Prihatin Tren Kotak Kosong di Pemira BEM Fakultas
Tak hanya pemilihan raya (pemira) di tingkat universitas, tren pasangan calon (paslon) melawan kotak kosong juga mewarnai penyelenggaran pemira di banyak fakultas
Aspirasionline.com − Memasuki masa pergantian kepengurusan, secara resmi terdapat tiga fakultas yang paslonnya akan melawan kotak kosong dalam Pemira BEM Fakultas periode mendatang. Tiga fakultas tersebut, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Komputer (FIK), dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES).
Ketua Pelaksana Pemira FISIP 2020, Tama Nauli beranggapan bahwa adanya satu paslon sudah mewakili mahasiswa satu fakultas. Lantaran, lanjut Tama, perwakilan mahasiswa yang menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas ditekankan dari kualitas, bukan kuantitasnya. “Rangkaian fit and proper test akan menunjukkan kualitas dari calon pemimpin itu sendiri,” ujar Tama saat dihubungi ASPIRASI pada Kamis, (26/11).
Tama mengatakan bahwa minimnya pendaftar disebabkan oleh adanya berbagai kendala yang dialami pendaftar pada saat berlangsungnya proses rekrutmen terbuka (open recruitment) untuk Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP. “Jadi banyak yang bagus calonnya tapi kurang persiapan seperti terlambat merangkai grand design, ada juga yang tidak tertarik, atau ada juga kasus yang membuat Calon Ketua dan Wakil Ketua tidak bisa naik bareng,” jelas Tama.
Perempuan itu pun menambahkan bahwa panitia pemira sudah melakukan sosialisasi secara maksimal melalui berbagai platform media sosial. Tama juga mengaku bahwa tenggat waktu open recruitment sudah dilakukan perpanjangan (extend) beberapa kali. “Jadi, kalau dilihat dari waktu sudah sangat cukup untuk pembukaan pendaftaran, tapi memang karena minat mahasiswanya minim jadi agak susah,” tutur Tama.
Tama menambahkan, jika nantinya calon tunggal kalah melawan kotak kosong, ada opsional langkah yang akan diambil oleh panitia Pemira BEM FISIP, yakni menyerahkan kembali masalah tersebut kepada pihak Senat Mahasiswa FISIP atau menyerahkan masalah tersebut ke musyawarah besar (mubes).
“Pilihan itu nantinya akan dibawa ke rapat bersama ormawa (organisasi mahasiswa, red.) dan kepanitiaan,” terang Tama.
Rafi Ramadhan, salah satu mahasiswa Hubungan Internasional, merasa bahwa penyelenggaran pemira pada tahun ini kurang menarik perhatinnya. “Dengan hanya ada satu pasangan calon, pilihan masyarakat FISIP akan terbatas dan dengan tidak adanya debat kandidat kita juga kurang dapat melihat kualitas calon yang akan mengajukan diri,” ucap Rafi pada ASPIRASI, Kamis, (26/11).
Berhasil Mengalahkan Kotak Kosong
Tren kotak kosong juga terjadi di FIK. Ketua Panitia Pelaksana Pemira FIK, Reino Prajamukti mengatakan bahwa penyebab hanya adanya satu paslon tunggal pada Pemira BEM FIK kali ini karena terbentur syarat administratif yang terdapat dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BEM FIK. “Di AD/ART BEM FIK mengharuskan satu tahun menjalani keanggotaan di BEM FIK terlebih dahulu,” jelas Reino ketika dihubungi ASPIRASI pada Kamis, (26/11).
Ia pun menambahkan bahwa sudah dilakukan perpanjangan waktu open recruitment selama tiga hari. Ajakan langsung secara persuasif ke anggota BEM angkatan 2018 pun sudah dilakukan. Namun, tetap saja hingga akhir batas waktu hanya satu paslon saja yang bersedia.
Rizqy Nabila, salah satu Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, mengatakan bahwa ada beberapa kemungkinan yang melatarbelakangi keadaan tersebut. “Mungkin karena pandemi juga dan wajar aja sih karena tidak semuanya ingin mendaftar. Bebannya akan lebih berat karena harus menyampaikan via online. Mungkin juga yang memenuhi syarat cuma mereka berdua,” tutur Nabila ketika dihubungi ASPIRASI pada Kamis, (26/11).
Namun, menurut Nabila, walaupun hanya terdapat satu paslon pada pemira BEM FIK tahun ini tidak mematahkan semangatnya untuk menggunakan hak suaranya. Pemira FIK yang sudah dilaksanakan pada Jumat, 20 November lalu, tetap berjalan dan dimenangkan oleh paslon tunggal tersebut. Kendati Reino menuturkan bahwa sudah ada pembicaraan bersama jikalau pada Pemira BEM FIK 2020 ini dimenangkan oleh kotak kosong.
“Misalkan yang menang kotak kosong, Senat Mahasiswa FIK berniat mengadakan mubes KBMFIK (Keluarga Besar Mahasiswa FIK, red.) untuk menunjuk pelaksana tugas Ketua BEM FIK,” tuturnya.
Sementara itu, di FIKES, tahun ini menjadi kali kedua terjadinya insiden ‘lawan kotak kosong’. Ketua Panitia Pelaksana Pemira FIKES, Anifa Dhiya Rifqiya mengatakan bahwa jika kondisi tersebut masih terjadi dengan alasan yang sama yakni mahasiswa FIKES yang memang kurang partisipatif.
Meskipun hanya terdapat satu paslon, Anifa mengatakan bahwa hal tersebut tak serta-merta meniadakan berbagai tes yang ada. “Sebelumnya juga paslon tersebut sudah kami tes melalui wawancara dan rangkaian acara seperti debat dan kampanye,” Jelas Anifa pada ASPIRASI ketika dihubungi pada Kamis, (26/11).
Bebi Ayu Wulandari, salah satu Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan, mengaku baru mengetahui fakta bahwa Pemira BEM FIKES tahun ini hanya menyisahkan satu paslon tunggal. Menurutnya, pihak panpel belum bisa menarik perhatian kepada mahasiswa.
“Karena kalau BEM-nya bisa menarik perhatian dan ada aksi yang diberikan mungkin mahasiswa ingin nyalonin,” ungkap Bebi kepada ASPIRASI pada Kamis, (26/11).
Bebi juga mengungkapkan bahwa ia tidak merasakan antusiasme pada pemira tahun ini. “Males, karena saya juga gak tahu pemira kapan. Mau saya pilih ataupun tidak pilih juga bakalan naik, gitu. Pemira tahun ini juga rasanya sepi banget,” terangnya.
Bebi menilai bahwa panita kurang aktif untuk memanfaatkan media sosial dalam memperkenalkan pemira tahun ini. Perempuan itu berharap kondisi sekarang bisa menjadi bahan evaluasi bagi BEM FIKES yang baru memasuki tahun ketiga ini.
Melengkapi rangkaian Pemira Ketua dan Wakil Ketua BEM Fakultas se-UPNVJ tahun ini, BEM Fakultas Kedokteran (FK) terdapat tiga paslon yang diselenggarakan pada Rabu, 25 November 2020. Fakultas Hukum (FH) terdapat dua paslon yang diselenggarakan pada Kamis, 10 Desember 2020 mendatang. Sementara, Pemira Fakultas Ekonomi dan Bisnis dilaksanakan dengan dua paslon yang akan diselenggarakan pada Selasa, 15 November 2020.
Foto: Google.
Reporter: Ara Mg, Anney Mg. | Editor: Azzahra Dhea.