Menyoal Wacana Pembangunan Museum Bela Negara dan Urgensinya

Berita UPN

Wacana pembangunan museum bela negara di kampus UPNVJ mengundang pro kontra. Mahasiswa juga mempertanyakan urgensi dari wacana pembangunan tersebut mengingat masih banyaknya fasilitas kampus yang belum terpenuhi. 

Aspirasionline.com – Baru-baru ini, gedung perpustakaan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) telah diperbaiki dan diperluas. Wajah baru dari perpustakaan ini kerap mengundang banyak respon positif dari mahasiswa maupun civitas akademika. 

Namun, tidak berhenti sampai di situ, Rektor UPNVJ Anter Venus masih mempunyai visi untuk mengembangkan perpustakaan menjadi museum. Nantinya, perpustakaan ini akan dijadikan centrum dengan ikut dibangunnya museum dan galeri.

Concern kedepan, perpustakaan kita akan menjadi Library, Gallery, dan Museum (LGM), itu yang akan kita kembangkan,” sebut Venus, dikutip dari laman Instagram @perpustakaanupnvj yang dipublikasikan pada Rabu, (21/6).

Fajar Nugroho, selaku Kepala Perpustakaan UPNVJ, juga mengakui telah mendapat arahan langsung dari rektor untuk ikut merencanakan pembangunan museum tersebut.

“Iya benar, memang arahan langsung dari rektor itu udah ada rencana untuk membangun museum bela negara. Akan ada dua museum nantinya, museum bela negara dan museum yang isinya sejarah-sejarah UPN,” ujarnya saat ditemui reporter ASPIRASI pada Kamis, (13/7).  

Dibangun untuk Mengenang Perjalanan UPNVJ

Pembangunan museum bela negara yang diwacanakan oleh rektor UPNVJ saat ini masih dalam tahap proses perencanaan dan pembentukan rancangan awal.

“Nanti akan berada di gedung yang sama dengan perpustakaan, namun tidak memangkas atau menggunakan ruangan perpustakaan yang sudah ada,” ucap Fajar menjelaskan.

Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa konsep dari museum ini adalah sejarah untuk mengingat perubahan kampus UPNVJ sejak berdiri hingga sekarang. 

“Kita butuh mengenang bagaimana UPNVJ berdiri sampai dengan sekarang, banyak perubahan yang telah terjadi, supaya orang-orang tau asal muasal UPNVJ,” ujar Prasetyo saat diwawancarai oleh reporter ASPIRASI pada Rabu, (26/7). 

Pada hakikatnya, museum bela negara ditujukan untuk mengenalkan identitas kampus UPNVJ, yaitu sebagai kampus bela negara kepada pihak luar. Nantinya, museum ini juga akan berisi karya, peninggalan, maupun kisah lampau sejak UPNVJ didirikan.

“Kita sudah mengumpulkan buku-buku karya pendahulu kita, yang ternyata tertinggal di gudang, kan sayang (kalau tidak dipergunakan),” lanjut Prasetyo.

Masih Banyak Fasilitas yang Perlu Diprioritaskan, Mahasiswa: Belum Ada Urgensinya  

Di sisi lain, wacana pembangunan museum bela negara tampaknya belum diketahui oleh banyak orang, terutama para mahasiswa. Beberapa diantaranya bahkan tidak mengetahui jika akan dibangun sebuah museum di UPNVJ, tepatnya di gedung perpustakaan. 

Keishia, mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) UPNVJ angkatan 2019 yang sering berkunjung ke perpustakaan, justru mengaku belum mengetahui tentang rencana pembangunan museum tersebut. 

Namun, menurutnya, apabila rencana tersebut direalisasikan, akan lebih baik jika diutamakan dari segi fungsionalitas bangunan itu sendiri, mengingat perpustakaan yang ada saat ini rasanya juga masih kurang mendukung kebutuhan mahasiswa.

“Kalau ada kemauan (wacana) museum bela negara juga, saya pikir akan menjadi lebih bermanfaat untuk penduduk UPNVJ kalau mau mengutamakan fungsionalnya itu sendiri sih dibandingkan cuma sekedar pajangan,” ujar Keishia kepada ASPIRASI pada Jumat, (14/7).

Meskipun tidak menolak dengan pembangunan museum, Keishia lebih berharap museum juga lebih dimanfaatkan sebagai tempat fungsional yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa.

“Oke itu bagus (konsep museum), tapi harus sesuai prinsip. Alangkah baiknya kalau mulai dengan kebutuhan kita sebagai mahasiswa itu bentuk fungsional tempat charger, ruang nyaman, dan lainnya,” lanjut Keishia.

Melihat dari sisi urgensi, Keishia mengatakan bahwa ia sendiri belum menemukan adanya urgensi dari pembangunan museum tersebut.

“Jujur saya belum bisa menemukan urgensinya ya sebagai mahasiswa juga, tapi balik lagi mungkin seperti akreditasi ya (urgensi menaikkan akreditasi kampus),” ujar Keishia menduga.

Indra, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) angkatan 2021, juga merasa belum ada urgensi yang berarti terkait pembangunan museum tersebut.

“Kalau emang lihat dari urgensi pembangunan yang ada mungkin bener juga terkait kelas ya dari segi fasilitas masih kurang menurut teman-teman mahasiswa, atau mungkin ada yang masih bentrok sama kelas lain juga,” keluh Indra kepada ASPIRASI pada Jumat, (14/7).

Lebih lanjut, Indra juga berpendapat bahwa perlu dipikirkan lebih lanjut apakah mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang signifikan dengan adanya pembangunan museum tersebut. 

“Kalau memang urgensinya belum terlalu kelihatan dibutuhkan, mungkin bisa nanti dulu aja gitu, lebih mikir ke urgensi yang lebih dibutuhkan oleh mahasiswa sekarang,” ujar Indra menutup.

 

Foto: ASPIRASI/Nayla Shabrina.

Reporter: Nayla Shabrina, Nabila Adi. | Editor: Alya Putri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *