Paslon Tunggal Melawan Kotak Kosong
Pemira kali ini hadir dengan Paslon tunggal, bagaimana gambaran BEM-U diperiode yang akan datang.
Pada pemira tahun ini hanya terdapat satu Paslon dengan nomor urut 1, yaitu Belly Stanio sebagai calon ketuan beserta Muhammad Alfian sebagai wakil. Nantinya mereka akan berhadapan dengan kotak kosong karena ketiadaan lawan Paslon pada Pemira tahun ini.
Pada Selasa (28/11), ASPIRASI berkesempatan menemui Paslon 1 selepas Sosialisasi Pemira yang berlangsung di Auditorium BEJ, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Menanggapi dirinya yang berhadapan dengan kotak kosong pada Pemira nanti
Belly beralasan majunya ia bersama Alfian pada Pemira kali ini berlandaskan keresahannya sebagai mahasiswa saat ini. Ia menilai bahwasanya pihak Universitas kerap kali tidak melibatkan mahasiswa dalam kegiatan maupun pengambilan keputusan terhadap kebijakan yang dibuat oleh pihak Rektorat.
Belly dan Alfian sendiri merasa optimis pada Pemira kali ini melawan kotak kosong. Mereka beranggapan bahwasanya mahasiswa UPNVJ sendiri masih membutuhkan sosok Badan Eksekutif tingkat Universitas dalam kampus.
“Karena kami sangat merasakan zaman dulu saat tidak ada BEM-U itu seperti apa. Dan di periode ini kami merasakan bagaimana ketika kita punya BEM-U, saya rasa mahasiswa-mahasiswa di UPN masih merasakan perbedaannya,” terang Belly.
Selain alasan itu baik Belly maupun Alfian mengaku cukup yakin dikarenakan sudah dipercaya serta didukung oleh mahasiswa yang ada maupun dari Ormawa tingkat fakultas.
Kendati demikian Paslon tersebut merasa kecewa dengan iklim demokrasi yang ada di kampus, yang menyebabkan terjadinya Paslon tunggal dalam Pemira. Walaupun mereka tidak murni menyalahkan mahasiswa yang kurang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemira tahun ini. Mereka beranggapan rendahnya partisipasi mahasiswa disebabkan oleh kesibukan mahasiswa dalam kegiatan akademik ataupun organisasi tingkat fakultas maupun UKM.
Fokus Utama Dalam Kepemimpinan yang Datang
Paslon nomor urut satu ini mengaku fokus awal dalam masa kepemimpinannya ingin membangun relasi antar mahasiswa maupun dengan pihak rektorat. Lebih lanjut dirinya menjelaskan melalui program Leader of Veteran yang diusungnya dapat membangun relasi antara ketua Ormawa dengan baik. Selain itu ia mengaku ingin mengembangkan advokasi yang telah ada melalui forum aspirasi mahasiswa.
Tak hanya itu, mereka juga ingin menyediakan beasiswa yang diselenggarakan oleh BEM-U itu sendiri. Serta dirinya mengaku telah menyiapkan program untuk meningkatkan peringkat UPN “Veteran” Jakarta dalam hal akreditasi.
Akan tetapi untuk kedua program tersebut, tidak dijelaskan lebih dalam seperti apa program yang mereka tawarkan.
Mengenai kemungkinan hadirnya organisasi ekstra di luar kampus, Belly menganggap bahwa hal ini tidak dapat dicegah karena telah dilegalkan oleh Undang-Undang Dikti. Selain itu, mereka menyebutkan bahwa dalam menentukan sikap, BEM-U juga memerlukan persetujuan dari masing-masing Ormawa atau UKM.
Namun, untuk merespon kemungkinan yang mungkin terjadi seperti masuknya partai atau organisasi ekstra kampus, Belly-Alfian menyebut akan mencegah hal-hal yang dapat menganggu di lingkungan kampus.
“Hanya saja yang kita lindungi itu adalah kampus UPN Veteran Jakarta nya agar tidak rusak karena kepentingan-kepentingan politik itu,” jelasnya.
Melawan Kotak Kosong
Paslon nomor 1 tersebut mengaku tidak jika pemira tahun ini dimenangkan oleh kotak kosong. Karena keputusan itu diambil oleh mayoritas mahasiswa, sehingga kami menyetujui itu. “Artinya para mahasiswa itu sudah mampu menanggung resiko kalo misalnya tahun depan tidak ada BEM-U,” tegasnya.
Mengenai kemungkinan terpilihnya kotak kosong pada Pemira kali ini Abiyyu Fauzan, selaku Ketua Pelaksana Pemira berharap bahwa hal itu terjadi. Kendati demikian pihaknya mengaku telah menyiapkan rencana seandainya kotak kosong yang terpilih oleh mahasiswa UPNVJ.
Dirinya berharap masih ada cara lainnya ketimbang pihak MPM yang mengambil alih fungsi dari BEM. “Sebenernya kalo pahitnya gitu kita gabakal berpikiran buat ngambil alih sih, mungkin bisa diadakan muslub ataupun adanya plt,” jelasnya.
Belly mengungkapkan kalau terjadi Musyawarah Luar Biasa akibat kotak kosong yang menang dalam Pemira kali ini, dirinya mengaku akan mundur sebagai Paslon. “Karena memang itu adalah pilihan mayoritas mahasiswa,” tegasnya.
Ia sendiri tidak mengingikan peran BEM dijalankan oleh MPM. Ia tidak menginginkan jika MPM harus mengemban tugas legislatif maupun eksekutif dalam kampus. “Sesuai ranahnya aja, kalau seandainya pihak rektorat mengizinkan dan mengadakan pemira lagi tahun depan hasilnya sesuai keputusan, maka kami akan lakukan,” tutupnya.
Reporter: Yurri Mg, Sekar Mg. |Editor: Taufiq Hidayatullah