Ribuan Buruh Duduki Wilayah MH Thamrin Seharian Penuh
Ribuan buruh kembali turun ke jalan. Mereka memperjuangkan nasib mereka pasca terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) yang baru.
Aspirasionline.com – Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) hingga hari ini masih mendapat penolakan dari masyarakat luas, terutama dari para buruh. Setelah sempat dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pasca diuji formiil, pemerintah dengan kelicikannya malah menerbitkan kembali UU Ciptaker lewat prosedur penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 terlebih dahulu.
Kamis, (10/8), ribuan buruh kembali memadati jalan. Mereka melakukan demonstrasi untuk menolak penetapan dan penerapan UU Ciptaker yang telah secara nyata memberikan kerugian besar kepada para buruh.
“Kalau dari GEBRAK (Gerakan Buruh Bersama Rakyat) sendiri yang sudah terkonfirmasi sudah ada lebih dari 6.000 sampai 7.000. Mungkin kalau dari Aliansi Aksi Sejuta Buruh (AASB) mungkin lebih banyak lagi,” ujar Unang Sunarno, Ketua Umum Gebrak kepada ASPIRASI saat diwawancarai langsung di jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis, (10/8).
Massa buruh terlihat telah memadati jalan di bilangan MH Thamrin sejak pukul 10.00 WIB. Mereka melakukan longmarch dari gedung International Labour Organization (ILO) hingga ke arah Bank Indonesia. Namun, terdapat sedikit halangan setelah adanya blokade oleh pihak kepolisian ke massa lain yang ingin bergabung di sekitar daerah Slipi-Tomang.
Dipayungi teriknya matahari, orasi perjuangan diteriakkan dari atas mobil komando.
“Cabut Omnibus Law, cabut UUCK (UU Cipta Kerja), sekarang juga!” teriak Nugroho, koordinator lapangan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK).
GEBRAK: Tuntutan Kami Masih Sama, Cabut UU Ciptaker
Nasib para pekerja yang selama ini masih sering dirugikan menjadi semakin buruk selepas terbitnya UU Ciptaker. Substansi peraturan yang dinilai bermasalah oleh buruh menjadi dasar dilakukannya penolakan.
“Tuntutan sendiri dari tiga tahun yang lalu ya terkait tentang UU Ciptaker yang sudah dari awal sudah kita pelajari banyak substansi secara isinya itu sudah merugikan buruh,” terang Sunarno.
Tuntutan untuk pencabutan UU Ciptaker ini sendiri juga didukung oleh Dimas Bagus Arya, Ketua Umum Kontras. Menurutnya, UU Ciptaker hanya akan menyengsarakan rakyat luas dan menimbulkan semakin banyak kerugian.
“Proses implementasi UU Ciptaker itu masih terbukti menyengsarakan rakyat. Di awal ketika pembentukan Presiden Joko Widodo menjelaskan soal UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Ciptaker yaitu untuk kemaslahatan dan kemanfaatan untuk rakyat banyak, tapi nyatanya masih banyak represi. Masih banyak ketidakadilan dari kalangan buruh, petani, nelayan, dan juga kaum masyarakat miskin kota,” jelas Dimas ke reporter ASPIRASI.
Dimas melanjutkan, gerakan ribuan buruh dan masyarakat sipil untuk menolak UU Ciptaker ini sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, saat ini sedang dilakukan Judicial Review kembali ke MK terhadap UU Ciptaker yang terbaru.
“Harusnya tuntutan dari rakyat hari ini diterima dan dilakukan pemenuhannya,” tegas Dimas kembali.
Massa Buruh Tetap Bertahan Hingga Tengah Malam
Ribuan massa gabungan buruh dan masyarakat sipil tetap bertahan di jalan meski dihujani terik matahari. Sore menjelang waktu maghrib, barisan massa terlihat bergerak maju menuju patung kuda.
Terlihat pula massa lainnya dengan mobil komando memenuhi lingkar jalanan di sekitar air mancur. Hal ini membuat akses lumpuh total dan menimbulkan kemacetan.
Namun meski begitu, aksi berjalan cukup kondusif meski sempat diwarnai oleh aksi pembakaran kayu dan instrumen aksi lainnya. Tidak ada bentrok yang terjadi dengan pihak kepolisian. Bahkan, terlihat barikade polisi ditarik mundur dari barisannya.
“Aksi demonstrasi ini semua dilakukan dengan tertib sesuai prosedur ada pemberitahuan di kepolisian dan perusahan-perusahan dan ini berkaitan dengan aturan UU yang sedang kita tuntut,” terang Sunarno pada Kamis, (10/8).
Massa buruh baru mundur meninggalkan lokasi aksi di tengah malam, sekitar pukul 00.00 WIB. Namun, karena tidak adanya respon dari pemerintah, massa berjanji akan kembali turun ke jalan kembali untuk menuntut dicabutnya UU Ciptaker.
“Kita akan terus tetap melakukan dorongan, melakukan aksi-aksi selanjutnya dalam bentuk protes agar selanjutnya pemerintah dan presiden itu lebih memperhatikan dan berpihak kepada rakyat dari pada kepada kaum-kaum penguasa dan kaum elite,” tutup Dimas tegas.
Foto: ASPIRASI/Alfin Zai.
Reporter: Alfin Zai | Editor: Vedro Imanuel.