Buntut Kasus Korupsi UPNVJ, Mahasiswa Desak Transparansi dan Keterbukaan dari Rektorat
Barisan mahasiswa UPNVJ mengambil langkah tegas dengan menggelar unjuk rasa untuk menuntut titik terang dari adanya kasus korupsi yang melibatkan kampus bela negara.
Aspirasionline.com — Menindaklanjuti kasus korupsi yang kembali mencuat, sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) melakukan aksi unjuk rasa di Kampus Limo dan Kampus Pondok Labu pada Kamis, (13/6).
Aksi diawali dengan melakukan long march dari gerbang depan Kampus Limo hingga lapangan gedung Medical Education and Research Center (MERCe) Fakultas Kedokteran (FK). Mahasiswa merumuskan dan menyampaikan lima tuntutan utama kepada rektorat, yang muncul sebagai respon atas berbagai isu yang melibatkan pihak kampus.
“Klarifikasi terbuka terkait kasus korupsi, transparansi dana pembangunan, penyelenggaraan pendidikan bebas KKN, pemecatan birokrat kampus yang terlibat, dan ajakan kepada seluruh civitas akademika untuk mengawal kasus ini,” tegas Fadli Yudistira selaku Koordinator Aliansi UPNVJ Bergerak kepada ASPIRASI pada Kamis, (13/6).
Aksi simbolik di Kampus Limo yang tadinya akan dimulai pada pukul 09.00 WIB, mengalami keterlambatan yang menyebabkan aksi baru dimulai pukul 10.43 WIB. Namun, hal itu tidak memadamkan semangat mahasiswa yang siap menyuarakan keresahan terhadap kasus korupsi UPNVJ.
Sepanjang perjalanan menuju gedung MERCe, para mahasiswa terlihat membawa berbagai spanduk dan poster berisi tuntutan agar kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat kampus segera dituntaskan.
Seluruh massa aksi juga meneriakkan yel-yel anti-korupsi dan meminta transparansi dari pihak rektorat. Aksi simbolik dilakukan dengan orasi-orasi kekecewaan mahasiswa, serta aksi penggantungan almamater.
“Dalam penggantungan almamater itu kita menandakan bahwasanya almamater yang kita dapatkan dengan bayar biaya kuliah itu kita gantungkan kembali kepada rektorat karena kita menggantungkan uang-uang kuliah kita,” terang Fadli.
Setelah aksi di Kampus Limo dituntaskan, massa berpindah ke Kampus Pondok Labu untuk melanjutkan unjuk rasa. Di sana, barisan mahasiswa kembali melakukan long march dan orasi di depan gedung rektorat.
Suasana menjadi semakin memanas dan ricuh ketika beberapa mahasiswa melakukan pembakaran ban dan menghamburkan duit mainan sebagai bentuk protes yang dramatis.
Pada pukul 13.57 WIB, jajaran rektorat, seperti Anter Venus selaku Rektor, Henry Binsar Hamonangan Sitorus selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik, dan Ria Maria Theresa selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, serta mantan Rektor Erna Hernawati turun mendatangi massa aksi.
Setelah situasi cukup kondusif, Anter Venus sempat meminta massa untuk berdialog perihal kebenaran kasus korupsi, namun massa aksi memanas akibat menuntut kehadiran mantan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Prasetyo Hadi, yang kala itu juga menjabat sebagai Ketua Tim Pembangunan Gedung MERCe FK UPNVJ.
Mempertanyakan ketidakhadiran Prasetyo, perwakilan massa aksi terus mendesak rektor dan jajarannya untuk memenuhi kualitas forum dengan menghadirkan hingga memanggil Prasetyo Hadi selaku ketua tim pembangunan dan kuasa pemegang anggaran MERCe.
Kekecewaan Mahasiswa terhadap Kasus Korupsi di UPNVJ
Penetapan dua tersangka dalam kasus korupsi di UPNVJ menghebohkan publik, khususnya bagi mahasiswa kampus hijau itu sendiri. Tak heran, banyak mahasiswa yang merasa kecewa dan marah atas tindakan yang mencoreng nama baik kampus mereka.
Salah seorang mahasiswa dari jurusan Ilmu Politik, Muhammad Raul Zikra, mengungkapkan bahwa kasus tersebut menimbulkan keresahan bagi mahasiswa karena terjadi di lingkungan akademik yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu.
“Ini lingkup akademik. Kita diajarkan untuk bisa memberikan ilmu yang bermanfaat, tapi malah ada kasus korupsi di lingkungan akademik,” ungkap Raul kepada ASPIRASI pada Kamis, (13/6).
Lebih lanjut, Raul merasa mengemban tekanan moral sebagai mahasiswa untuk dapat terus mengawal isu yang berkembang di kampusnya sendiri.
“Teman-teman UPN mengeluhkan tentang sarana prasarana, parkiran, dan lain-lain, tapi malah ada korupsi yang di mana itu menyakitkan bagi kita yang membayar ukt memang mahal,” kata mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu.
Raul bersama kawanan mahasiswa menuntut agar pihak rektorat yang menjabat pada saat terjadinya korupsi, dapat memberikan penjelasan terkait situasi yang terjadi saat ini.
“Karena tidak mungkin ataupun sia-sia saja jika satu pemimpin tidak tau apa yang dikerjakan staf dan lain lain, karena staf dan bawahannya pasti akan melaporkan semua kegiatannya kepada para pemimpinnya,” jelas Raul.
Pada kesempatan yang sama, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Rifky Suprobo Putra, berharap bahwa aksi ini dapat memperjelas informasi terkait kasus korupsi yang terjadi.
Karena menurutnya, masih banyak informasi simpang siur terkait pelaku korupsi dan berharap aksi ini dapat mendorong keterbukaan dari pihak kampus dan kepolisian.
“Semoga dengan adanya demo ini lebih jelas gitu informasinya yang bener yang mana,” lontar Rifky kepada ASPIRASI pada Kamis, (13/6).
Foto: ASPIRASI/Safira
Reporter: Azzahwa Zulfa | Editor: Nayla Shabrina