Melihat Wajah Baru Taman Ismail Marzuki

Wisata

Pembukaan tempat wisata Taman Ismail Marzuki di masa revitalisasi mengundang antusiasme. Para pengunjung dari berbagai daerah untuk menyaksikan pameran galeri seni yang dibuka secara gratis untuk umum.

Aspirasionline.com – Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan sebuah pusat kesenian dan kebudayaan yang berlokasi di Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. Beragam area rekreasi dan edukasi seni serta budaya dihadirkan di sini. 

Namun sejak tahun 2019 akses kunjungan TIM dibatasi karena adanya revitalisasi. Dan kini revitalisasi tersebut hampir rampung. Mulai 3 Juni 2022, beberapa area sudah kembali diaktivasi dan dibuka untuk umum. Salah satunya adalah Gedung Panjang.

Gedung Panjang memiliki total empat belas lantai yang terbagi menjadi beberapa fungsi. Lantai satu diperuntukkan sebagai area galeri seni, lantai dua diisi dengan ritel, lantai tiga dipergunakan untuk coworking space, lantai empat hingga tujuh adalah area perpustakaan dan arsip. Kemudian di lantai delapan hingga dua belas untuk wisma seni, dan lantai tiga belas hingga empat belas berfungsi sebagai area kantor pengelola serta Angkatan Jakarta (AJ).

Saat pihak Aspirasi berkunjung ke TIM, akses Gedung Panjang yang diberikan hanya sampai lantai tiga. Hal ini sejalan dengan pernyataan Faiq Ahmad, salah satu pengelola Gedung Panjang bahwa tidak semua area di Gedung Panjang telah diaktivasi. 

“Walaupun Gedung Panjang sudah diaktivasi tapi dari fungsi-fungsinya yang baru kita berikan akses itu mulai dari galeri seni juga sampai lantai tiga,” jelas Faiq, Sabtu (4/6).

Selain itu, Faiq menginformasikan bahwa area yang sudah diaktivasi dan dibuka untuk umum bukan hanya Gedung Panjang, melainkan juga Galeri Annex yang letaknya berada tepat dibelakang Gedung Panjang. Sedangkan untuk area Perpustakaan, Faiq mengatakan bahwa selanjutnya pihaknya akan mengintegrasi area tersebut bersamaan dengan pembukaan seluruh Gedung Panjang.

“Oh, sebagai tambahan, kita juga punya Galeri Annex. Memang tidak terhubung dengan Gedung Panjang tapi itu bagian dari area yang sudah diaktivasi,” tambah Faiq.

Faiq Ahmad menyatakan tujuan digagasnya revitalisasi TIM ialah untuk mengembalikan nilai-nilai dan fungsi-fungsi yang ada dari tempat tersebut. 

“Banyak fasilitas-fasilitas yang perlu diperbarui dan diperbaiki, dan saat inilah kami mengembalikan nilai-nilai ataupun fungsi-fungsi yang ada dari Taman Ismail Marzuki ini,” ujar Faiq.

Pameran Betawi Masa Kini, Masa Gitu di Gedung Panjang

Pameran galeri seni di Gedung Panjang digelar oleh beberapa seniman, salah satunya adalah pameran bertajuk Betawi Masa Kini, Masa Gitu yang dikoordinir oleh Saepul Bahri selaku ketua komunitas Kilau Art Studio.

Saepul menjelaskan bahwa tujuan pameran itu dibuat selain sebagai aktivasi Gedung Panjang adalah untuk membangun ekosistem kesenian agar dapat berjalan lancar dan menyokong kreator untuk menumbuhkan kerja kreatif.

“Kalau dari komunitas itu ingin membangun ekosistem kesenian di ibukota dan tentunya disana kadang ada tapi kok harus membayar atau apalah jadi ekosistem itu seperti merawut gitu,” jelasnya.

Pameran yang diselenggarakan dari tanggal 3 hingga 12 Juni 2022 tersebut terdiri dari 40 seniman di Jabodetabek yang telah menghasilkan beberapa karya untuk ditampilkan dalam galeri.

“Ada instalasi, ada lukisan, ada seni grafis, ada yang mozaik, ada patung, segala macam. Saya kira berikutnya akan lebih marak lagi, harapannya begitu,” ujar Saepul.

Ketika ditanya mengenai harapan dari pengunjung yang telah datang ke pameran seninya, Saepul berharap bahwa semoga apa yang diekspresikan dalam seni dapat memberikan inspirasi baik bagi para pengunjung.

“Tetap, bahwa apa yang ada disekitar itu dari berkespresi seni ini bisa memberi inspirasi. Kedua, menggugah wacana-wacana yang lebih dekat di masyarakat itu bisa menjadi nilai-nilai yang bisa meningkatkan taraf ide, pola pikir, kemandirian, ekosistem, dan sebagainya,” ujar Saepul penuh harap.

Antusiasme dan Harapan Pengunjung

Meskipun baru dibuka, Taman Ismail Marzuki sudah kedatangan cukup ramai pengunjung. Para pengunjung datang dengan tujuan yang beragam, ada yang mencari hiburan, ada juga yang menjadikan TIM sebagai sarana edukasi Seni Budaya. Pengunjung yang datang pun berasal dari berbagai daerah.

Rezky dan Lista yang merupakan salah satu pengunjung yang bersama-sama datang ke TIM dari Cilacap mengaku tertarik untuk datang karena memiliki ketertarikan pada seni. Di samping itu, Rezky juga mengaku bahwa TIM sangat menarik dari segi bangunan dan fasilitasnya.

“Disini itu memajangkan karya-karya lukisan dari pelukis-pelukis senior, saya sebagai penikmat seni itu ngerasa ‘wah, ada nih peluang untuk menikmati karya-karya seni’ gitu,” ujar Rezky penuh antusias.

Sama halnya dengan Rezky dan Lista, Adisya datang dari Bogor untuk menikmati pameran karya seni di TIM sekaligus mencari referensi. Adisya mengungkapkan bahwa ia merasa potensi seni yang ada di Indonesia masih kurang mendapat perhatian. 

“Menurut aku kurang aja di Indonesia ditunjukkin seni-seninya. Kalau di luar negeri ‘tuh seni dipandang bagus, tapi di Indonesia masih kayak ‘hah apa itu seni?’ gitu,” tuturnya.

Ke depannya, Adisya berharap agar keseluruhan revitalisasi ini dapat diselesaikan dengan cepat dan adanya penambahan taman pada tempat-tempat tertentu. Tidak jauh berbeda dengan Adisya, Rezky juga  memberi saran kepada pengelola untuk memperbanyak fasilitas-fasilitas, selain juga pengelolaan fasilitas yang harus terus dijaga secara rutin. 

“Semoga tempat ini lebih dirawat secara rutin, jangan hanya awalan doang, hanya beberapa bulan terus dilupakan. Semoga selalu dirawat, fasilitasnya selalu diperbaiki, dan ada maintenance,” tutup Rezky.

Foto: Daffa Almaas.

Reporter: Daffa Almaas. | Editor: Verena Nisa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *