Geliat Dinamika Hari Kelulusan
Pemegang pedel sidang oleh mahasiswa, kurang kondusifnya prosesi wisuda, hingga catatan untuk para sarjana dari Menristekdikti, semua terangkum dalam wisuda ke-57 kali ini.
Aspirasionline.com – Tak lama setelah sang fajar terbit, hangatnya langsung menyentuh permukaan kulit pagi itu, Rabu (21/9). Kehangatan juga tampak pada wajah-wajah para wisudawan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) yang hadir pada hari kelulusannya. Tepat hari itu, para wisudawan akan segera menanggalkan status mahasiswanya. Senyum-senyum tampak begitu bahagia, tak ada guratan kesedihan yang terukir diwajah. Berbalut toga kebanggaan yang telah dinanti-nanti sejak kuliah, melangkah gagah memasuki gedung Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, bersama dengan orang tua atau wali yang menemani.
Menurut data dari Biro Administrasi & Akademik (Biro AA), wisuda ke-57 kali ini UPNVJ meluluskan sebanyak 1.170 orang (lihat pada info grafik hal. 4). Dengan lulusan terbaiknya adalah Iwenda Nalendrya, wisudawati jurusan Ilmu Gizi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,97. Pihak Biro AA pun menambahkan, hingga saat ini UPNVJ telah meluluskan sebanyak 46.821 orang.
Ketika memasuki arena wisuda, para wisudawan yang datang kebingungan untuk mencari tempat duduknya, hal ini mengakibatkan awal prosesi wisuda berjalan kurang kondusif. Sebenarnya tata letak duduk wisudawan telah diatur. Para wisudawan dari berbagai fakultas menempati kursi di bawah, sementara orang tua atau wali mendapat tempat duduk di area tribun gedung lantai dua.
Pembawa acara memberi informasi bahwa sidang senat akan segera berlangsung tepat pukul 08.30 WIB. Semua mata tertuju pada Senat UPNVJ yang telah memasuki ruang. Tak seperti wisuda sebelumnya, Rizky Fauzi didaulat sebagai pemegang pedel, perwakilan dari Resimen Mahasiswa (Menwa). Ia bertugas sebagai pengganti karena pemegang pedel yang seharusnya berhalangan hadir. “Saya ditunjuk 10 menit sebelum acara dimulai,” tambahnya.
Suasana yang terasa khidmat saat mendengarkan sambutan, tiba-tiba mencair akibat suara nyanyian. Suara merdu itu berasal dari seorang wisudawati Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES), Maria Kristin Emilia Nababan, yang bernyanyi untuk menghibur seisi arena wisuda. Usai ia mendendangkan lagunya, prosesi wisuda pun dilanjut dengan menyanyikan lagu Mars UPNVJ.
Saat yang ditunggu pun tiba, usai menyanyikan lagu Mars UPNVJ, pembawa acara mulai memanggil nama wisudawan dan wisudawati secara bergantian untuk penyematan toga dan pemberian ijazah oleh Rektor UPNVJ Eddy S. Siradj. Kegiatan berlangsung diselingi dengan tarian yang dibawakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Veteran Jakarta (STVJ).
Ketika penyematan toga dan pemberian ijazah selesai, para wisudawan banyak yang keluar-masuk dari arena wisuda tanpa izin. Panitia dan petugas kemananan dari Menwa nampak tidak tegas dalam menindaklanjuti hal tersebut.
Tak lama berselang wisudawan dari Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Nanda Eka dan Angga, memecah keheningan. Mereka menyanyikan sebuah lagu yang tak asing ditelinga, ‘Laskar Pelangi’. Usai itu, keadaan kembali hening tatkala janji wisudawan diikrarkan.
Keheningan bertambah saat wisudawan terbaik dari Fakultas Kedokteran (FK), Sylvia Wahyu R memberikan sambutannya. “Jadilah pribadi yang rendah hati dan bersahaja atas gelar yang diraih, sebab dengan gelar tersebut bukan berarti kita harus menjadi angkuh dan sombong,” dengan lantang ia bersuara.
Waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB saat acara wisuda diakhiri. Ini membuat para wisudawan langsung berhamburan keluar arena wisuda, seolah tak sabar untuk berbagi kebahagiaan pada sanak saudara, dan mengabarkan pada dunia bahwa mereka telah resmi menjadi seorang sarjana, yang kelak akan mengharumkan nama bangsa dan negara.
Akreditasi dan Tantangan Hadapi MEA
Ditengah prosesi wisuda ke-57, usai lagu kebangsaan Indonesia Raya, Rektor UPNVJ Eddy S. Siradj diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya. Seluruh peserta terlihat memperhatikan dengan khidmat sekaligus mendengarkan apa yang disampaikan oleh Eddy. Eddy mengatakan bahwa sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, UPNVJ telah bekerja keras untuk memperbaiki serta memperoleh status akreditasi. “Tahun ini akreditasi jurusan Menejemen meningkat dari B, menjadi A,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga menginformasikan bahwa tahun ini penerima beasiswa Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) UPNVJ meningkat hingga 200 orang, yang jika dibandingkan dengan tahun lalu hanya 74 orang.
Direktorat Jenderal Pembelajaran Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Sutrisno Wibawa pun diberi kesempatan yang sama. Dalam sambutannya, ia mengingatkan akan tantangan para sarjana agar dapat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Bahwa dalam menghadapi tantangan tersebut, erat sekali kaitannya dengan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam MEA, SDM dituntut memiliki kepribadian yang handal dan berkualitas.
Sutrisno juga mengatakan bahwa sejalan dengan itu semua, UPNVJ yang notabene merupakan sebuah institusi pendidikan juga dituntut untuk memiliki daya saing bangsa ke depannya. “Jadi bagaimana UPNVJ ke depannya, tidak hanya sekedar melahirkan lulusan saja, melainkan juga melahirkan lulusan yang dapat memahami permasalahan di Indonesia,” tutupnya.
Reporter : Tri Ditrarini Saraswati
Editor : Haris Prabowo