Raul-Alpin: Usung Visi Perubahan untuk Kampus UPNVJ

Berita UPN

Pemira 2024 di UPNVJ kembali digelar, paslon nomor urut tiga, Muhammad Raul Zikra Sarya dan Alpin Stephanus Hasiholan, gaungkan visi perubahan untuk kampus UPNVJ.

Aspirasionline.com – Kegiatan Pemilihan Raya (Pemira) 2024 Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kembali hadir sebagai bagian dari proses demokrasi tahunan kampus. Tahun ini, Pemira kembali menghadirkan tiga paslon ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPNVJ yang siap memperebutkan suara dari Keluarga Mahasiswa (Kema) UPNVJ. 

Salah satu dari ketiga paslon tersebut adalah paslon nomor urut tiga, Muhammad Raul Zikra Sarya, calon ketua BEM UPNVJ 2025/2026, yang merupakan mahasiswa S1 Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) angkatan 2022, yang didampingi oleh Alpin Stephanus Hasiholan sebagai calon wakil ketua BEM UPNVJ 2025/2026, yang merupakan mahasiswa S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) angkatan 2022.

Menjelang masa tenang, Reporter ASPIRASI berhasil melakukan wawancara eksklusif dengan paslon nomor urut tiga di Selasar FEB UPNVJ pada Jumat, (8/11). Dalam kesempatan ini, paslon 03 menyampaikan visi, misi, serta program kerja (Proker) yang akan mereka bawakan jika terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM UPNVJ 2025/2026.

Berikut adalah hasil wawancaranya.

Apa alasan paslon 03 memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua dan Wakil BEM UPNVJ tahun ini?

Sebenarnya tadi ketika berbicara, ‘Kenapa sih mau naik jadi ketua BEM? Kenapa mau jadi calon wakil ketua BEM?’, sebenarnya ini ambisi yang sudah dipupuk dari lama, ambisi ataupun niat baik untuk kita menjadi seorang mahasiswa mengabdi pada organisasi, mengabdi pada kampus ataupun coba untuk bermanfaat untuk Kema, gitu. Dalam artian, niat baik kita berdua ingin menjadi suatu pemimpin, itu yang coba untuk bisa bermanfaat untuk Kema. Jadi, hal yang memang mau kita bawa, hal yang mau kita gaungkan, ya perubahan. Karena, balik lagi, apa yang menjadi sekurang-kurangnya BEM tahun ini, itu menjadi capaian kita ataupun semangat kita untuk bisa membuat BEM tahun depan lebih baik lagi.

Paling kalau dari aku (Alpin), sebenernya pertama tuh pas masuk BEM. Pas semenjak masuk BEM itu, aku lihat ternyata masih banyak yang miss. Jadi, aku pengen punya ambisi buat memperbaiki itu sebenarnya dan juga disemangati oleh teman-teman. Itu mereka semangatin supaya buat naik karena dilihat gua punya kesempatan di situ dan punya kapasitas jadi buat memimpin suatu organisasi yang lumayan besar.

Kenapa memilih Narendraswara sebagai nama kabinet?

Iya, Narendraswara. Narendra artinya pemimpin yang bijaksana, adil, dan semoga bisa menjadi suatu prinsip bagi kami. Ya, Swara artinya suara atau bunyi. Ketika memilih nama ini, saya (Raul) rasa ini menjadi suatu capaian kita ataupun pegangan kita di tahun depan. Ini juga sebagai pengingat kita berdua bahwa pemimpin harus menjadi yang adil, bijaksana. Begitupun terhadap pucuk pimpinan yang nantinya ada di kementerian bahkan departemen-departemen, ini jadi suatu yang memang kita semua harus menjadi pemimpin yang bijaksana dan adil, saya rasa, untuk kebermanfaatan Kema, untuk bersuara setidak-tidaknya kepentingannya, bukan kepentingan pribadi, tapi kepentingan Kema. Untuk pemilihan nama, melalui diskusi yang panjang, kita coba pikirkan matang-matang. Akhirnya menjadi, nggak hanya nama tapi menjadi sebuah doa juga untuk menjadi pemimpin yang bijaksana. Dan juga bersuara untuk kepentingan Kema UPN “Veteran” Jakarta dan ya, alhamdulillahnya bisa masyarakat bahkan Indonesia.

Apa Visi Misi yang Dibawakan oleh Paslon 03?

Kalau untuk visi, kita tuh di tahun depan mewujudkan Badan Eksekutif Mahasiswa yang inklusif, pertama, terus berintegritas dan berorientasi pada kolaborasi untuk kebermanfaatan kampus, masyarakat, dan juga Indonesia. Karena ketika berbicara visi, ini menjadi suatu ide besar kita di tahun depan yang kita bawa di dalam organisasi itu tersendiri. Berbicara kata inklusif berarti nggak ada sekat bagi siapapun untuk bisa bersuara, nggak ada ruang-ruang yang tertutup, kita buka semuanya, siapapun yang menghadapi masalah, siapapun yang membutuhkan BEM Universitas (BEM-U) akan ada di sana. Dan juga berintegritas, saya rasa organisasi apapun harus punya integritas yang tinggi, begitu pun BEM Universitas dan juga para pemimpinnya. Dan menariknya orientasinya pada kolaborasi, dalam artian ketika makna inklusif itu tadi nggak ada sekat, makna kolaborasinya adalah bagaimana kita coba untuk bareng-bareng sama teman-teman fakultas, bahkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Kelompok Studi Mahasiswa (KSM), bahkan himpunan, untuk kita bisa kolaborasi untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan kampus.

Paling kalau misinya, itu yang pertama ada kita coba untuk menyediakan platform inklusif bagi Kema UPN Veteran Jakarta, tentang ide dan gagasan dan inovasi dia. Lalu yang kedua, kita coba untuk memahami ataupun menekan teman-teman, nggak menekan, ya, berarti memberikan wadah teman-teman Kema untuk bersikap kritis lah seperti contoh kegiatan-kegiatan seperti sosial, politik, seni, budaya, dan juga olahraga, gitu. Dan yang ketiga itu ada menginisiasi program-program kerja pengabdian masyarakat yang relevan untuk memperkuat pengabdian UPN “Veteran” Jakarta berdampak pada masyarakat luas. Lalu ada membangun hubungan yang harmonis antara rektorat ataupun pemangku kebijakan di kampus untuk memperkuat peran Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai jembatan lidah keluarga mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta itu tersendiri. Lalu ada menanamkan nilai-nilai perjuangan sesuai dengan kebangsaan dalam bidang pergerakan. Lalu ada membuat ruang yang aman dan ramah untuk perempuan dan disabilitas.

Apa proker unggul yang membedakan paslon 03 dengan paslon lain?

Sebenarnya paling kalau tentang proker ya, proker itu kita pertama ada Evaluasi Akbar. Ini mungkin yang tidak dipunyai sama dua pasangan lain. Karena sepanjang kita jalan, ini kita lihat cuma di kita doang adanya. Jadi, mungkin Evaluasi Akbar ini sistemnya ada forum nanti, forum besar dihadiri sama BEM Fakultas maupun himpunan. Di situ juga ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)  atau bahkan bisa KSM (Kelompok Studi Mahasiswa). Di situ nanti kita menentukan arah gerak kita, lah. Isu-isu apa yang kita bawa di satu tahun ke depan, baik di internal maupun di eksternal. Mungkin ya tentang birokrasi, tentang dana pagu, dan lain-lain, tentang internal. Mungkin tentang eksternal-nya itu tentang situasi politik nasional, lah. Itu kita rundingin di situ biar satu otak, lah kita semua satu visi, satu misi ke depan bagaimana.

Itu abis itu ada Advokasi Bareng Fakultas. Nah, di situ sebenarnya apa yang udah kita rumuskan di Evaluasi Akbar itu kan kita running, kan. Nah, itu kita cek di Advokasi Bareng Fakultas ini, sudah sampai mana kerjaannya universitas, sudah sampai mana kerjaannya fakultas. Jadi di situ kita ngecek, apakah ada misscom di situ atau ada yang belum dikerjakan, di situ itu bakal dievaluasi di situ. Itu mungkin kayak biasa saja, lah, tapi ada bareng fakultas ini mungkin jadi gebrakan baru. Karena biar yang kita pengen tuh nggak ada gap di antara universitas ke fakultas. Jadi, nggak ada misscom di situ, nggak ada underestimate

Yang ketiga tuh ada Sekolah Politik Pergerakan. Mungkin ini sekolah politik pada umumnya, lah. Kayak tentang bagaimana aksi di jalan dan lain-lain. Bagaimana agitasinya untuk dilempar ke IG (Instagram)  atau sosmed (Sosial Media) dan lain-lain, lah.

Abis itu ada Veteran Competition. Nah, ini mungkin ada di kita doang. Ada di kita doang. ‘Kenapa?’ Karena ini ide gue (Alpin), sebagai Koordinator Bidang Minat dan Bakat tahun ini. Gue ngeliat tuh eventual tuh terlalu padat, terlalu apa ya, nggak efektif, lah. Jadi, terlalu banyak rangkaiannya itu mungkin gue satuin, gue merger antara internal-internal atau eksternal-eksternal jadi nggak ada kepanitiaan yang dua-dua lagi atau SUP yang dua-dua lagi. Karena itu keluhan juga dari mahasiswa SUP yang mahal apalagi di tingkat universitas. Habis itu program banyak, jadi gue nggak mau ada itu. Jadi KEMA juga bisa main ke fakultasnya, main ke himpunan nya, dan lain-lain.

Habis itu ada mungkin Perempuan Hebat. Ini mungkin berbentuk kelas ataupun seminar. Jadi itu kelas atau seminar bisa bertema leadership, bisa bertema mungkin politik, mungkin ekonomi, mungkin education, mungkin hukum, mungkin kesehatan atau teknologi, itu mungkin.

Apa alasan dan urgensi  dari proker Perempuan Hebat?

Kalau ditanya urgensinya itu apa, terus kenapa ada proker Perempuan Hebat ini sebagai langkah kita juga untuk memberikan ruang sebanyak-banyaknya untuk teman-teman perempuan tanpa didasari mendiskreditkan teman-teman perempuan. Tapi kita coba untuk memompa semangat teman-teman perempuan, kita coba untuk memberikan wadah teman-teman perempuan. Berbicara nama, ‘Kenapa Perempuan Hebat?’ Ya, saya rasa ini menjadi suatu, ya memang perempuan memang hebat gitu, artinya kita coba untuk membuat proker ini. Ya, Perempuan Hebat harus ada, kita nggak coba mendiskreditkan, kita nggak coba untuk melatarbelakangi alasan-alasan bahwa perempuan kurang ruang, dan kita nggak di dasar itu, tapi kita coba hanya memberikan wadah ataupun ruang selebar-lebarnya untuk teman-teman perempuan, seperti itu.

Bagaimana cara paslon 03 memastikan kebutuhan KEMA yang beragam terpenuhi?

Kalau berbicara kebutuhan dan kepentingan Keluarga Mahasiswa, tentu saja kita kan nggak kerja dengan berdua saja, gitu. Ada kementerian-kementerian di bawah kita yang bisa bekerja sama-sama kita, bahkan departemen, bahkan teman-teman staf yang nantinya membantu juga untuk bagaimana kebutuhan KEMA ini bisa terpenuhi. Tapi kan kita juga bisa menilai lebih lanjut, identifikasi masalah dulu, kita diskusikan bersama, dan kita hasilkan keputusan yang berdasarkan rasionalitas. Karena kalau berbicara kebutuhan KEMA, pastinya BEM U hadir untuk itu. Kita berdua menganggap BEM Universitas adalah sebuah fasilitator. Jadi, kita menganggap apapun yang menjadi kebutuhan KEMA kita coba fasilitasi, kita coba advokasikan, kita coba melakukan pendampingan-pendampingan yang dirasa bermanfaat untuk mereka.

Kalau dibilang cara memastikannya, ini kan balik lagi ya, Keluarga Mahasiswa UPN Veteran Jakarta itu ribuan bahkan puluhan ribu. Memastikannya adalah bagaimana program kerja-program kerja ataupun bidang-bidang ini tuh benar-benar sesuai dengan tupoksinya dan mewadahi teman-teman Kema itu sejauh mana. Artinya, kita kan juga akan melakukan survei nantinya. Kita sudah sebermanfaat apa untuk mereka, kita sudah seberdampak apa untuk mereka, dan kita sudah menghasilkan hal baik apa untuk mereka. Karena ketika berbicara kebutuhan, balik lagi, ketika menghasilkan kebijakan saja ataupun membuat hal baik, nggak semua bisa terjamah, nggak semua bisa terpenuhi. Balik lagi, karena gue (Raul) sama Alpin itu nggak bisa menjanjikan hal-hal yang memang itu dirasa gue nggak bisa kita lakukan ataupun mustahil. Kita akan coba mengawal semua isu dan kebutuhan yang diperlukan oleh KEMA sejauh mana, sejauh kita melakukan isu itu sampai selesai. Kita garap itu secara bersama-sama.

Bagaimana cara paslon 03 menggandeng dan berkolaborasi bersama UKM dan Ormawa di UPNVJ?

Iya, menarik. Tadi ketika berbicara kolaborasi artinya kita coba untuk menyatukan dua organisasi, ataupun dua kegiatan, ataupun dua kepala. Lalu dengan cara apa kita coba memastikan kolaborasi itu terbentuk? Pastinya, ketika sekarang lagi masa kampanye, ketika sebelum kita menjabat, kita sudah menanyakan terlebih dahulu keluh-kesah mereka itu apa. Lalu kita coba membangun hubungan yang harmonis. Kan itu yang penting. Artinya, ketika hubungannya harmonis, sentimen yang ada pada BEM-U sekarang ataupun BEM-U tahun depan itu agak sedikit berkurang karena kita sudah mengenal lebih dulu dan membuka komunikasi terlebih dahulu. Karena kan teman-teman UKM, teman-teman Ormawa fakultas, himpunan bahkan. Ketika kita nggak buka komunikasi, ya mereka juga akan mempertanyakan. Ketika kita datang ke mereka, ‘Kenapa tiba-tiba mau ngajak kolaborasi? Kenapa tiba-tiba kita mau ngegarap ini bareng? Kenapa tiba-tiba BEM U hadir untuk kita?’ Makanya sebelum kita menang pun, kita harus datangi mereka. Dan bahkan setelah menang, kita akan melakukan rekonsiliasi politik entah itu dengan lawan kita. Nggak ada yang jadi soal karena tujuannya untuk menciptakan perubahan di lingkup kampus yang lebih positif.

Bagaimana upaya Paslon 03 untuk menciptakan ruang aman bagi KEMA UPNVJ terkait isu kekerasan seksual dan perundungan?

Ya, kalau berbicara ruang aman, semuanya ingin memastikan bahwa ruang aman itu ada di UPN “Veteran” Jakarta. Tapi lewat Badan Eksekutif Mahasiswa, kita coba melakukan penekanan-penekanan. Karena tadi, ketika berbicara kolaborasi, artinya kita juga coba untuk mengajak organ-organ lain, seperti Satgas PPKPT (Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi). Terus juga teman-teman fakultas, yang gimana kita coba membuat SOP-SOP (Standard Operating Procedure), kita coba buat sosialisasi, kita coba lakukan langkah-langkah preventif, langkah-langkah pencegahannya seperti apa, kita buat after kejadian kita harus ngapain, SOP-SOP nya harus jelas, dan juga bagaimana teman-teman Ormawa (Organisasi Mahasiswa), teman-teman KSM, bahkan UKM, coba untuk bersamai kita tentang bagaimana ruang aman dan kekerasan seksual ini itu menjadi concern kita semua. Artinya, kita harus melakukan pengawalan isu terhadap hal-hal yang memang berbau kekerasan seksual, ruang aman, kesetaraan, dan perlindungan, gitu sih.

Langkah apa yang akan Paslon 03 lakukan untuk menyetarakan akses aspirasi antara Kampus Pondok Labu dan Limo?

Ini menarik, kalau bagi diriku (Raul) dan Mas Alpin, itu kita nggak pernah membedakan antara Pondok Labu dan Limo, karena aku ya sama-sama UPN Veteran Jakarta. Karena ketika berbicara BEM Universitas UPN “Veteran” Jakarta, pasti menaungi keduanya. Dan bagaimana sih kita menyetarakan akses-akses yang berbeda di UPN “Veteran” Jakarta dan di Limo. Balik lagi, ketika berbicara akses, berbicara fasilitas, dan lain-lain, itu sejauh apa juga teman-teman Limo mengeluhkan apa yang menjadi kurangnya mereka. Balik lagi, kita tuh nggak berangan-angan kita ingin mewujudkan ini. Kita tuh BEM ini sebagai fasilitator, sebagai penyambung lidah mereka, bukan yang mewujudkan, bukan yang bisa, ‘Oke, gue janji, akan ada tambahan kelas nih di sana, gue janji parkiran kelar nih di sana,’ nggak gitu. Kita tapi kita coba advokasi, kita coba kawal isu itu, sejauh mana teman-temen di FIKES, Teknik, bahkan FK coba untuk minta bantuan kita. Kita kawal itu gitu. Jadinya penyetaraan pemerataan akses dan lain-lain ya kita garap bareng-bareng apa yang menjadi kekurangan di kampus Limo, gitu. Contohnya kantin, apa yang bisa kita usahakan bareng-bareng. Makanya ada advokasi berdasarkan fakultas, ada evaluasi akbar untuk itu, kita coba membahas masalah fasilitas. Contohnya, kita coba untuk usahakan adanya kantin atau ditambah lagi, atau bagaimana lapangan di Limo. Kita coba untuk membangun budaya komunikasi yang baik antar Ormawa, bahkan dengan pemangku kebijakan. Tapi kalau hal itu nggak diindahkan sama pemangku kebijakan dan membalas kita dengan hal-hal yang tidak masuk akal dan nggak rasional, ya kami siap berada dalam posisi rektorat, gitu sih.

Pendekatan apa yang Paslon 03 lakukan untuk menarik suara Kema UPNVJ agar mempercayakan suaranya?

Kalau masalah pendekatan, tentu saja, ketika berbicara inklusif, itu nggak cuma kita berbicara sekat antara Ormawa, tapi kita juga nggak ada sekat m sama teman-teman Kema, balik lagi, karena kita ada di sini untuk Kema. Kita hadir di sini untuk kebermanfaatan Kema, bukan kepentingan pribadi kita. Pendekatan yang dilakukan nggak hanya formal, tapi informal juga kita lakukan. Secara apa? Secara tongkrongan, secara kita datangkan satu persatu, kita coba tanyakan masalah dari mereka tuh apa saja, kita coba ajak ngobrol mereka-mereka. Nah, ini menjadi suatu yang bukan cuma omong kosong kami doang, karena kami berdua sangat amat suka ngobrol sama teman-teman. Dari pribadinya sangat-sangat suka mengulik, sangat-sangat suka ingin tahu. Apa yang menjadi keluh kesah teman-temannya sendiri. Jadi, pendekatan-pendekatannya yang dilakuin adalah pendekatan secara harmonis dan secara pertemanan. Walaupun kita nggak kenal, tapi teman-teman mau ngobrol dan mau berkeluh kesah, kenapa enggak? Jadi, benar-benar inklusif yang dibangun itu nggak cuma antara Ormawa, tapi antar Kema juga. Karena BEM hadir untuk Kema, kita hadir untuk teman-teman keluarga mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta.

Ya, paling benar tadi, kita lebih ke komunikasi sama semuanya lah, kita nggak menutup cuma sama orang-orang Ormawa, orang-orang KSM, orang-orang UKM, dan lain-lain, tapi kita juga terbuka buat Kena. Mungkin, kayak kita ada di sini, itu kita yaudah kita samperin aja, kita ngajak ngobrol, apa sih keluh kesah lu, apa sih yang lu pengen dari BEM UPNVJ tahun depan juga, itu kan perlu kita serap juga kan, karena kita berdiri di sini buat mereka semua, bukan cuma buat kita berdua, tapi kita buat mengabdi kepada mereka, jadi apa yang mereka mau, sebisa mungkin kita kabulin, kalau itu emang masih rasional, jadi bener-bener. Jadi, semua Kema, semua tongkrongan, kita juga terbuka, siapa yang mau ke DM kita juga, itu kita balesin juga.

Makanya kami sekonsisten itu untuk merubah BEM UPN “Veteran” Jakarta di tahun depan. Kami enggak yang setengah-setengah yang berbicara keberlanjutan dan perubahan. Tapi perubahan untuk BEM UPN “Veteran” Jakarta yang lebih baik lagi. Bukan berarti kita menegasikan hal yang sudah dikerjakan BEM UPN “Veteran” Jakarta sekarang. Tapi kita evaluasi bersama, ya kita rubah sama-sama seperti itu sih.

 

Foto: Muhammad Raul Zikra Sarya

Reporter: Safira | Editor: Anastasya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *