Masyarakat antusias menyambut kampus bela negara ini. Diharapkan kehadiran kampus baru dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Aspirasionline.com — Penambahan lahan baru UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ) bukan lagi menjadi impian. Kini pihak UPNVJ telah berhasil mendapatkan lahan seluas 30,7 hektar di Desa Tanjung Sari, Jonggol, Bogor Timur, Jawa Barat.
ASPIRASI pun berkesempatan untuk meninjau lokasi bersama jajaran rektorat UPNVJ dan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pada Rabu (8/11/2017) lalu. Nantinya di lokasi ini akan dibangun kampus ketiga UPNVJ, setelah kampus di Pondok Labu dan Limo.
Lokasi kampus ketiga UPNVJ berjarak sekitar 72 km jauhnya dari kampus Pondok Labu. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam lamanya dengan menggunakan mobil melalui Jalan Transyogi.
Lahan yang dibeli UPNVJ tidak memiliki akses langsung dengan jalan raya, sehingga untuk mencapainya harus melewati sebuah jalan kecil yang hanya memiliki akses untuk satu mobil.
Ketika tiba di masjid terdekat, rombongan pun harus memarkirkan mobilnya karena lahan UPNVJ belum dapat dilalui mobil. Rombongan harus berjalan kaki sejauh beberapa ratus meter dan menyeberangi sebuah sungai kecil tanpa jembatan. Setelahnya, rombongan masih harus berjalan kaki hingga mendapati sebuah batu penanda batasan lahan yang sudah dimiliki UPNVJ.
Begitu tiba di lokasi, hamparan bukit hijau langsung memanjakan mata. Terlihat pula beberapa petani sedang sibuk bercocok tanam, mulai dari padi, mentimun, hingga kacang-kacangan. Sesekali kami juga berjumpa dengan hewan ternak yang tengah asyik memakan rerumputan.
Said yang merupakan penduduk lokal menuturkan bahwa mayoritas penduduk yang tinggal di sana bekerja sebagai petani. “Sungai yang sempat dilewati untuk menuju ke tempat ini adalah sumber mata air. Di sana ada bendungan yang mengalir ke sawah. Kambing-kambing juga milik warga, tetapi tidak ada peternakan,” jelasnya ketika dihubungi melalui telepon pada Jumat (17/3) lalu.
Sayangnya pemandangan berbeda didapati ASPIRASI ketika kami berkesempatan untuk mengunjungi lahan UPNVJ untuk kedua kalinya pada Selasa (24/7) lalu. Hamparan bukit hijau yang kami lihat kini tergantikan oleh lahan gersang.
Seorang petani bernama Acon mengakui bahwa petani-petani di sana telah mengalami gagal panen sebanyak tiga kali.
Menyikapi hal ini, Kepala Seksi Pembangunan Desa Tanjung Sari Mulyadi Suryana menjelaskan bahwa lahan Desa Tanjung Sari merupakan lahan tadah hujan. “Kalau tidak ada hujan besar ya susah. Paling kalau lagi seperti ini ditanaminya kacang-kacangan dan kopi,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kepala Desa Tanjung Sari, pada Selasa (24/7) lalu.
Hingga tulisan ini diturunkan, UPNVJ masih mengizinkan warga sekitar untuk bertani dan berkebun seperti biasa. “Tetapi perizinan menanamnya harus melalui perantara dan menggunakan perjanjian. Selama proses pembangunan belum berjalan, masyarakat disana boleh menanam apa saja,” kata Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan Halim Mahfudh.
Antusiasme Warga
Mulyadi mengatakan bahwa masyarakat Tanjung Sari turut menanti pembangunan dari kampus bela negara ini. “Masyarakat sangat menunggu adanya universitas negeri satu-satunya di Tanjung Sari. Menunggu waktu pelaksanaan pembangunannya,” jelas ayah tiga anak itu.
Ia mengatakan bahwa hingga detik ia diwawancarai, tidak ada masyarakat yang protes dengan rencana pembangunan UPNVJ. Pelepasan lahan pun dilakukan berdasarkan kesadaran dari pemilik tanah sendiri. Karena tujuannya baik, yakni untuk bidang pendidikan, masyarakat Tanjung Sari pun menjual tanahnya dengan baik-baik.
Senada dengan Mulyadi, Said yang merupakan penduduk asli Desa Tanjung Sari mengatakan bahwa tidak ada yang menolak rencana pembangunan UPNVJ di lahan mereka.
“Justru mereka mendukung. Karena kan di Bogor Timur tidak ada tempat pendidikan. Masyarakat di sini kalau mau kuliah itu jauh. Harus ke Jakarta, harus ke Bandung,” kata pria berkulit sawo matang itu.
Terlepas dari pembangunan UPNVJ nantinya, Mulyadi mengharapkan kehadiran UPNVJ di Tanjung Sari ini dapat membangun perekonomian warga secara merata. Apalagi, rata-rata masyarakat di sana berada pada golongan Keluarga Sejahtera (KS) tingkat I.
“Mudah-mudahan dengan adanya UPNVJ bisa meningkatkan kesejahteraan di sini. Misalnya warga membangun kos-kosan atau membuka peluang usaha,” harap pria kelahiran Jakarta ini[.]
Reporter: Nabila Tiara |Editor: Nadia Imawangi