
Menjajal Cita Rasa Baru Dari Satai
Pada umumnya satai identik dengan bumbu kacang, namun salah satu kedai satai yang terletak di pelataran Jalan Siliwangi Kota Depok ini memiliki inovasi baru dalam bidang kuliner.
Aspirasionline.com – Masyarakat Kota Depok biasa mengenalnya dengan nama kedai Ayam Babeh. Kedai yang berdiri sejak tahun 2007 ini memiliki keunikan dalam hal penyajian dan cita rasanya. Pasalnya, bahan dasar yang digunakan sebagai bumbu pelengkap satai bukan berasal dari bumbu kacang melainkan dari bumbu kuning dan kaya akan rempah-rempah.
Awal mulanya kedai ini didirikan oleh seorang lelaki asal Cirebon yang kerap dipanggil Babeh. Namun, setelah Babeh meninggal dunia, kedai Ayam Babeh kemudian diwariskan kepada empat orang anaknya yakni bernama Arif, Budi, Dede dan salah seorang anak perempuannya. Sampai saat ini, kedai Ayam Babeh telah memiliki 8 cabang yang mayoritas berada di Kota Depok dan pusat kedai Ayam Babeh berada di Jalan Nusantara. Ketika ditanya perihal konsep ide masakan, Rinal salah satu pelayan kedai mengatakan bahwa pada awalnya Babeh selaku pemilik kedai ingin melakukan inovasi baru dari bumbu dan bahan inti satai agar dapat menarik minat pelanggan. “Karena kan satai itu identik dengan daging ayam dan bumbu kacang, tapi Babeh ingin membuka kedai satai dengan olahan yang berbeda dari biasanya,” ujar lelaki berdarah Jawa ini, Kamis (9/2).
Kedai ini menjual berbagai macam jenis satai diantaranya satai kulit, satai usus, dan satai tunggir serta olahan ayam potong. Untuk proses pembuatan satai Babeh sendiri tidak terlalu sulit, kulit yang sudah dibumbui dan ditusuk dengan tusuk satai kemudian digoreng hingga garing, lalu dibaluri dengan bumbu kuning. Bumbu kuning yang merupakan keunikan dari kedai Ayam Babeh ini memiliki warna yang hampir sama dengan bumbu satai padang, namun terdapat perbedaan dalam cita rasa dan teksturnya. Bahan – bahan untuk pembuatan bumbu kuning ini ialah kacang, cabai, rempah – rempah, bumbu kuning, dan garam yang diolah dengan baik. Tak hanya itu, bumbu dan bahan pembuatan satai yang dipilih pun dalam keadaan segar.
Kedai yang berada di pinggir jalan ini buka setiap hari Senin sampai dengan Sabtu pukul 17.00 – 23.00. Pengunjung yang datang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, remaja, anak kuliah, pegawai kantor, hingga orang tua. “Awalnya memang bingung dengan bumbu satai yang disajikan, takutnya kurang enak. Tapi setelah mencoba ternyata rasanya nagih,” ujar salah satu pengunjung kedai yang tidak ingin disebutkan namanya, Kamis (9/2).
Harga yang ditawarkan di kedai Ayam Babeh ialah Rp 2.000 untuk satu tusuk satai dan Rp 7.000 untuk satu potongan ayam. “Sekarang bahan dasar satai semua harganya naik, tapi satai yang kita jual harganya tetap dan ukurannya juga gak dikecilkan,” ujar Rinal. “Saat awal pembukaan kedai ini memanglah belum mencapai target karena masih minimnya pelanggan yang datang, namun seiring berjalannya waktu omset yang kami dapatkan terus meningkat,” tambah lelaki berusia 20 tahun ini. Pendapatan yang didapat kedai Ayam Babeh untuk satu harinya telah mencapai angka Rp 4.000.000, sedangkan untuk cabang yang baru dibuka omset yang didapat mencapai Rp 2.000.000 per hari. Dalam satu hari, jumlah satai yang terjual dapat mencapai 2000 tusuk, sedangkan untuk ayam potong mencapai 14 potong.
Untuk kedepannya, pihak kedai Ayam Babeh memiliki keinginan untuk membuka cabang baru di daerah Kelapa Dua Kota Depok serta membuat menu baru seperti ayam rica – rica. “Kita memang ada keinginan untuk buka cabang dan menu baru namun bumbu yang digunakan tetap bumbu kuning karena memang sudah menjadi ciri khas dari kedai ini,” tutup Rinal dengan wajah penuh harapan, Kamis (9/2).
Reporter : Syafira Mg. |Editor : Winda