
Gelar Pameran “Partisan” di Galeri Nasional, Otty Widasari Libatkan Warga Dalam Karyanya
Untuk melihat kembali gagasan tentang kesadaran media dan karya performas yang dikelola menjadi aksi bersama, Otty Widasari menggelar pameran tunggal ketiga bertajuk Partisan di Galeri Nasional Indonesia (8/3).
Aspirasionline.com – Galeri Nasional Indonesia merupakan gedung pameran seni rupa sekaligus sarana aktivitas dan apresiasi seni rupa yang terletak di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Beragam karya seni rupa modern hingga kontemporer dipamerkan di sana.
Dikutip dari laman website galeri-nasional.or.id, saat ini terdapat 1785 koleksi tetap karya seni dari seniman Indonesia dan manca negara yang dimiliki Galeri Nasional. Beberapa seniman tersebut antara lain ialah Raden Saleh, Hendra Gunawan, Affandi, S. Sudjojono, dan masih banyak yang lainnya.
Sebelum menginjakkan kaki di Galeri Nasional, pengunjung harus melakukan registrasi secara online terlebih dahulu, maksimal enam jam sebelum mengunjungi pameran. Setelah mendapatkan informasi reservasi yang dikirim lewat email, pengunjung baru bisa masuk ke dalam Galeri Nasional.
Bangunan Galeri Nasional didominasi oleh warna putih, ia terbagi menjadi dua gedung pameran, gedung B untuk pameran tetap dan gedung D untuk pameran tidak tetap. Saat memasuki ruang pameran, terlihat ada berbagai lukisan, sketsa, grafis, patung, keramik, fotografi, seni kriya, hingga seni instalansi yang melekat di setiap sisi gedung pameran.
Pengunjung terlihat berlalu-lalang bergantian melihat berbagai koleksi di sana. Ada yang berswafoto, membaca keterangan karya, hingga saling bertukar pikiran mengenai makna karya yang dipajang di sana.
Tasya Icha Salsa, salah satu pengunjung pameran mengatakan ia bersama lima temannya mengunjungi Galeri Nasional untuk melihat beberapa pameran yang ada di sana.
“Menarik, cuma kalau untuk orang yang ga ngerti tentang seni pasti bakalan bingung terus bosan,” ungkap Tasya kepada Aspirasi pada Jumat, (18/3) saat ditanyai mengenai kesan mengunjungi pameran tersebut.
Partisan Sebagai Pameran Tunggal Ketiga Otty Widasari
Tak hanya pameran tetap, pameran tidak tetap atau temporer juga kerap kali diadakan di Galeri Nasional. Seperti pada hari Jumat (18/3), saat Aspirasi berkunjung ke Galeri Nasional, terdapat pameran temporer bertajuk Partisan yang tengah berlangsung sejak 9 Maret-8 April 2022.
Pameran Partisan adalah pameran tunggal ketiga Otty Widasari, seorang seniman, kurator, pembuat film, penulis, dan salah satu pendiri organisasi Forum Lenteng yang berbasis di Jakarta. Ia membuat program yang memberikan fasilitas workshop literasi media di berbagai daerah di Indonesia.
Bersama warga, ia kemudian menulis sendiri narasinya yang mungkin tidak akan masuk dalam pemberitaan. Dari narasi-narasi itu, hadirlah karya-karya teks yang kemudian dipamerkan di Gedung D, Galeri Nasional.
Pameran yang telah digagas sejak 2018 lalu itu berlangsung pada 9 Maret hingga 8 April 2022. Pameran ini terbagi dalam beberapa sesi kunjungan, tiap sesinya berdurasi 55 menit. Pameran ini juga dilengkapi dengan tur kuratorial pada 13 Maret 2022 dan sesi pertunjukan dari seniman-seniman yang berasal dari beberapa lokasi di Indonesia.
Sebagai pameran ketiga yang akan menutup rangkaian proyek pameran tunggal Otty sejak tahun 2015, Partisan telah menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk persiapan karya hingga alurnya. Pameran ini seharusnya dilaksanakan di tahun 2020 di Galeri Nasional, tapi karena pandemi akhirnya pameran berlangsung di tahun ini.
Menurut Luthfan Nur Rochman, kurator pameran Partisan, ruang performans adalah satu-satunya karya baru pada pameran ini. Selebihnya ialah karya lama berbasis tulisan yang telah ditulis sejak dua dekade lalu dan kemudian diproduksi dengan cara disablon.
“Kebetulan di pameran ini hampir gak ada karya baru ya. Karya barunya adalah karya yang di ruang performans, yang ada lakban-lakban. Selebihnya karya-karya lama,” jelas Luthfan.
Selain itu, juga terdapat ruang audio visual yang menayangkan video-video yang merupakan karya-karya penting Otty sejak tahun 2013 hingga 2018 yang menyimpan ide tentang apa yang dikerjakan Otty.
“Kalau video-video yang ada di ruangan ini, itu karya-karya penting dari Mbak Otty dari tahun 2013 sampai 2018. Tapi keempat video ini semacam menyimpan ide tentang apa yang dikerjakan Otty Widasari selama 20 tahun ini,” lanjut Luthfan ketika ditanya mengenai lama proses pembuatan seninya.
Lewat pameran ini, Luthfan berharap agar masyarakat dapat mempertanyakan kembali, mengkritisi, dan menyadarkan pemerintah lewat berbagai teknologi media yang hadir saat ini.
“Teman-teman dan seniman di sini bisa saling belajar bahwa kita itu bisa, loh, mempertanyakan ulang, mengkritik, atau menyadarkan pemerintah dan orang-orang pemegang kepentingan, bahwa kita itu berhak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik,” kata Luthfan kepada Aspirasi.
Reporter: Verena Nisa, Fadli Mg. | Editor: Miska Ithra