Diambang Pilu, Nasib UKM Olahraga di Tengah Pandemi
Sudah lebih dari satu tahun kuliah tak kunjung dilaksanakan secara tatap muka, begitupun dengan kegiatan mahasiswa. Nasib pilu pun harus banyak dirasa, terutama oleh UKM Olahraga
Aspirasionline.com — Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang termasuk dalam bidang olahraga, kini kegiatan yang sewajarnya diadakan tatap muka secara rutin, menjadi jarang sekali untuk dilakukan. Hingga akhirnya hal ini menimbulkan permasalahan tersendiri. Ketua UKM University of Veteran Football Club Futsal (UFVC), Nafil Ridwan menyebutkan, pandemi menyebabkan sulitnya melakukan kegiatan. Ia pun hingga saat ini belum menjalankan latihan secara tatap muka.
Menurut Nafil, akibat dari permasalahan ini pun menyebabkan UKM hanya bisa menjalankan kegiatan yang sifatnya daring. Selain itu menurutnya, ketakutan juga kerap menghantui mahasiswa jikalau tetap melakukan kegiatan secara langsung di luar.
“Untuk semester ini benar-benar mengandalkan dari kegiatan yang sifatnya online,” tutur Nafil.
Kegiatan yang biasa dilakukan oleh UKM sepak bola ini juga kebanyakan berakhir ditunda. Ia mencontohkan, banyak kejuaraan dan liga sepak bola yang ditunda hingga tahun depan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bulu Tangkis Veteran Jakarta (Buveja), Adil Laksono. Menurutnya, menjalani UKM di tengah pandemi sangatlah sulit. Apalagi, ia terbiasa untuk berkumpul di sekretariat untuk bekoordinasi dengan pengurus lain. Namun, di tengah pandemi, wadah yang digunakan hanyalah melalui media sosial.
Adil juga mengatakan, jauh sebelum pandemi, pihak kampus sudah membebankan UKM untuk mendulang prestasi. Terkhusus UKM olahraga. Namun, di tengah pandemi seperti ini UKM Buveja sangat sulit untuk mendapatkan prestasi.
“Kalau prestasi pasti harus kegiatan offline lombanya, kalo kita engga bisa latihan, gimana kita bisa meningkatkan prestasi?” tanya Adil.
Lantas hal ini menjadi kendala yang cukup memberatkan bagi UKM yang dipimpinnya. Adil juga mengungkapkan, hal itu menjadi kendala untuk mencapai sebuah prestasi.
“Hal yang mustahil (untuk berprestasi, red) kalo engga latihan, engga didanai dari kampus,” tegasnya.
Ketua AKPK, Suyatno pun menyampaikan bahwa kegiatan kampus memang belum bisa dilakukan, demi mencegah penyebaran Covid-19. Ia juga menambahkan, pihaknya mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Semua tergantung pada peraturan Kemendikbud dan yang dikeluarkan pemerintah,” jelasnya.
Dana Pagu yang Tidak Bisa Banyak Diharapkan
Di tengah situasi yang serba sulit ini, dana pagu pastinya tetap menjadi salah satu harapan bagi UKM untuk mendapatkan pemasukan. Namun, kini nasib berkata lain. Dana yang dikeluarkan juga tidak sesuai yang diharapkan.
“Kalau dana pagu dialokasiin untuk kegiatan daring. Kalau kegiatan tatap muka engga bisa pakai dana pagu,” ungkap Adil.
Hal serupa juga disampaikan oleh Nafil. Menurutnya, penggunaan dana pagu semester lalu hanya diperuntukan untuk kegiatan daring, seperti webinar ataupun turnamen e-sport. Ia menambahkan, jika penggunaan dana pagu untuk kegiatan tatap muka, maka akan langsung ditolak.
Pihak kampus, melalui Suyatno juga menuturkan, bahwa memang dana pagu ini tidak bisa digunakan untuk kegiatan yang sifatnya tatap muka. Apalagi, dengan acuan pihak kampus pada prestasi atau perlombaan internasional, yang mana kegiatan ini juga tidak bisa diadakan.
“Kita mengacu pada permasalahan semuanya, kita berharap pada kegiatan yang mendapatkan kejuaraan internasional. Namun, pemerintah melarang. Jadi kita tidak bisa apa-apa. Kita hanya membiayai yang sesuai peraturan (secara daring, red),” tegasnya.
Sementara itu, Nafil juga mengeluhkan kurangnya komunikasi dari pihak kampus. Ia berharap, pihak kampus memberikan informasi dengan jelas. Ia mengaku, sering kali mengalami disinformasi dalam penerimaan informasi.
“Mungkin lebih informatif aja ya, biar informasinya lebih jelas aja,” pungkasnya.
Sementara itu, Adil berharap kegiatan tatap muka diizinkan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Menurutnya, setidaknya kampus memperbolehkan UKM untuk melakukan kegiatan secara tatap muka dengan memperhatikan protokol Kesehatan.
“Bisa dengan dibatasi orangnya, bisa dibagi jam latihan juga,” tutup Adil.
Reporter: Fadhila Wijaya | Editor: Azzahra Dhea.