Maba UPNVJ Diwajibkan Buka Akun Investasi Saham, Potensi Penyalahgunaan Data Pribadi Terancam
PKKMB UPNVJ 2024 menghadapi kontroversi terkait penugasan pembukaan akun investasi saham melalui Kiwoom Sekuritas. Mahasiswa dan orang tua menyuarakan kekhawatirannya mengenai potensi penyalahgunaan data pribadi.
Aspirasionline.com — Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) tahun 2024 diwarnai dengan kontroversi terkait penugasan pembukaan akun investasi saham di Kiwoom Sekuritas terhadap mahasiswa baru.
Dilansir dari web resmi UPNVJ, dalam upaya meraih Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia), mahasiswa baru UPNVJ yang berjumlah kurang lebih 4.000, akan diminta membuka akun Kiwoom dengan harapan bisa mencetak rekor terbanyak dalam satu waktu.
Meski bertujuan meningkatkan literasi keuangan dan mendorong kemandirian finansial di kalangan generasi muda, penugasan ini justru menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan orang tua. Salah satu kekhawatiran utama yang muncul adalah potensi penyalahgunaan data pribadi.
Hal itu dirasakan oleh Najmuna Al Akram Batubara, mahasiswa baru jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) yang mengungkapkan rasa takutnya akan keamanan informasi, seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), identitas orang tua, pendapatan, pengeluaran, yang bisa disalahgunakan.
“Iya, saya juga juga gitu (takut) apalagi pas ngobrol ke orang tua juga katanya ini kenapa nih minta-minta (data) segala macam bahaya apalagi zaman sekarang banyak penipuan,” kata Akram saat diwawancarai ASPIRASI di Tennis Indoor Senayan pada Selasa, (13/8).
Pada kesempatan yang sama, mahasiswa baru dari jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Ilham Muhammad Ridho turut menambahkan bahwa khawatirnya penugasan ini dirasa akan berpengaruh dengan nilai masa orientasi.
“Awalnya ketika diwajibkan, sanksinya tuh kayak tugas-tugas yang lain. Itu mempengaruhi nilai PKKMB. Nah, di mana kalau nilai itu nggak cukup, bakal ngulang di tahun depan,” jelas Ridho kepada ASPIRASI pada Selasa, (13/8).
Menurut sumber informasi anonim ASPIRASI, sejumlah mahasiswa baru beserta orang tua telah melayangkan berbagai pernyataan keberatan dan protes pada audiensi yang diadakan via Zoom Meeting bersama panitia PKKMB terkait kewajiban membuat akun Kiwoom tersebut.
Tak berhenti sampai disitu, salah satu panitia PKKMB UPNVJ 2024 turut memberikan sikap penolakan terhadap penugasan tersebut. Menurutnya, penugasan ini memberatkan mahasiswa yang mungkin tidak mendapatkan izin dari orang tua.
Ia juga memberikan masukan terkait pengelolaan sponsor dalam program tersebut. Panitia tersebut menilai bahwa seharusnya ada pendekatan yang lebih bijaksana dalam memilih sponsor yang terlibat dalam penugasan.
“Menurutku seharusnya bisa lebih wise (bijaksana) sih dalam mencari sponsor yang nantinya melibatkan penugasan mahasiswa baru,” terang salah satu panitia saat diwawancarai via Whatsapp pada Jumat, (16/8).
Penjelasan Mengenai Isu Kode Referral dalam Program Investasi Saham
Pendaftaran akun investasi saham dalam PKKMB UPNVJ 2024 bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan mahasiswa, melainkan juga langkah strategis sebagai batu loncatan untuk mencetak rekor MURI.
Project Officer PKKMB 2024, Achmad Za’im Mudzaki, mengungkapkan bahwa ide ini lahir dari keinginan panitia untuk mencetak rekor MURI yang merupakan bagian dari grand design PKKMB UPNVJ 2024 yang telah dirancang oleh panitia sejak awal.
“Betul, jadi rekor muri ini memang diawal adalah prokernya sebenarnya dari grand design ku. Di grand design kuingin sekali ada rekor muri karena aku selalu melihat banyak sekali PKKMB yang ada rekor murinya,” kata Zaim saat diwawancarai ASPIRASI melalui Zoom Meeting pada Kamis, (15/8).
PKKMB UPNVJ tahun ini berkolaborasi dengan Kiwoom Sekuritas, dengan harapan kerja sama ini akan membantu pencapaian rekor MURI. Selain itu, panitia PKKMB mengonfirmasi bahwa Kiwoom Sekuritas sebagai sponsor, telah memberikan kontribusi dana sebesar Rp 30 juta guna mendukung penyelenggaraan acara.
“Oke, itu benar (dana 30 juta), kok. Karena memang kita potensi sebagai sponsorship di sini posisinya. Dan itu akan masuk ke RAB kita,” tukas Zaim.
Lebih lanjut, Zaim juga meluruskan isu yang tengah diperbincangkan oleh Keluarga Mahasiswa (Kema) UPNVJ mengenai adanya kode referral dalam program ini.
“Jadi, kita enggak ada pake referral gitu.” tegas Zaim.
Sebagai informasi, berdasarkan telurusan ASPIRASI yang bersumber dari bisnis.com, berdasarkan pengumuman BEI pada Jumat (9/9/2022), dari hasil pemeriksaan BEI, Kiwoom Sekuritas dinyatakan belum sepenuhnya menerapkan ketentuan Pedoman Tata Kelola Teknologi Informasi Operasional Brokerage Office System Anggota Bursa Efek.
Terlebih lagi, pada 13 Juni 2022, Kiwoom Sekuritas sempat mendapat peringatan tertulis dari BEI lantaran tidak memenuhi kelengkapan laporan keuangan tahunan audit 2021. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah tanda tangan direksi.
Di kesempatan yang sama, Oktavianus, selaku perwakilan dari Kiwoom Sekuritas, memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kode referral tersebut. Okta menegaskan bahwa referral tidak ada pada tahap awal, melainkan hanya muncul setelah proses tertentu selesai dan dalam konteks rekomendasi.
“Kalau teman-teman belum buka rekening (akun investasi saham) ya belum bisa belum ada referral link itu,” jelasnya di Zoom Meeting yang sama pada Kamis, (15/8).
Polemik Keamanan Data dalam Program Pembukaan Akun Investasi Saham di PKKMB UPNVJ 2024
Menanggapi peluncuran program pendaftaran akun investasi saham untuk PKKMB UPNVJ 2024, sejumlah orang tua mahasiswa baru menyuarakan penolakan dan kekhawatiran terkait program ini terutama mengenai keamanan data.
Oktavianus menjelaskan lebih lanjut bahwa seluruh pengelolaan data mahasiswa dalam program investasi ini diawasi secara langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dirinya menambahkan bahwa jika ada mahasiswa yang khawatir tentang kemungkinan kebocoran data, mereka dapat segera melaporkannya kepada OJK melalui berbagai saluran, termasuk WhatsApp.
Lebih lanjut, dalam proses pengolahan data, Kiwoom Sekuritas hanya mengirimkan data kepada instansi terkait, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dan pihak perbankan, semata-mata untuk keperluan verifikasi.
“Kita upload-nya di Cloud semuanya by system di Cloud, jadi memang kita usahakan tidak ada simpan langsung di galeri handphone,” jelas Okta.
Di sisi lain, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan, Ria Maria Theresa, menyatakan bahwa tidak ada jaminan terkait potensi penyalahgunaan data dalam penugasan tersebut dari pihak universitas.
“Nggak ada (jaminan perlindungan data pribadi). Ya kan kita nggak bisa menjamin dong kalau data-data pangkalan data nasional aja bisa jebol. Siapa yang menjamin?” kata Ria saat diwawancarai ASPIRASI di Tennis Indoor Senayan pada Selasa, (13/8).
Meskipun tidak ada jaminan sepenuhnya terkait keamanan data mahasiswa, Ria menegaskan keyakinan terhadap perlindungan keamanan data, mengingat UPNVJ juga bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (IDX).
Ria juga menekankan bahwa penugasan ini bertujuan hanya untuk membuka akun, tanpa kewajiban untuk melakukan investasi lebih lanjut, sehingga risiko yang dihadapi mahasiswa diharapkan minimal.
“Walaupun tadi ya tetap resiko, resiko kalau dia menindaklanjuti cuman kalau buka akun aja, selesai, ya udah nggak papa. Karena memang kita memecahkannya (rekor muri) kan sebenarnya cuma buka akun saja,” pungkas Ria.
Foto: ASPIRASI
Reporter: Nabila Adelita | Editor: Nayla Shabrina.