Lika-Liku Seputar Pelaksanaan Pemira BEM-U 2018

Berita UPN

Beragam polemik muncul pada pelaksanaan Pemira tahun ini, mulai dari minimnya partisipasi, hingga sosialisasi yang kurang. Hal tersebut berujung kepada hadirnya Paslon pada pemira kali ini.

Aspirasionline.com — Pemilihan Raya Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat  Universitas (Pemira BEM-U), merupakan salah satu program kerja terbesar Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), yang kini sedang berlangsung di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ).

Kegiatan Pemira ini dilaksanakan oleh pihak MPM sejak tanggal 1 Oktober hingga 29 November, mulai dari proses pendaftaran pasangan calon (Paslon) hingga proses Pemira itu sendiri. Untuk pendaftaran Paslon sendiri dibuka mulai dari 1 Oktober sampai 28 Oktober. Kendati demikian, hanya terdapat satu Paslon hingga pendaftaran ditutup.

Pihak MPM sendiri mengungkapkan sejatinya pendaftaran Paslon hanya berlangsung selama dua belas hari sejak tanggal 1 Oktober. Akan tetapi selama periode pendaftaraan ini tidak ada mahasiswa yang mendaftarkan diri sebagai Paslon. Hal tersebut yang membuat periode pendaftaran paslon di perpanjang selama dua minggu sampai 28 Oktober.

Sampai akhir periode pendaftaran hanya terdapat satu Paslon yang mendaftarkan diri sebagai kandidat ketua dan wakil ketua BEM-U periode 2019/2020. Lantas apa yang menjadi permasalahan pada Pemira tahun ini, upaya pihak MPM yang belum optimal ataukah kepedulian organisasi mahasiswa yang minim.

Abiyyu Fauzan, selaku Ketua Pelaksana Pemira tahun ini, mengaku telah berupaya untuk melakukan sosialisasi mengenai Pemira tahun ini, baik melalui media cetak, online, dan secara lisan kepada mahasiswa UPNVJ, sejak awal Oktober lalu. “Tidak hanya itu, kami juga terjun langsung ke tiap-tiap fakultas untuk mencari kandidat Paslon,” jelasnya ketika ditemui ASPIRASI pada Selasa, 28 November silam, di sekretariat MPM.

Abiyuu mengatakan ketiadaan Paslon pada tiga minggu pertama proses pendaftaran membuat pihaknya mengadakan forum terbuka kepada para Ormawa dan UKM terkait permasalahan ini. Dirinya mengungkapkan dari forum tersebut tercapai kesepakatan bahwa masa pendaftaran diperpanjang sampai 28 Oktober.

“Kami juga tidak mungkin memperpanjang terus hingga bulan ini,  karena kami juga mendapat surat (red, dari pihak Rektorat) kalau ormawa (BEM-U) harus ada,” terangnya. Lebih lanjut ia juga menerangkan bahwa pihaknya juga harus mengikuti keputusan dari forum yang telah diadakan karena sudah kesepakatan mahasiswa bersama.

Keberadaan Paslon tunggal pada Pemira BEM-U kali ini, membuat MPM kembali mengadakan forum terbuka bersama pihak Ormawa dan UKM. Abiyyu mengatakan forum tersebut dihadiri oleh 31 pihak baik dari Ormawa dan UKM.

Dirinya mengungkapkan forum tersebut dilakukan guna membahas kelanjutan Pemira BEM-U yang hanya terdapat satu Paslon. Melalui forum tersebut MPM memberikan dua opsi kepada pihak Ormawa dan UKM terkait Pemira tahun ini, apakah melawan kotak kosong atau aklamasi. Hasilnya 28 pihak menyatakan setuju dengan kotak kosong, sementara 3 pihak lainnya setuju dengan aklamasi.

Meskipun pelaksanaan Pemira yang berbeda dengan tahun sebelumnya Abiyyu menegaskan bahwasanya tidak ada kendala berarti dalam pelaksanaan Pemira tahun ini, karena semuanya sesuai dengan rencana yang dibuat oleh pihaknya.

“Kendala karena sistemnya bakal beda, yang harusnya ada debat menjadi sosialisasi. Karena debat dan sosialisasi itu berbeda,” tegasnya.

Kurangnya Sosialisasi Menurut Mahasiswa

Meski sosialisasi telah dilakukan sejak awal Oktober dan Pemira akan dilaksanakan pada esok hari, masih terdapat mahasiswa yang tidak mengetahui perkembangan Pemira tahun ini. “Yang gue tau sih cuma siapa Paslonnya, Kalau proses pendaftaran dan Pemiranya sendiri gue gak tau. Bahkan ini baru tau pas ditanya kalau besok (red, Kamis 29 November) ada Pemira,” ungkap Schavira Bakhita, ketika ditanya ASPIRASI pada Rabu, (28/11). Schavira  sendiri merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi, angkatan 2018.

Menanggapi hal tersebut, Abiyyu mengaku dirinya tidak dapat menjawab apakah sosisalisasi yang dilakukan olehnya telah optimal atau belum. “Kita sudah melakukan sosialisasi sebanyak 3 kali, kita gatau udah maksimal atau belum, tapi kalo menurut gua pribadi sih ada plus minus-nya,” lanjutnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berusaha melakukan semampunya dalam waktu sebulan pelaksanaan Pemira tahun ini. “Kami sudah berusaha seoptimal mungkin dan dalam pelaksanaanya juga sesuai rencana, tidak terburu-buru,” tutupnya malam itu.

Reporter : Labib Mg, Faisal Mg. |Editor: Taufiq Hidayatullah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *