
Penolakan Forum Aspirasi Mahasiswa Soroti Bobroknya Demokrasi di UPNVJ
Upaya pembatasan hak suara mahasiswa semakin meluas di Kampus UPNVJ. Keputusan rektorat yang menolak pelaksanaan FAM kedua semakin menyoroti kemunduran kualitas demokrasi di lingkungan kampus.
Aspirasionline.com – Kondisi demokrasi di lingkungan kampus UPNVJ terlihat semakin rumit dengan gagalnya pelaksanaan Forum Aspirasi Mahasiswa (FAM) ke-2, yang semestinya diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) pada Senin, 25 November 2024 lalu
Ketua BEM UPNVJ periode 2024, Masita Marasabessy, menyayangkan hal ini terjadi mengingat diadakannya FAM ke-2 dapat memberikan ruang bagi mahasiswa untuk menagih janji-janji yang diberikan rektorat pada masa awal kepemimpinannya.
“Kita mau nagih janji itu, mana gitu kok tidak terselesaikan sampai dengan akhir periode, at least kalau memang belum terselesaikan kalian (rektorat) kasih update-an nya aja gitu progress nya udah sampai mana, biar teman-teman mahasiswa tahu,” jelas Masita saat ditemui ASPIRASI pada Jumat, (29/11).
Tak sedikit aspirasi yang ingin disampaikan dalam FAM ke-2, seperti halnya permasalahan pengelolaan lahan parkir di Kampus Limo yang hingga sekarang tidak ada titik terang.
Masita menjelaskan bahwa UPNVJ tidak memiliki perjanjian formal dengan pihak parkir, sehingga ketika terjadi insiden, tanggung jawab terkesan dilempar-lempar tanpa kejelasan pihak yang harus bertanggung jawab.
“(Dengan kejadian itu) harusnya ada tanggung jawab dari pihak parkiran kan, nah pihak kampus gak bisa nagih itu karena ternyata pihak kampus gak punya MoU (Memorandum of Understanding) sama pengurus parkiran Limo,” keluh Masita.
Di Balik Kabut Penolakan Rektorat terhadap Pelaksanaan FAM Kedua
Kesuksesan pelaksanaan FAM pertama mendorong diadakannya kembali forum aspirasi tersebut. Pada bulan Oktober dan November 2024, BEM UPNVJ juga telah menyerahkan surat resmi kepada rektorat untuk mengajukan penyelenggaraan FAM Kedua.
Kendati demikian, mendekati hari pelaksanaan tidak ada kejelasan mengenai komunikasi terkait pembatalan atau penolakan forum tersebut. Masita selaku Ketua BEM UPNVJ pada saat itu, akhirnya turun tangan mempertanyakan teknis kepada Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kerja Sama dan Kemahasiswaan, Ria Maria Theresa yang berwenang terkait hal ini.
Alih-alih disampaikan oleh Warek III, informasi penolakan ini justru disampaikan melalui Staff Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama (AKPK), Halwanih, pada Kamis, (21/11) lalu. Halwanih menjelaskan bahwa penolakan ini datang langsung dari Anter Venus selaku Rektor UPNVJ saat ini.
“Ternyata dari Pak Halwanih menyampaikan tidak boleh ada Forum Aspirasi Mahasiswa yang kedua. Terus setelah itu dikasih surat disposisinya, ternyata yang nggak ngebolehin itu dari Pak Anter Venus nya, rektornya sendiri,” pungkas Masita.
Berdasarkan pernyataan Masita, Halwanih juga menyampaikan bahwa forum aspirasi untuk mahasiswa hanya dapat dilaksanakan satu kali dalam satu periode kepengurusan.
Meski demikian, Masita terus berusaha mendesak rektorat untuk memberikan kejelasan mengenai keputusannya ini, namun upaya untuk bertemu dengan pihak rektorat hingga kini belum membuahkan hasil.
Tak berhenti disitu, BEM UPNVJ telah mengunggah video pernyataan aksi melalui laman Instagram resminya @bem_upnvj terkait keputusan penolakan FAM ke-2, pihak rektorat lagi-lagi tidak memberikan tanggapan.
“Udah kita buat (video pernyataan aksi) juga mereka (rektorat) gak respon sama sekali, mereka udah tutup kuping juga mungkin,” kata Masita.
Keadaan demokrasi di UPNVJ nampak semakin terhimpit dan ambigu pasca keputusan penolakan terhadap pelaksanaan FAM kedua, yang dalam pandangan Masita, mencerminkan kemunduran yang signifikan dalam kualitas demokrasi di lingkungan kampus.
“Kita dibatasi hak suaranya, ketika kita dibatasi (hak suaranya) mereka juga nggak bisa kasih performa yang baik terhadap kinerja mereka gitu loh. Jadi kalau aku nilai, buruk banget sih (demokrasi nya),” tukas Masita.
Reporter ASPIRASI telah berupaya menghubungi Rektor dan Warek III untuk meminta konfirmasi lebih lanjut baik via Whatsapp, maupun secara langsung ke ruangannya. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh dari sekretaris mereka, keduanya sedang menjalankan dinas di luar kota sehingga tidak dapat ditemui hingga berita ini terbit.
Ilustrasi : ASPIRASI/Tia Nur
Reporter : Tia Nur | Editor : Nabila Adelita.