Optimalisasi Kegiatan Akademik, FT Bangun Ruang Baru

Berita UPN Kabar Kampus

Aspirasionline.com – Selepas peralihan UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ) menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), penambahan fasilitas pun dicanangkan. Salah satunya yaitu pembangunan ruang kelas FT di UPN Limo, Depok. Terdengar kabar bahwa ruangan yang terletak dekat gerbang parkiran UPN Limo ini difungsikan sebagai ruang kelas dan ruang meeting dosen FT. Guna menunjang kegiatan akademik yang optimal bagi mahasiswa.

Terkait hal tersebut, Priyadi selaku Kasubbag Pengadaan Sarpras Biro Umum angkat bicara. “Gedung yang dibangun kurang lebih selama satu bulan tersebut menghabiskan total biaya Rp. 826.250.500,- . Yang nantinya difungsikan menjadi 2 ruang kelas, ruang meeting dosen, show room, toilet dosen, dan toilet mahasiswa,” jelasnya. Berdasarkan data yang didapat oleh ASPIRASI, anggaran tersebut tidak dialokasikan untuk pembaharuan peralatan praktikum.

Iswandi selaku Wakil Dekan I (Wadek I) Fakultas Teknik menyatakan bahwa pembangunan ruangan tersebut juga dilatar belakangi karena pengembalian fungsi ruangan FT yang berada di lantai 4 sebagai ruang auditorium. “Di lantai 4 itu kan rencananya akan dibongkar sebagai auditorium untuk tempat seminar atau rapat besar. Ada 2 ruang besar dan 4 ruang kecil jadi kalau itu dibongkar kita kekurangan kelas untuk mahasiswa belajar. Karna lahannya kita tidak punya di sini (UPN Pondok Labu) , jadi di buat di sana (UPN Limo),” jelasnya. “Kita lab-nya juga ada di sana (UPN Limo), sedangkan mahasiswanya belajar di sini (UPN Pondok Labu), sebetulnya mempermudah mahasiswa saja agar setelah belajar lalu mau ke lab jadi lebih dekat nantinya,” tambahnya.

Pembangunan fasilitas FT tersebut sudah dimulai sejak 27 Maret 2015. Walaupun dalam proses nya, pembangunan ruang kelas tersebut sudah diajukan sejak satu tahun lalu oleh Dekan FT namun baru bisa di realisasikan pada tahun 2015. “Sebenarnya permintaan dari (fakultas) teknik kan sudah dari tahun 2014 untuk mahasiswa baru kemarin. Tapi kan belum dianggarin jadi tidak bisa, jadinya baru tahun ini,” ujar Sukartomo selaku Kasubbag Pemeliharaan Sarpras Biro Umum. “Pembangunannya dilakukan di UPN Limo karena tadinya kan bekas bengkel, jadi sekalian aja kita pakai supaya biayanya tidak membengkak,” tambahnya. Ruang kelas tersebut akan digunakan oleh seluruh mahasiswa teknik dari setiap program studi (progdi), namun diutamakan untuk mahasiswa baru tahun ajaran 2015/2016. Pasalnya, menurut Iswandi, ruang kelas yang berada di FT saat ini tidak dapat menampung mahasiswa baru dalam kegiatan belajar-mengajar.

Reynaldi Saroha atau yang kerap disapa Cimeng selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin S-1 (HMM S-1) pun ikut angkat bicara, “denger-denger sih emang (progdi) mesin doang yang mau dipindahin ke sana, kalau pun alasan mereka agar range waktu untuk belajar dan lab lebih dekat kayaknya kurang logis aja. Semua dosen gak selalu ada di limo, kan ada juga dosen yang gak cuma ngajar di teknik mesin tapi di teknik kapal sama teknik industri,” tuturnya. Menurutnya, gedung yang berada di belakang FT dapat dipergunakan sebagai ruang kelas dibandingkan harus pindah ke UPN Limo. “Yang pasti sih kita butuh alasan yang jelas kenapa mereka mau ataupun berencana memindahkan kita kesana, benefit buat kita apa aja,” ungkapnya dengan tegas.

Jooned Hendrarsakti, Dekan FT, menjelaskan bahwa gedung yang terletak di belakang FT tersebut tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena atas ketentuan rektorat. Selain itu, ruangan dan kapasitas listrik di gedung tersebut tidak mencukupi kebutuhan mahasiswa fakultas teknik. Sehingga, tempat yang tepat untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar yaitu di UPN Limo.

 

Penulis : Hersa

Editor : Winda

Foto : Winda

1 thought on “Optimalisasi Kegiatan Akademik, FT Bangun Ruang Baru

  1. Sudah dijelaskan oleh dekan bahwa pemilihan lokasi kelas di limo karena untuk mempertahankan identitas Fakultas Teknik disana, bahwa fakultas teknik sejak tahun 1980an sudah ada disana namun sekarang ini 80% “diduduki” oleh Fikes, apalagi Fikes membuka prodi baru yaitu S-1 Ilmu Gizi. Sehingga FT kehilangan sebagian besar lahan di limo. Hal ini konsekuensi logis dari turunnya peminatan jurusan teknik dan menaiknya peminatan jurusan kesehatan. Namun seiring bergantinya status swasta menjadi negeri maka peminat menjadi naik 100% lebih. Maka agar lahan FT tidak semakin hilang di limo maka perlu pendudukan kembali oleh mahasiswa baru.
    Apa yang terjadi jika FT benar-benar menghilang dari Limo? Maka dapat dipastikan FT tidak dapat menambah jumlah kursi mahasiswa teknik karena FT pondok labu benar-benar tidak dapat menampung lagi kecuali kuliah sampai malam. Dan masyarakat yang ingin kuliah teknik menjadi terhambat karena terbatasnya kursi tersebut. Negara ini akan produktif apabila penduduknya yang lulusan teknik semakin banyak. Dan Indonesia kehilangan kesempatan untuk berkarya dibidang produk apabila jatah kursi kuliah teknik berkurang. Indonesia akan mengimpor insinyur-insinyur teknik dari China maupun Jepang untuk membangun infrastruktur negara. Artinya harta Indonesia berpindah ke negara lain. Ini adalah sifat konsumtif bukan produktif. Jadi mohon dipahami analisis SWOTnya.

    terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *