FIKES UPNVJ berhasil mencapai Akreditasi Internasional ASIIN untuk periode 2025-2026 dan berkomitmen memenuhi fasilitas penunjang guna mengoptimalkan perpanjangan akreditasi hingga tahun 2030.
Aspirasionline.com – Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) berhasil meraih akreditasi internasional dari Accreditation Agency for Degree Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics (ASIIN) untuk periode 2025-2026.
Adapun, Program Studi (Prodi) yang berhasil mendapatkan akreditasi internasional ASIIN meliputi S1 Gizi, S1 Keperawatan, S1 Kesehatan, dan Program Profesi Ners.
Desmawati, Dekan FIKES UPNVJ menyampaikan bahwa akreditasi internasional ini diperoleh melalui proses panjang, dukungan, dan keterlibatan banyak pihak.
“Jadi, bahagia sekali setelah semua proses itu dijalani dengan luar biasa, berkat keguyuban dan kesolidan kami di Fakultas Ilmu Kesehatan baik itu dosen, tendik (tenaga pendidik), hingga sekuriti dan OB (office boy) karena semuanya pasti akan ditanya, dilihat, dan dipantau,” jelasnya kepada ASPIRASI melalui Zoom Meeting pada Senin, (27/5).
Desmawati juga menuturkan bahwa berbagai aspek dipantau dan diobservasi sebagai cakupan standar penilaian untuk memperoleh akreditasi ASIIN, seperti kurikulum, visi-misi universitas, kegiatan, hingga fasilitas penunjang perkembangan mahasiswa lainnya.
“Mulai dari kurikulum, visi-misi universitas, kemudian diturunkan ke visi-misi fakultas dan prodi, hingga implementasinya kepada mahasiswa. Kurikulum dan pembelajaran pastinya, lalu pengembangan dosen, penelitian, dan pengabdian bersama mahasiswa juga karya-karya yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa, semua itu dinilai,” tuturnya.
Di sisi lain, capaian ini menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi fakultas ataupun mahasiswa atas akreditasi internasional yang diberikan.
Salah satu mahasiswa Prodi S1 Gizi angkatan 2023, Antonius Gunawan, turut menyatakan bangga atas pencapaian yang diraih. Meskipun masih banyak kekurangan, ia mengatakan akreditasi ini menjadi privilege dan kesempatan peluang dalam memasuki dunia kerja.
“Artinya, sebuah kesempatan yang lebih baik daripada yang lain untuk mendapatkan peluang untuk masuk, mungkin pekerjaan ataupun sedikit memperbagus nama fakultas juga, sih,” terang Antonius kepada ASPIRASI pada Senin, (5/5).
Masih dalam Tahap Pemantauan, Evaluasi dan Masukan Tetap Diperlukan Untuk Perpanjangan Akreditasi hingga Tahun 2030
Akreditasi internasional ASIIN yang diperoleh saat ini masih dalam tahap pemantauan hingga tahun 2026. Sehingga, Desmawati mengonfirmasi bahwa sejumlah persyaratan dan rekomendasi masih harus dipenuhi karena akan memengaruhi perpanjangan masa berlaku akreditasi.
“Kalau tidak diperbaiki itu (persyaratan dan rekomendasi), jadi hasil akreditasi ini hanya diakui tahun 2026, hanya setahun gitu ya, diakuinya. Tetapi kalau kita ikuti atau kita revisi, kita penuhi requirement (persyaratan) dan recommendation (rekomendasi) yang minor (kekurangan kecil) itu berlaku sampai 2030, seperti itu,” tegasnya.
Desmawati mengungkapkan, salah satu persyaratan dan rekomendasi akreditasi adalah perbaikan tampilan website FIKES. Meski mengakui bahwa website FIKES sudah termasuk yang terbaik, pihak fakultas tetap berkomitmen melakukan pembaruan dengan bekerja sama bersama tim Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UPNVJ untuk meningkatkan kualitas website tersebut.
“Jadi, hal-hal itu (perbaikan website) kita sudah siapkan timnya. (Pihak FIKES) kerja sama dengan TIK universitas dan itu sudah bekerja ini setiap minggu (seminggu), (tepatnya) setiap hari Kamis, kita kumpul untuk mem-follow up seperti apa perkembangan yang sudah kita revisi,” ungkap Desmawati.
Lebih lanjut, Desmawati juga menyampaikan bahwa pemetaan dosen menjadi salah satu aspek yang perlu direvisi. Menurutnya, FIKES sebenarnya sudah memiliki data pemetaan tersebut, namun diperlukan penyempurnaan agar lebih progresif.
“Mapping (pemetaan) dosen ke depan, kapan jadi rektor kepala, kapan jadi guru besar. Itu (pemetaan dosen) sebenernya kami sudah punya, cuman ya mungkin supaya lebih cepat, Betul-betul, ini jadi kejadian, semakin banyak guru besarnya, profesornya,” terang Desmawati.
Meski Raih Akreditasi Internasional, Minimnya Fasilitas Kembali Dipertanyakan
Adanya pencapaian akreditasi internasional ASIIN menimbulkan berbagai reaksi dari mahasiswa yang mempertanyakan persoalan kurang sepadannya fasilitas penunjang yang diberikan universitas.
Hal ini diungkapkan Ivana Adiba Rahmi, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIKES 2025. Ivana menjelaskan sampai saat ini keluhan yang sering disampaikan mahasiswa meliputi kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar, kapasitas kelas, sampai penggunaan aplikasi meeting online di luar pengguna Mahasiswa FIKES.
“Dosennya yang masih kekurangan dan kelas yang masih tumpang tindih. Bahkan, penggunaan Zoom Meeting pun yang seharusnya terbuka hanya untuk mahasiswa FIKES dijadikan untuk pertemuan di BEM Universitas dan di ormawa (organisasi mahasiswa) lain,” terang Ivana kepada ASPIRASI melalui Zoom Meeting pada Senin, (5/5).
Keluhan serupa juga didapat oleh Jilan Anindya Prawandono, Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat. Ia menjelaskan bahwa ketidaknyamanan berasal dari fasilitas toilet yang dinilai kurang menjaga privasi mahasiswa.
“Untuk toilet perempuan sendiri yang mana sebenarnya perempuan itu lebih butuh privasi, terutama kita mahasiswa yang muslim gitu, toiletnya tuh enggak ada penghalang atau sekatnya gitu,” kritiknya saat ditanya ASPIRASI pada Sabtu, (10/5).
Sementara itu, Dimas Athallah Yudianto, Mahasiswa Keperawatan 2024, menilai bahwa sejumlah peningkatan fasilitas sudah mulai dirasakan seperti tempat belajar di selasar yang sebelumnya terbatas dan membuat mahasiswa harus berebut tempat duduk, kini sudah mulai membaik.
“Tapi bangkunya cukup sedikit jadi harus berebut. Sekarang, bangkunya sudah lebih banyak dan lebih nyaman,” ungkap Dimas kepada ASPIRASI melalui Zoom Meeting pada Sabtu, (3/5).
Menanggapi berbagai keluhan, Desmawati menyatakan bahwa pemantauan terhadap kerusakan dan kekurangan terus dilakukan, dan mengingatkan agar setiap kerusakan segera dilaporkan.
“Karena kami di sini bagian tendik (tenaga pendidik) siap selalu, justru malah sampai malam. Itu yang terkait dengan sarpras (sarana prasarana) itu masih ada, standby (siaga). Jadi Insyaallah, hal-hal itu bisa diatasi,” jawabnya menutup wawancara.
Ilustrasi : Fitrya
Reporter: Fitrya, Mg. & Siti, Mg.| Editor: Azaliya Raysa