Badan Aksi Tanggap Bencana sebagai wadah bagi mahasiswa FIKES UPNVJ untuk berpartisipasi langsung untuk membantu terhadap bencana yang melanda Indonesia.
Aspirasionline.com – Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2019 terjadi sekitar 3.814 bencana. Sedangkan di tahun 2020 tercatat per 1 November terdapat sekitar 2.415 bencana di Indonesia, baik bencana alam maupun non alam. Tingginya tingkat bencana alam itulah yang melatarbelakangi dibentuknya Badan Aksi Tanggap Bencana Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES).
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIKES, Baariq Amjad yang juga menjadi inisiator terbentuknya Badang Aksi Tanggap Bencana ini mengungkapkan bahwa mahasiswa seharusnya bisa turut andil lebih dalam penanggulangan bencana. Selain itu, UPNVJ memiliki tag line ‘kampus bela negara’, sehingga UPNVJ selalu mengirimkan perwakilan mahasiswa ketika terjadi bencana.
“Minat mahasiswa sebenernya banyak ya untuk ikut kegiatan-kegiatan ini. Cuma memang belum ada wadahnya,” tutur Baariq saat dihubungi ASPIRASI pada Rabu, (9/12).
Latar Belakang Pembentukan
Baariq mengatakan bahwa untuk FIKES sendiri terdapat mata kuliah kesehatan matra. Hal itu sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 61 Tahun 2013 tentang Kesehatan Matra, dimana penanggulangan bencana termasuk di dalamnya.
“Hal ini juga yang menjadi latar belakang dibentuknya Badan tersebut,” tambah Baariq.
Kepala Departemen Advokasi BEM FIKES, Dimas Zuhrul menambahkan bahwa mata kuliah kesehatan matra merupakan kekhususan untuk menangani bencana. Diberikan pada setiap jurusan mulai dari Ilmu Keperawatan, Fisioterapi, Ilmu Gizi juga Ilmu Kesehatan Masyarakat.
“Jadi kita istilahnya udah dibekali dengan pengetahuan kesehatan matra kenapa kita tidak bisa mengaplikasikan langsung ke lingkungan yang sebenarnya,” ujar Dimas pada ASPIRASI pada Kamis, (10/12).
Baariq mengatakan rencana awal Badan Aksi Tanggap Bencana merupakan bagian dari BEM FIKES. Namun, terdapat keinginan untuk menjadikan Badan Aksi Tanggap Bencana menjadi badan independen. “Independen jadi kepengurusannya diluar dari BEM ataupun Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di FIKES. Siapa pun boleh terlibat asal punya komitmen, siap berpartisipasi dalam penanggulangan bencana,” ujar Baariq.
Sementara Dimas mengatakan bahwa Bentuk dari Badan Aksi Tanggap Bencana itu sendiri masih dalam pertimbangan, apakah dalam bentuk Badan Semi Otonom (BSO) atau Kelompok Studi Mahasiswa (KSM). “Untuk bentuk dari tanggap bencana ini masih kita pikirkan, jadi KSM atau jadi BSO. Untuk KSM ini kan memang independen dibawah Senat Mahasiswa untuk BSO di bawah BEM di Departemen Sosial,” ujar Dimas.
Badan aksi ini juga telah melakukan Open Recruitment (Oprec) pada Jum’at, (4/12). Oprec dibuka selama tiga hari, dan kurang lebih tercapat 130 mahasiswa yang antusias dengan adanya badan aksi tersebut. Baariq menambahkan, nantinya tetap akan dilakukan tahap penyaringan untuk menentukan anggota Badan Aksi Tanggap Bencana tersebut.
Baariq menjelaskan tahap penyaringan dimaksudkan untuk mencari orang-orang yang berkomitmen dan siap berpartisipasi dalam penanggulangan bencana. Meskipun begitu, Baariq mengungkapkan semua mahasiswa tetap boleh mencoba untuk mendaftar.
“Pasti akan ada penyaringan lagi, tapi bukan berarti kami menolak ya, semua orang boleh mendaftar, tapi balik lagi kita butuh orang yang berkomitmen,” ungkap Baariq.
Dimas pun menambahkan bahwa untuk struktur kepengurusan akan dipilih dari angkatan 2018 yang menjabat sebagai ketua. Koordinator akan dipilih dari angkatan 2019, sedangkan untuk anggota akan dipilih dari angkatan 2020 yang akan menjalankan beberapa program dari Badan Aksi Tanggap Bencana.
Dimas juga menjelaskan program yang dimaksud diantaranya, edukasi terkait bencana sesuai dengan keprofesian, pelatihan simulasi bencana, camp bersama guna melatih keterampilan hidup ditengah keterbatasan. Dimas juga menambahkan, gerakan sosial peduli bencana dilakukan dalam bentuk pengumpulan donasi dan pelatihan mahasiswa tanggap bencana yang bekerjasama dengan BNPB atau pun Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
“Programnya masih kita godok tergantung dari komitmen temen-temen ini,” lanjut Dimas.
Pembentukan Badan Aksi Tanggap Bencana pun sudah disampaikan pada pihak Dekanat FIKES khususnya Wakil Dekan (Wadek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Keduanya sepakat mendukung dengan adanya inisiasi ini.
“Dia sangat bersyukur dengan adanya ini. Dia bilang secepatnya nanti dibuat dan dari Dekan juga sepakat mendukung kita untuk membuat,” tutup Dimas.
Foto: Google.
Reporter: Bella Mg | Editor: Azzahra Dhea.