Kampus Hijau Bersiap Sambut Mahasiswa Baru
Jumlah mahasiswa yang terus bertambah setiap tahunnya membuat pihak universitas harus memutar otak. Beberapa pergeseran dan perpindahan gedung serta inovasi mass classroom digadang-gadang bisa menjadi solusinya.
Jumlah mahasiswa baru UPNVJ terus bertambah tiap tahunnya. Pada tahun ajaran baru kali ini, tercatat 2.855 mahasiswa resmi menjadi bagian baru dari sivitas akademika kampus hijau.
Bertambahnya jumlah mahasiswa ini membuat UPNVJ melakukan beberapa inovasi untuk menunjang kegiatan akademik. Salah satunya adalah pergeseran dan perpindahan gedung untuk beberapa fakultas.
Menurut Kepala Bagian Umum Hukum Tata Laksana dan Barang Milik Negara Cahyo Trijadi perubahan akan dilakukan pada fungsi gedung-gedung fakultas, antara lain gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) untuk Magister Manajemen lantai 2 dan 3 akan dialihfungsikan menjadi gedung tambahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), gedung Fakultas Hukum (FH) untuk Magister Hukum akan dialihfungsikan menjadi gedung tambahan untuk FEB, sedangkan FH Pascasarjana pindah ke gedung Fakultas Teknik (FT). FT akan pindah sepenuhnya ke Kampus UPNVJ Limo. Hal tersebut direncanakan dapat berjalan pada semester ini.
“Yang tadinya untuk ruang rapat atau ruang lain yang kurang bermanfaat akan kita ubah untuk penambahan ruang kuliah karena sebelumnya ada ruangan-ruangan yang belum dimanfaatan secara maksimal,” kata Cahyo saat ditemui di ruangannya pada Selasa, (31/7) lalu.
Pengaturan alokasi dan fungsi-fungsi ruang kelas dari gedung tambahan akan diserahkan pada kebijakan dari masing-masing fakultas. Namun, Cahyo juga mengaku belum menerima detail mengenai sistem manajemen gedung tambahannya nanti.
Wakil Dekan (Wadek) II FISIP Hermina menjelaskan bahwa pihak fakultas merasa perlu untuk meminta penambahan gedung kepada pihak rektorat karena mempertimbangkan peningkatan jumlah mahasiswa baru yang mendaftar di FISIP.
Jika tahun sebelumnya FISIP hanya menerima 450 mahasiswa baru, kini mereka menerima 700 mahasiswa baru. Padahal Gedung Ahmad Yani yang kini digunakan FISIP hanya mampu menampung sekitar 1000 mahasiswa saja.
“Dengan kapasitas seperti itu, fakultas merasa gedung ini sudah tidak lagi cukup untuk menampung mahasiswa, tidak hanya untuk tahun ini tapi juga untuk tahun-tahun berikutnya,” jelas Hermina. Tetapi, ia menjelaskan bahwa alokasi penggunaan gedung baru FISIP belum bisa dipastikan karena mahasiswa Pascasarjana Manajemen yang menempati gedung tersebut belum dialihkan
Inovasi Baru
Dengan bertambahnya jumlah mahasiswa baru, pihak universitas pun mengalami kesulitan untuk menentukan alokasi pembagian ruang kelas secara keseluruhan.
Menurut data yang diperoleh ASPIRASI dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi Ridwan, perencanaan jumlah kelas yang direncanakan oleh seluruh kepala program studi (Kaprodi) di UPNVJ berjumlah 3.376. Namun, ruang kelas yang bisa dipakai hanya berjumlah 106 saja. Dengan asumsi ruang kelas bisa digunakan sebanyak empat kali sehari dan lima hari seminggu, maka jumlah kelas normal yang bisa dilaksanakan hanya berjumlah 2.120 saja.
Dengan minus lebih dari seribu kelas tersebut, pihak universitas akhirnya membuat enam ruang kelas yang dinamakan dengan mass classroom.
Menurut penjelasan Ridwan, mass classroom adalah sejenis ruang multimedia yang dijadikan ruang kelas. Nantinya, satu orang dosen akan mengajar untuk seluruh mahasiswa yang berada di dalam mass classroom menggunakan teknologi teleconference. Dari enam ruangan tersebut, empat diantaraya berada di Kampus Pondok Labu dan telah siap untuk digunakan. “Di Gedung Kartini satu, bekas Fisioterapi atasnya satu, di FK tengah satu, di FEB satu,” jelas Ridwan pada Jumat, (3/8) lalu.
Satu mass classroom bisa menampung 30 mahasiswa. Dengan empat kelas yang tersebar di Kampus Pondok Labu, berarti mass classroom bisa menampung 120 mahasiswa di empat ruangan yang berbeda.
“Dosennya satu dan bebas mau di ruangan mana. Nanti interaktif, lewat video. Seperti teleconference, nanti kameranya bisa mengikuti orang,” kata Ridwan.
Agar mass classroom dapat digunakan secara efektif, keempat ruangan itu nantinya akan digunakan untuk mata kuliah wajib universitas seperti Pendidikan Pancasila, Kepemimpinan, dan Wawasan Kebangsaan.
Ridwan juga memastikan bahwa empat mass classroom di Kampus Pondok Labu sudah melewati tahap uji teknis sehingga siap untuk digunakan di tahun ajaran 2018/2019 mendatang. Namun menurut Ridwan, mass classroom ini belum cukup untuk menutupi kekurangan ruang kelas seperti yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Solusi lain untuk mengatasi masalah tersebut ialah menambah sesi mata kuliah menjadi lima kali sehari dengan menggunakan beberapa ruang kelas yang berada di lantai dasar.
“Akhirnya ya kemungkinan mass classroom yang empat ruangan. Terus ditambah ada beberapa kelas yang lima sesi. Itu dipilih ya, jangan semuanya,” tutup Ridwan.
Reporter : Fakhri Taka, Syahida Ayu