Terpinggirnya Pemenuhan Fasilitas Penunjang Kegiatan UKM UPNVJ

Berita UPN

Meskipun fasilitas pemenuhan pendukung kegiatan UKM terus diupayakan oleh rektorat, beberapa UKM masih merasa haknya belum dipenuhi.

Aspirasionline.com — Bagi beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), permasalahan sarana prasarana merupakan persoalan yang terus dihadapi dari tahun ke tahun. Jangankan terpenuhinya fasilitas seperti peralatan penunjang kegiatan, pemenuhan terhadap ruang kesekretariatan pun masih menjadi persoalan bagi beberapa UKM.

Seperti yang dirasakan oleh salah satu UKM bela diri Taekwondo UPNVJ. UKM yang dikenal dengan nama Taveja itu bahkan telah mengajukan permohonan perihal ruang kesekretariatan selama bertahun-tahun.

Sempat redup di tahun 2006 dan muncul kembali pada tahun 2019, Taveja telah mengajukan prasarana yang dibutuhkan, terutama sekretariat. Namun, UKM yang dianggap masih anyar tersebut membutuhkan waktu untuk menumbuhkan rasa kepercayaan pada pihak kampus dengan mengikuti berbagai kejuaraan.

“Di 2019 sampai tahun ini udah mulai mengikuti berbagai macam rangkaian kejuaraan, yang akhirnya UPN udah mulai percaya bahwa kita emang layak buat dapat sekret,” ujar Ketua Umum Taveja Dendi kepada ASPIRASI pada Selasa, (27/6). 

Informasi perihal ruang sekretariat tersebut ia dapatkan tepatnya pada akhir tahun lalu bersamaan dengan informasi dari Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan UPNVJ Prasetyo Hadi mengenai pengadaan sekretariat baru.

Angin Segar Pemenuhan Sekretariat Usai Lama Berjuang

Hadirnya ruang sekretariat tersebut diapresiasi dengan baik oleh Taveja. Proses pengajuan dan penantian bertahun-tahun UKM bela diri tersebut akhirnya terwujud di tahun ini.

“Taveja sangat mengapresiasi atas hal itu, dimana sekret itu juga penting dan bagian dari hak per tiap UKM lah. Apalagi Taekwondo yang punya barang cukup banyak pasti butuh akan sekretariat,” ujar Dendi.

Namun, masih ada catatan penting yang menurut Dendi perlu dibenahi pihak kampus, yakni perihal tempat latihan yang belum memadai.

“Catatan pentinglah buat UPN terutama mengenai tempat latihan ya. Kami sering kali berbentrokan dengan UKM lain sehingga barangkali khawatir mengganggu UKM yang sedang menempati Ucok (Ubin Coklat FEB),” ujar Dendi.

Ia juga mengaku bahwa sebenarnya birokrasi kampus sangat mudah dalam menyetujui surat menyurat peminjaman tempat latihan, tetapi tidak mempertimbangkan apakah ada UKM lain yang akan menggunakan tempat tersebut atau tidak, sehingga seringkali adanya benturan jadwal dengan UKM lain.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu pemenuhan fasilitas matras yang sudah diajukan berkali-kali sejak kepengurusan sebelumnya dan tak kunjung dipenuhi. Padahal, matras tersebut sangat berguna untuk meredam benturan ketika ada anggota Taveja yang terjatuh saat latihan bela diri.

“Masih banyak sarpras (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan sebenarnya, makanya kami berharap UPN bisa lebih tanggap lagi terkait hal itu,” tutur Dendi.

Kekhawatiran Adanya Konflik dari Penggabungan Sekretariat

Kepala Sub Koordinator Bidang Kemahasiswaan Biro Akademik Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerja sama (AKPK) UPNVJ Deny Wijaya menjelaskan bahwa sebelumnya ada sekitar tujuh UKM yang belum memiliki ruang sekretariat. 

Namun, saat ini ia memastikan bahwa sejumlah tiga UKM yaitu AIESEC, PMI, dan Taveja telah mendapatkan ruang sekretariat, sementara empat UKM lainnya masih harus menunggu pembangunan ruang sekretariat yang baru.

“Rencananya dari (ruang sekretariat) teater itu kan besar sementara anggotanya saat ini masih minim ya, sehingga mereka nanti akan dialihkan ke atas. Nah, yang di bawah nanti disekat dan diisi oleh 4 sekretariat,” ujar Deny saat diwawancarai ASPIRASI di Gedung Rektorat UPNVJ Pondok Labu pada Jumat, (24/3).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Mahasiswa Bidikmisi Kartu Indonesia Pintar Kuliah (FORMASIKIP) UPNVJ Mahdavikia Cokro cukup terkejut ketika mendengar bahwa ruang sekretariat nantinya akan digabung menjadi empat ruangan sekaligus dengan UKM E-Sport, UKM Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), dan AIESEC.

Forum mahasiswa yang biasa menggelar kegiatan di selasar fakultas tersebut merasa kurang bebas dalam menempati sekretariat jika digabung dengan beberapa UKM lain.

“Kita harus ekstra hati-hati mengatur anggota-anggota kita kalau bisa jangan saling apa ya, takutnya saling senggol gitu,” tutur Mahda pada Sabtu, (25/3).

Sebelumnya, Mahda memang sempat mendapat kabar terkait pengadaan ruang sekretariat yang dibahas saat pemaparan program kerja UKM kepada rektorat UPNVJ. Namun, ia belum mendapat informasi lebih detail dan lebih lanjut terkait hal tersebut.

“Saya udah ngobrol dengan pihak kemahasiswaan dan udah dikasih tau juga dari akhir Februari itu kalau kita akan dapat ruangan di bekas (sekretariat) teater. Gitu doang informasi  yang kita dapat,” ujar Mahda.

Terkait terpinggirnya hak pemenuhan sekretariat yang juga menimpa pihak UKM Teater Hijau Lima Satu, ASPIRASI sudah menghubungi pihak UKM tersebut sejak bulan Maret hingga Juni untuk dimintai keterangannya terkait perpindahan sekretariat. Namun, hingga tulisan ini diterbitkan, tidak ada tanggapan yang didapat dari pihak UKM Teater.

Di sisi lain, menanggapi terkait masih adanya beberapa UKM yang belum menempati ruang sekretariat, Wakil Rektor (Warek) II Bidang Umum dan Keuangan UPNVJ Prasetyo Hadi menjelaskan bahwa saat ini pihak kampus masih berupaya dalam hal pemenuhan tersebut.

“Memang karena keterbatasan lahan tapi kita masih berupaya agar UKM itu ada sekretariatnya, tapi itu tadi kita perlu ada pengaturan-pengaturan tadi,” ucap Prasetyo kepada ASPIRASI pada Senin, (24/3).

Rencana Pembangunan Study Center

Kepada ASPIRASI, Prasetyo juga menjelaskan mengenai adanya rancangan pembangunan Study Center yang dimaksudkan untuk menunjang kegiatan seluruh UKM di UPNVJ.

Ia memaparkan bahwa nantinya akan dibentuk sebuah gedung fasilitas di mana seluruh UKM akan disatukan dengan dibentuk gedung berlantai yang rencananya akan selesai pembangunan di tahun depan.

“Jadi UKM itu nggak terpencar-pencar tapi menyatu. Jadi kedepannya memang sudah direncanakan, rencananya sudah ada, detailnya juga sudah ada, dan pembiayaannya juga sudah ada tinggal nunggu pelaksanaannya,” ujar Prasetyo penuh optimis.

Konsep Study Center tersebut diperuntukkan bagi seluruh UKM yang telah diberikan Surat Keterangan (SK) Rektor untuk melakukan kegiatan. Fasilitas tersebut diharapkan akan mencukupi kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan para UKM.

“Tapi bukan tempat untuk menginap ya, itu hanya sebagai tempat kesekretariatan dan jam 9 (malam) sudah harus ada batasannya,” terangnya.

Alasan pembangunan Study Center tersebut, selain karena kurangnya bangunan dalam pemenuhan ruang sekretariat, juga dikarenakan adanya rencana untuk menambah jumlah penerimaan mahasiswa sehingga ruang sekretariat lama akan diubah menjadi ruang kelas.

“Kita akan menambah jumlah mahasiswa di 2024-2025 itu sekitar 15 hingga 20 ribu mahasiswa, yang tadinya cuma tiga sampai empat ribu, dengan menambah ruang-ruang baru,” tutup Prasetyo.

 

Foto: Arsip ASPIRASI.

Reporter: Daffa Almaas. | Editor: Miska Ithra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *