Pembatasan Maba Fakultas Teknik Mengenal Organisasi Kemahasiswaan
Tak adanya pemaparan organisasi ketiga himpunan Fakultas Teknik dan arah keberlanjutan organisasi.
Aspirasionline.com – Pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) telah dilaksanakan pada tanggal 14 hingga 16 Agustus lalu. Salah satu acara dalam rangkaian PKKMB adalah pemaparan organisasi dari setiap masing-masing himpunan, terkecuali 3 himpunan yang berada di Fakultas Teknik (FT).
Menurut sekretaris Himpunan Teknik Mesin, Rafa Muhammad Bazar pada Senin, (4/9) ketiga himpunan di FT itu, yakni Himpunan Teknik Perkapalan, Himpunan Teknik Industri dan Himpunan Teknik Mesin tidak dapat melakukan pemaparan himpunannya. Tak hanya itu, Rafa mengatakan mahasiswa yang diutus oleh himpunan untuk menjadi panitia pelaksanaan PKKMB pun dicoret dalam kepanitiaan.
“Saya panitia awalnya, sudah beberapa kali ikut rapat, tapi menjelang hari pelaksanaan PKKMB nama saya dicoret oleh pihak fakultas. Jadi, panitianya itu mahasiswa yang dipilih oleh Wakil Dekan III (Wadek III) bidang Kemahasiswaan, dan soal pemaparan itu juga dikasih tahunya menjelang hari pelaksanaan PKKMB,” jelas Rafa.
Selain Rafa, Ketua Himpunan Teknik Perkapalan, Tegar Panji Susila juga menjelaskan bahwa yang pemaparan itu adalah mahasiswa non himpunan. “Orang dekanat melemparkan pemaparan itu ke anak-anak yang non himpunan dengan alasan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka lebih tinggi, atau dengan kata lain mereka lebih berprestasi,” katanya pada Sabtu (2/9).
Untuk itu, pemaparan organisasi yang seharusnya diisi oleh masing-masing himpunan diganti dengan pemaparan organisasi secara umum dan prestasi-prestasi yang pernah diraih oleh mahasiswa FT. Sebagaimana yang diungkap oleh Nisrina Fadhila, seorang mahasiswi yang dipilih oleh pihak dekanat untuk menyampaikan pemaparan organisasi. “Penjelasan tentang organisasi itu ada, aku yang bikin berdasarkan arahan Wadek III dan itu aku harus jelasin peran, tahapan, susunan organisasi tingkat jurusan atau himpunan itu gimana, jadi secara umum saja,” jelas perempuan yang kerap disapa Ririn itu, yang juga merupakan anggota Himpunan Teknik Industri, Selasa, (5/9).
ASPIRASI kemudian melakukan konfirmasi ke Wadek III FT pada Rabu, (6/9). Saat ditemui di ruangannya, Muhammad Galbi mengatakan bahwa alasan masing-masing himpunan tidak melakukan pemaparan organisasi karena ketiga himpunan tersebut belum memiliki Surat Keputusan (S-Kep). “Saya salah kalau sebut itu organisasi himpunan, karena itu belum ada yang legal. Karena belum ada himpunan, jadi diambil alih oleh Ketua Program Studi (Kaprogdi) karena posisinya sebagai Pembina,” jelasnya.
Masa Depan Himpunan di Fakultas Teknik
Sejak Januari 2017, S-Kep ketiga himpunan di FT belum juga diterima oleh setiap himpunan tersebut. Tegar selaku Ketua Himpunan Perkapalan menjelaskan bahwa himpunan teknik perkapalan selama ini sudah mengajukan proposal ke atas, namun hingga saat ini S-Kep tersebut belum juga dikeluarkan oleh pihak Fakultas. Tak hanya Himpunan Teknik Perkapalan, kedua himpunan lainnya juga telah melakukan hal yang sama. “Kami sudah mencoba beberapa kali mengajukan surat untuk minta S-Kep, katanya masih kurang proposal kami, dan itu sudah kami tambahkan tapi sampai saat ini belum turun,” jelas Ririn.
Tak jauh berbeda dengan Ririn, Tegar juga mengatakan bahwa tiga himpunan di FT belum bisa mengadakan kegiatan apapun, padahal sudah melakukan revisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART), program kerja dan sebagainya. “Sudah kami kasih semuanya, sudah nurutin apa yang mereka (Red : pihak fakultas) mau, tapi sampai sekarang mereka belum bisa nurutin apa yang kami mau,” ungkapnya.
Ketika ditanya alasan S-Kep ketiga himpunan di FT belum juga diturunkan, Galbi selaku Wadek III menuturkan bahwa ketiga himpunan tersebut belum memenuhi kriteria. “Ya mau gimana, ada persyaratan-persyaratan yang belum terpenuhi jadi itu harus diulang,” jelas pria kelahiran Palu tersebut. Selain itu, terang Galbi, Himpunan di UPNVJ tidak lagi berjalan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)-nya. Ia menjelaskan bahwa Badan Eksekutif Mahasisa tingkat Universitas (BEM-U) berperan untuk mewakili universitas, fakultas mewakili komperhensif keilmuan dan himpunan membicarakan tentang kelompok keilmuan, dan kegiatan kesenian olahraga adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
“Mereka (Red : mahasiswa himpunan) harus menonjolkan prestasi, lomba-lomba yang digiatkan, kalau kalian lihat sekarang ngapain sih mereka itu di himpunannya, ngeband, tidur-tiduran, nongkrong, nggak jelaskan. Padahal urusan ngeband segala macam itu juga biar punya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa),” jelas pria kelahiran tahun 1959 tersebut.
Terkait keberlanjutan himpunannya, Rafa mengatakan bahwa dirinya berorganisasi untuk hal yang positif. “Nggak mungkin kami berorganisasi buat hal yang negatif, tapi mereka orang fakultas melihat kami seperti nggak ada apa-apanya gitu. Mereka memandangnya terlalu sebelah mata, padahal kami nggak akan menjerumuskan juga ke hal-hal yang negatif,” katanya.
Untuk itu, keanggotaan Himpunan bukan hanya mahasiswa yang melewati proses seleksi organisasi. Mahasiswa FT yang sudah membayarkan kewajibannya adalah anggota himpunan. Demikian yang Galbi katakan. Ia menambahkan bahwa himpunan juga terikat langsung dengan universitas. Himpunan merupakan bagian dari komplemen fakultas, sehingga Himpunan tentu tidak diizinkan bergerak sendiri. Himpunan harus tunduk dengan aturan Fakultas dan juga Universitas. “Jadi tak hanya di FT tetapi juga semua organisasi kemahasiswaan di UPNVJ agar dapat berjalan sesuai dengan ranahnya masing-masing,” katanya.
Terakhir, Rafa berharap agar pihak fakultas menganggap himpunan yang sekarang seperti mahasiswa lainnya juga atau bukan sesuatu yang buruk. “Karena, kelihatan saja kalau mereka mau nunjukin perbedaan mahasiswa antara negeri dengan swasta, kan terakhir swasta angkatan 2014 nih, makanya sekarang angkatan 2015-2016 tuh kegiatan perkuliahannya di Limo,” tutupnya.
Reporter : Maharani Putri Yunita |Editor : Tri Ditrarini Saraswati