Milenial di Masa Krisis: Optimis dan Kritis
Meski pandemi menyodorkan banyak permasalahan yang baru, kelompok milenial tetap mesti berani bangkit, berdiri, dan hadapi.
Aspirasionline.com- Hal yang penting untuk dilakukan ketika seorang individu hendak meraih kesuksesan yaitu meninggalkan zona nyaman yang dimilikinya. Hal ini senada dengan pendapat Faldo Maldini, seorang politisi muda. Ia mengatakan bahwa meningggalkan zona nyaman, tak melulu mengerikan. Ada rasa kesenangan apabila betul-betul menikmati prosesnya.
“Ketika meningggalkan zona nyaman itu tidak semengerikan yang saya pikirkan,” kata Faldo pada webinar bertajuk ‘Milenial Bangkit di Saat Krisis’, rangkaian acara Fakultas Ilmu Komputer (FIK) FAIR, Sabtu, (28/11).
Tak hanya Faldo, webinar tersebut juga diisi oleh tiga narasumber lainnya, yaitu Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Dadang Solihin, Milenial Influencer Sherly Annavita, serta Stand up Comedian Mamat Alkatiri.
Webinar dimulai dari cerita masing-masing narasumber terkait hal berkesan saat mereka meraih kesuksesannya. Bagi Dadang, yang paling penting dalam meraih kesuksesan adalah melakukan usaha yang dibarengi dengan doa.
Berbeda dengan Dadang, Sherly mengartikan bahwa sukses merupakan akumulasi dari sukses-sukses kecil yang dirasakan oleh setiap individu. Dalam paparannya, ia menyampaikan hal-hal yang ditakutkan oleh anak muda dan sering menghambat seseorang dalam berkembang, yaitu takut gagal, takut apa yang dikatakan oleh orang lain, takut keluar dari zona nyaman, dan takut terhadap penerimaan lingkungan.
Kondisi pandemi Covid-19 juga menjadi pembahasan dalam diskusi ini, mengingat pandemi cukup memberikan dampak di berbagai sektor, terutama menimpa anak muda. Faldo mengibaratkan kondisi ini dengan keadaan dunia yang sedang diatur ulang. “Ini fase di mana kita tidak perlu bertarget selain sehat, walaupun ini juga waktu yang tepat setting ulang kita punya plan,” ujarnya.
Sherly menuturkan bahwa di balik sebuah krisis akan menghasilkan pemenang baru. Baginya kelompok yang akan keluar menjadi pemenang dari krisis ini adalah kelompok anak muda. Hal itu bukan tanpa alasan. Menurut Sherly, anak muda lah yang paling responsif dan adaptif dengan internet of thinks. Ia juga memotivasi peserta agar mau berusaha menjadi pemenang dari krisis pandemi Covid 19 ini.
Lain halnya dengan Mamat, ia memandang peran pemuda memiliki peran yang penting bagi kehidupan dan sudah berlangsung sejak zaman kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, pemuda adalah tonggak perubahan.
“Konsisten anak muda juga diperlukan untuk tetap bersuara menyuarakan apa yang menjadi kepentingan masyarakat,” pungkas Mamat.
Reporter: Fadhila Wijaya. | Editor: M. Faisal Reza.