Tetap menyangkal dan berpegang teguh dengan kepercayaan bahwa tak ada upaya korupsi dari pihak UPNVJ, jajaran rektor beserta para pemangku kekuasaan hadapi aksi massa perihal tuduhan penyimpangan pembangunan gedung MERCe.
Aspirasionline.com – Di tengah aksi unjuk rasa para keluarga mahasiswa (Kema) mengenai penetapan tersangka kasus korupsi dari pihak Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), para pemangku kekuasaan universitas turun menemui massa aksi di depan gedung rektorat pada Kamis, (13/6).
Menanggapi berbagai orasi dan tuntutan yang dilontarkan mahasiswa, Rektor UPNVJ, Anter Venus membuka dialognya dengan pernyataan keberatan.
“Kamu tidak bisa mengklaim, menunjuk orang tidak benar, kalau kamu tidak punya data. Kita bicara berdasarkan data. Kalian dididik di sini, untuk bicara berdasarkan data,” tegas Venus di hadapan seluruh aksi massa pada Kamis, (13/6).
Venus juga mengungkapkan, bahwa dirinya beserta jajaran yang lain siap untuk mengklarifikasi kronologi serta peristiwa terkait korupsi secara sistematik, sehingga tidak menerima adanya komentar-komentar yang menyudutkan.
“Jadi bukan termakan isu, hoaks, dan sebagainya. Itu yang saya minta, yang kedua, kita ingin bertindak secara beradab,” lanjut Venus.
“Korupsi juga tidak beradab pak,” sahut salah satu mahasiswa di tengah massa aksi, menanggapi pernyataan Venus.
Setelah berbagai upaya pendesakan telah dilakukan oleh massa aksi untuk memenuhi kualitas forum, Prasetyo Hadi selaku mantan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, sekaligus ketua tim pembangunan gedung MERCe turun di hadapan aksi massa.
“Kita akan buktikan kalau kita tidak ada gratifikasi di sini. Sekali lagi ini adalah bantuan dari pemerintah melalui SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) tadi untuk bantuan pembangunan itu karena kita hanya mengusulkan dan dibayarkan,” terang Prasetyo di hadapan seluruh massa aksi pada Kamis, (13/6).
Di samping itu, menurut mantan Rektor UPNVJ periode 2018-2022, Erna Hernawati, justru UPNVJ merupakan korban dari tindakan menyimpang yang dilakukan oleh PT. SARANABUDI PRAKARSARIPTA akibat membuat dokumen fiktif.
“UPN itu menjadi korban dari niat tidak baik dari si perusahaan SARANABUDI, sebagai pengawas harusnya dia mengawasi, justru dia yang melakukan tidak baik,” jelasnya kepada massa aksi pada Kamis, (13/6).
Dirinya juga menegaskan bahwa dana yang digunakan dalam pembangunan gedung MERCe bukanlah bersumber dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dibayarkan mahasiswa.
“Sumber dari dana pembangunan gedung ini bukan dari UKT, tetapi dari SBSN, jadi itu yang memang selalu dikompetisikan di lingkungan perguruan tinggi,” ujar Erna yang juga merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada proyek tersebut.
Buka-Bukaan Tersangka Korupsi Cahyo Trijati
Menanggapi persepsi dari pemberitaan media yang beredar, Erna cukup menyayangkan penggelapan dana yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp848.307.277 diduga dilakukan oleh Cahyo Trijati selaku Staf Biro Umum sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Padahal, menurut keterangan Erna, berkat Cahyo lah UPNVJ bisa mendapatkan gedung MERCe untuk Fakultas Kedokteran (FK), meski pelaksanaan SBSN di tengah kondisi lockdown COVID-19 hanya dengan waktu sepuluh bulan.
“Berkat beliau (Cahyo) lah, banyak yang gak mau jadi PPK karena tanggung jawabnya besar sekali. Berkat beliau kita mampu mendapatkan satu gedung dengan delapan lantai dan alat dengan lengkap,” tutur Erna.
Namun, menurut Wakil Dekan III Fakultas Hukum, Slamet Tri Wahyudi, kelalaian Cahyo juga terjadi akibat kondisi pada masa itu yang tengah lockdown akibat pandemi COVID-19, dan Cahyo yang kala itu juga terdampak virus.
“Dia kelupaan saja. Dia alpha dan tidak melakukan fungsi pengawasan, sebagaimana yang dikatakan Pak Prasetyo, bahwa tupoksi (tugas, pokok, dan fungsi) dari PPK itu termasuk pengawasan. Kelalaian dari Pak Cahyo sendiri,” timpal Slamet kepada seluruh massa aksi di Plaza Wardiman pada Kamis, (13/6).
“Mereka (PT SARANABUDI PRAKARSARIPTA) sengaja membuat dokumen fiktif, nah kesalahan Pak Cahyo tadi adalah tidak memverifikasi dari dokumen itu dengan yang senyatanya ada di UPN,” lanjut Slamet menambahkan.
Hal serupa juga diakui Venus, meski dirinya masih terus menegaskan bahwa tidak ada upaya korupsi dari pihak UPNVJ, dan menyatakan bahwa Cahyo adalah orang yang bertanggung jawab.
“Saya sendiri yakin 100 persen tidak ada upaya-upaya melakukan korupsi seperti ini. Pak Cahyo itu orang yang bertanggung jawab untuk memeriksa gedung. Tapi terlalu percaya saja gitu loh,” tukas Venus.
Foto : ASPIRASI/Safira
Reporter: Fabiana Amhnun | Editor: Nayla Shabrina