuk usaha dan perjuangan bangsa Palestina dalam mendapatkan hak kemerdekaan.
  1. MENGUTUK segala bentuk perbuatan Israel yang terus melakukan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap bangsa Palestina.
  1. MENDUKUNG gerakan SJP di seluruh dunia dan MENDUKUNG hak kebebasan berpendapat untuk MENYUARAKAN DUKUNGAN terhadap Palestina.
  2. MENGAJAK seluruh civitas akademika UPN “Veteran” Jakarta untuk turut serta dalam gerakan solidaritas penegakkan keadilan di Palestina dengan terus menyuarakan dukungan baik secara moril maupun materil, serta doa terhadap bangsa Palestina. Dan MENYERUKAN aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya sebagai langkah konkrit menghentikan genosida di Palestina.
  3. MENDORONG pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif dan menguatkan langkah yang telah dilakukan selama ini melalui forum PBB, OKI, dan organisasi lainnya sebagai langkah diplomasi yang tegas terhadap kemerdekaan bangsa Palestina sesuai dengan amanat UUD 1945. Serta MENDESAK pemerintah Indonesia untuk meratifikasi Konvensi Genosida 1949.

Semangat Partisipasi Kema UPNVJ dalam Penolakan Terhadap Genosida Israel

Alasan kemanusiaan dan perasaan geram serangan Israel terhadap masyarakat Palestina yang tidak kunjung hentinya menjadi dorongan kepada Keluarga Mahasiswa (Kema) UPNVJ dalam ikut berpartisipasi di aksi solidaritas ini.

Aksi kemanusiaan yang digelar ini merupakan bentuk kesadaran bahwa genosida merupakan pelanggaran HAM, dan harus segera dihentikan. Ditambah lagi, permasalahan internasional yang terjadi di Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang perlu dikritisi lebih lanjut terkait hak veto.

Dosen Fakultas Hukum (FH), Muhammad Arrafah, mengelaborasi lebih lanjut bahwa ada sekitar 143 negara telah memilih untuk berpihak kepada Palestina dan mengecam perbuatan Israel, tetapi hak veto dari negara-negara besar menghalanginya.

“Hak veto itu selalu seakan-akan itu adalah benar dari satu negara besar, nah ini yang saya kritisi sebenarnya sementara pengetahuan universal mengatakan bahwa ini pelanggaran, tapi ada saja negara yang mem-backup bahwa itu bukanlah genosida,” tuturnya kepada ASPIRASI di kesempatan yang sama.

Sementara itu, antusiasme mahasiswa UPNVJ juga terlihat ketika turut ikut serta dalam aksi solidaritas tersebut, salah satunya Muhammad Afif, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) angkatan 2023.

Afif menyatakan, bahwa isu ini lebih dari sekadar isu politik. Genosida Israel merupakan isu kemanusiaan yang menuntut perhatian dan tindakan segera, membuat Afif merasa memiliki tanggung jawab moral, menunjukkan solidaritas, dan menyuarakan keprihatinan terhadap pelanggaran HAM tersebut.

“Motivasi gue dalam ikut aksi solidaritas ini, maksud gue ini bukan soal agama, bukan soal politik, tapi soal kemanusiaan,” kata Afif kepada ASPIRASI pada Senin, (27/5).

Pada kesempatan yang sama, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) angkatan 2022, Euis Nabila juga prihatin dan tidak tinggal diam melihat penderitaan dan perjuangan yang dilakukan masyarakat Palestina dalam merebut kembali hak-hak kemerdekaan yang telah dirampas oleh Israel.

“Sebetulnya sebagai manusia itu tidak boleh hanya diam, melihat saudara kita di sana, melihat anak kecil, melihat ibu-ibu, melihat seorang wanita, ayah, bahkan binatang itu disiksa dan wafat secara sia-sia karena serangan Israel,” pungkasnya.

 

Foto: ASPIRASI/Zhufar, Mg

Reporter: Calvin Mg, Zhufar Mg | Editor: Nabila Adelita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *