Keseimbangan Politik Pemerintahan Baru

Nasional

Aspirasionline.com – Presiden Jokowi dan Wakilnya Jusuf Kalla resmi dilantik MPR kemarin pagi. Sebelumnya sempat muncul kekhawatiran pelantikan tersebut bakal terjegal. Ini karena persaingan keras antara kubu pendukung Prabowo Subianto dengan Kubu pasangan Jokowi-JK. Persaingan ini merupakan lanjutan persaingan kedua kubu dalam pemilihan presiden Juli lalu. Dalam pemilihan kursi pemimpin DPR dan MPR, persaingan kedua kubu tersebut kembali mencuat. Kedua kubu berusaha keras menjegal dan menguasai kursi pemimpin. Akankah ini terus berlangsung?

Dalam perbincangan Pilar Demokrasi KBR , politisi Gerindra Martin Hutabarat menilai kebekuan politik dalam sebulan terakhir mencair setelah gencarnya pertemuan Presiden Jokowi dengan tokoh-tokoh petinggi koalisi pendukung Prabowo-Hatta. Kata Martin, ada isu yang sengaja dihembuskan untuk memperburuk citra koalisi pendukung Prabowo,” Ada yang bilang mau menjegal, itu isu saja. Kondisi politik kini sudah mencair. Tak benar adaisu mengagalkan pemerintahan seperti dalam situasi genting,” ujar pria berkacamata tersebut.

Menurut Martin, meningkatnya suhu politik sejak pelantikan anggota DPR baru hanya ingin memperkuat parlemen sebagai penyeimbang kekuatan pemerintah. Kata dia, demokrasi yang sehat bisa terjadi apabila parlemen kuat dan pemerintah kuat. Keduanya saling mendukung dan mengawasi,” PR dan Eksekutif yang kuat menguntungkan masyarakat. Saling mengawasi,” ujarnya.

Sementara itu, peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai ketegangan politik antara kedua kubu koalisi pendukung Prabowo dan Jokowi karena memperebutkan kue kekuasaan di parlemen. Kata Lucius, bagi-bagi kue kekuasaan itu mengakibatkan kedua kubu seakan ada dendam politik,” ungkap Lucius.

Dengan dilantiknya presiden Jokowi-Jusuf Kalla, pemerintahan lima tahun ke depan harus mengakomodasi ekspetasi masyarakat yang besar. Misalnya dengan memiliki menteri yang berintegritas dan tidak cacat baik moral maupun hukum. Menurut politisi fraksi Gerindra Martin Hutabarat untuk presiden yang baru dilantik, dirinya meminta agar tidak terbawa dalam euforia politik berlebihan, “Dukungan rakyat hari ini jadi modal bagi Presiden Jokowi. Membangun kabinet profesional. Menteri Jokowi jangan setengah hati urus kepentingan negara. Jangan urus parpol. Kabinet Jokowi harus profesional, cakap bekerja dan tidak janji palsu,” pinta Martin.

Mengenai menteri yang akan menjadi kabinet pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla lima tahun ke depan, peneliti Formappi Lucius Karus menilai, kinerja Jokowi harus ditunjukkan dengan memilih menteri yang professional, “Kabinet Jokowi harus menunjukkan profesionalitas. Kita jangan bernegosiasi dan membuka ruang. Jika tidak professional, parlemen harus kerja mengawasi pemerintahan sekarang,” ujarnya.

Salah satu hal yang dipinta kubu Gerindra adalah tidak adalagi jual beli perusahaan miliki pemerintah atau BUMN. Apalagi jika pemerintah berencana menaikkan harga BBM tanpa ada upaya lain dari pemerintah akan menyebabkan DPR bereaksi. Menurut Martin, kubu koalisi pendukung Prabowo-Hatta tidak akan mudah menerima program yang diajukan pemerintah. Menurut dia, program yang diajukan akan dikaji apakah merugikan atau menguntungkan rakyat, “Tinjau kembali Undang-Undang dan kontrak-kontrak yg merugikan rakyat.Jangan Jual BUMN. DPR dan Eksekutif yang kuat menguntungkan masyarakat. Saling mengawasi. Jangan ada mafia di parlemen dan pemerintahan. Saling mengawasi yang menguntungkan rakyat. Jokowi jangan buru-buru naikkan harga BBM. Upayakan cara lain, potong anggaran dinas,” tegas Martin.

Di akhir perbincangan pun Martin menegaskan, tidak ada yang dikhawatirkan dari sikap parlemen yang keras belakangan ini. Kata dia, sikap itu ditunjukkan sebagai bentuk pengawasan dan memperkuat parlemen untuk mengimbangi pemerintahan,” Kita tidak ada niatan menjegal,kita mau menunjukkan ke dunia internasional kalau kita juga siap melakukan kehidupan berdemokrasi. Itu ditunjukkan dengan pemimpin parpol koalisi pendukung Prabowo-Hatta yang menghadiri pelantikan presiden Jokowi-Jusuf Kalla hari ini,” tutup Martin.

Sumber : KBR68H

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *