
Labilnya Kebijakan Konsentrasi Prodi Ilmu Komunikasi
Labilnya prodi Ilkom UPNVJ dalam memberlakukan kembali konsentrasi mengakibatkan sosialisasi salah sasaran. Pada akhirnya, konsentrasi akan diterapkan pada mahasiswa Ilkom semester 5 setelah sebelumnya sempat diumumkan untuk mahasiswa baru.
Aspirasionline.com – Program studi (Prodi) S1 Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) ingin menerapkan kembali kebijakan konsentrasi pada kurikulum terbaru tahun 2023 setelah sebelumnya sempat ditiadakan. Hal tersebut telah dikonfirmasi langsung oleh pihak Prodi Ilkom.
Dijelaskan oleh Azwar, Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilkom UPNVJ periode 2023-2027, alasan diadakannya kembali konsentrasi bagi mahasiswa Ilkom adalah respons terhadap perubahan-perubahan yang kerap terjadi pada dunia ilmu pengetahuan.
“Karena ini zaman yang selalu berubah dan punya pengetahuan-pengetahuan baru, jadi orang semakin hari semakin dituntut untuk mengenal banyak hal, tapi spesialis di satu hal,” jelasnya saat diwawancarai ASPIRASI pada Kamis, (13/7).
Pengadaan kembali konsentrasi lantas menjadi perhatian bagi mahasiswa Ilkom yang memang sejak beberapa tahun belakangan tidak menjalani sistem konsentrasi. Hal ini kemudian memunculkan berbagai reaksi dari para mahasiswa mengenai pengadaan konsentrasi kembali.
“Kalau ada peminatan jadi lebih enak sih karena mungkin lebih fokus menjurusnya ke mana,” ungkap Ariel Irlanes, mahasiswa Ilkom angkatan 2022 saat diwawancarai ASPIRASI pada Kamis, (13/7).
Sependapat dengan Ariel, Gabriel Abel, mahasiswa Ilkom angkatan 2020 mengatakan jika bisa memilih, ia lebih memilih adanya sistem konsentrasi. Hal itu menurutnya mempermudah mahasiswa, terutama untuk belajar sesuai bidang yang ingin mereka kuasai.
Angkatannya sendiri termasuk angkatan dimana konsentrasi ditiadakan. Sejauh yang ia tahu, hal itu dilakukan pihak prodi untuk memberikan kebebasan kepada mahasiswa.
“Gue kayaknya pernah denger deh. Emang biar mahasiswanya sendiri yang bebas memilih dia pengen belajar apa aja selama kuliah,” ujar Gabriel kepada ASPIRASI pada Jumat, (14/7).
Di sisi lain, pengadaan kembali konsentrasi di Prodi Ilkom tak luput dari kritik. Athaillah Cahyadewi, mahasiswi Ilkom angkatan 2021 menyayangkan adanya pembatasan kuota dalam sistem konsentrasi ini. Hal itu menurutnya malah memberatkan mahasiswa.
“Kalau memang ada satu peminatan yang kuotanya sudah melebihi bakal dipindahin ke peminatan lain tanpa sepengetahuan mereka. Itu yang bikin mahasiswa Ilkom tuh kayak ‘aduh berat nih ada konsentrasi’,” keluh mahasiswi Ilkom yang kerap disapa Illa tersebut pada Sabtu, (15/7).
Bolak-Balik Revisi Kurikulum
Penerapan kurikulum baru pada prodi Ilkom awalnya hanya akan diberlakukan pada mahasiswa baru angkatan 2023, salah satunya terkait penerapan kembali konsentrasi. Padahal berdasarkan keterangan Illa, form terkait pengisian konsentrasi pernah tersiar di grup WhatsApp mahasiswa Ilkom angkatan 2021.
Usut punya usut, saat pihak Himpunan Mahasiswa Ilkom (Himaikom) meminta konfirmasi dari pihak Prodi terkait adanya kebingungan yang dirasakan mahasiswa angkatan 2021, pihak prodi menjelaskan bahwa form tersebut hanya sebuah survei untuk mengetahui peminatan mana yang paling diminati mahasiswa.
“Katanya ini tuh (form) sebagai langkah awal aja. Dia sebenernya ingin tahu apa peminatan yang paling diminati, baru habis itu mau ngadain sosialisasi, tapi mahasiswa udah ketar-ketir,” terang Salma Nabilla Rachsan selaku Ketua HIMAIKOM saat diwawancarai ASPIRASI pada Rabu, (19/7).
Hal tersebut juga diterangkan oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Azwar bahwa survei dilakukan untuk melihat tanggapan dari mahasiswa.
“Itu disebut dengan survei, seandainya ini (konsentrasi) nanti diterapkan, tanggapan mahasiswanya seperti apa, bukan berarti mahasiswa itu dia akan mengambil ini,” ucap Azwar menjelaskan.
Maka setelah adanya huru-hara pengisian form, pihak Prodi dan HIMAIKOM melakukan sosialisasi terkait konsentrasi bagi mahasiswa angkatan 2021 dan 2022. Namun, sosialisasi tersebut disebut salah sasaran sebab pengadaan konsentrasi diterapkan untuk mahasiswa Ilkom angkatan 2023 saja.
“Artinya kalo memang itu diterapkan, itu untuk anak (mahasiswa tahun angkatan) 2023,” terang Azwar.
Namun, kebijakan tersebut berubah kembali. Pengadaan konsentrasi pada akhirnya juga diberlakukan pada mahasiswa angkatan 2021 dan 2022. Selidik punya selidik, hal itu dilakukan untuk mengakomodasi keperluan MBKM di semester lima.
Revisi kurikulum dilakukan oleh pihak prodi untuk mengakomodasi hal tersebut. Kini konsentrasi sudah dijalankan oleh mahasiswa semester 5 pada perkuliahan semester ini, dengan 3 pilihan konsentrasi, antara lain yaitu public relations, marketing komunikasi, dan jurnalistik.
Berdasarkan penuturan Azwar, beberapa mahasiswa semester 5 yang sedang melaksanakan MBKM di perkuliahan semester ini nantinya tetap akan melaksanakan konsentrasi, tepatnya saat perkuliahan semester 6.
Azwar juga mengakui bahwa kurikulum baru difinalisasikan dan ditandatangani oleh Rektor UPNVJ sehari sebelum dilakukan wawancara pada Rabu, (2/8). Azwar mengatakan bahwa sebelumnya kurikulum masih berproses.
“Ketika tersampaikan ke mahasiswa, mahasiswa kan enggak sabar, kalau sekarang kan saya sudah bisa katakan, kita akan terapkan kurikulum baru. Kenapa? Karena sudah ada tanda tangan rektor,” jelas Azwar saat diwawancarai ASPIRASI pada Kamis, (3/8).
Menyikapi tidak konsistennya kebijakan kurikulum terkait konsentrasi ini dibuat membuat mahasiswa mengharapkan adanya sosialisasi yang lebih rigid. Terutama terhadap mahasiswa Ilkom angkatan 2023, mengingat kurikulum yang mereka dapatkan baru dan berbeda dari angkatan-angkatan sebelumnya.
“Kasihan kan ini pasti baru buat mereka, apalagi kayak tingkatnya yang angkatan 2022 udah berbeda kurikulum dengan dia, jadi kan enggak bisa nanya-nanya, jadi harus banyak bimbingan dan sosialisasi. Teknis dan prosedurnya harus lebih jelas,” tegas Salma menutup pembicaraan.
Ilustrasi: ASPIRASI/Alfianti Putri.
Reporter: Agnes Felicia, Alfianti Putri. | Editor: Vedro Imanuel.