Agenda Debat Terbuka Paslon Ketua dan Wakil Ketua BEM UPNVJ Sempat Diwarnai Keributan
Sebagai bagian dari rangkaian acara Pemira, dilaksanakan agenda pemaparan grand design dan debat terbuka antar pasangan calon yang disaksikan oleh KEMA UPNVJ. Sayangnya, acara tersebut sempat diwarnai oleh sedikit keributan.
Aspirasionline.com — Pesta demokrasi bagi para mahasiswa UPNVJ telah dimulai. Kontes politik yang memperebutkan posisi Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPNVJ tersebut diikuti oleh dua pasangan calon (paslon).
Paslon nomor urut satu adalah Rifqi Adyatma serta Ahmad Faris Izzudin. Sedangkan nomor urut dua ada Gabe Maulana dan M. Hafidz Irsyad. Kedua calon tersebut pada Jumat, (11/11) lalu memaparkan grand design dan melakukan debat terbuka di hadapan Keluarga Mahasiswa (KEMA) di Aula Bhinneka Tunggal Ika.
Acara yang seharusnya dimulai pukul 13.00 WIB tersebut baru resmi dibuka oleh Master of Ceremony tepat pukul 14.15 WIB. Hal tersebut dikarenakan salah satu paslon sempat menolak untuk memasuki ruangan.
Penolakan tersebut dikarenakan paslon tersebut tidak terima dengan keputusan Panitia Pengawas (panwas) Pemilihan Raya (Pemira) yang memberikan sanksi kepada mereka. Pihak paslon terkait meminta klarifikasi dari panwas baru mereka mau memasuki ruangan.
“(Paslon, red.) Tidak terima dengan adanya salah satu SK (surat keputusan, red.) yang dikeluarkan oleh panwas, sehingga mereka ingin meminta klarfikasi dari panwas terlebih dahulu baru mereka bisa memasuki ruang debat,” jelas Nur Zahra Maghriba Putri, selaku Ketua Panita Pelaksana Pemira kepada ASPIRASI ketika dimintai keterangannya.
Zahra melanjutkan saat itu akhirnya ia, ketua panwas, paslon terkait, dan juga perwakilan tim suksesnya melakukan diskusi tertutup. Yang kemudian akhirnya diputuskan acara akan dilanjutkan dengan catatan dilakukan diskusi lanjutan setelah agenda hari itu antara paslon dengan panwas.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Intan Hesti Indriana selaku Pelaksana Tugas Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Kerjasama memberikan sambutan. Ia mewakili jajaran rektorat yang pada hari itu berhalangan untuk hadir.
Ia dalam sambutannya mengajak para mahasiswa untuk memilih paslon dengan sebaik mungkin. Ia juga berharap agar paslon yang terpilih nantinya memiliki komitmen kepada KEMA UPNVJ serta bebas dari hal-hal yang negatif dan berbau politis.
“Pilihlah paslon yang berintegritas,” ujar Intan dalam sambutannya kala itu.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan grand design yang dimulai oleh paslon nomor urut satu. Rifqi memulai pemaparannya dengan melontarkan jargon yang mereka usung.
“Bersama mengabdi, semarakkan sinergi,” kata Rifqi dengan bersemangat.
Rifqi dan Faris kemudian melanjutkan pemaparan mereka. Mereka mulai menjelaskan garis besar haluan organisasi mereka yang mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mereka namakan Panca Dharma.
Setelah pemaparan oleh paslon satu, paslon kedua ganti melakukan pemaparan grand design mereka. Gabe menjelaskan bahwa ia dan Hafidz berkeinginan untuk menjadikan BEM UPNVJ menjadi organisasi yang adaptif, inklusif, interaktif, komunikatif, dan apresiatif kepada KEMA UPNVJ.
“Duta Naraya adalah doa,” ujar Hafidz saat ia menjelaskan filosofi nama kabinet yang paslonnya usung.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Moderator membacakan pertanyaan yang sudah disiapkan dan para paslon memberikan jawaban mereka dengan limit waktu yang sudah ditentukan.
Acara sempat dipotong dengan break ishoma terlebih dulu. Kemudian kembali dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dan debat antar paslon. Pada sesi akhir, KEMA UPNVJ diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada para paslon.
Salah satu pertanyaan muncul yang menanyakan prioritas pengawalan isu yang akan dilakukan oleh para paslon ke depannya. Apakah isu internal yang berkaitan dengan KEMA UPNVJ atau isu eksternal yang berfokus pada isu politik hukum nasional.
Paslon nomor urut satu mengatakan bahwa mereka akan tetap memprioritaskan dalam mengawal isu internal. Mereka menyatakan akan berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu.
“Percuma kita teriak-teriak di tingkat nasional, berkontribusi di tingkat nasional, tapi keluarga (KEMA, red.) kita aja ada yang masih menangis tidak bisa membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal, red.),” tegas Faris menjawab pertanyaan tersebut.
Sedangkan paslon nomor urut dua menyatakan bahwa terkait pengawalan isu sudah dilakukan pembagian tupoksi. Dimana Gabe selaku calon ketua akan mengawal isu internal dan Hafidz selaku calon wakil ketua akan mengawal isu nasional.
“Kami akan menjalankan semua itu dengan prioritas yang sama, dengan isu nasional,” tegas Gabe selaku paslon nomor urut dua dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Reporter: Vedro Imanuel. | Editor: Tegar Gempa.