Melepas Mahasiswa FH Melalui Syukuran

Berita UPN

Tahun ini, Fakultas Hukum (FH) UPNVJ mengganti acara yusidium dengan syukuran. Hal ini berbeda dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang tetap mengadakan yudisium seperti biasa.

Aspirasionline.com – Pada umumnya, yudisium diadakan sebagai ajang perpisahan mahasiswa dengan fakultasnya. Namun, tahun ini FH UPNVJ mengganti acara tersebut dengan acara syukuran. Ditemui oleh ASPIRASI pada Jumat (17/3) lalu, Ketua panitia acara syukuran Mursyad menjelaskan alasan bergantinya yudisium menjadi syukuran. Menurutnya, hal ini dikarenakan tidak adanya dana alokasi anggaran yudisium untuk tahun ini. “Kalau tahun lalu kita dapat mengadakan yudisium karena dananya dianggarkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” tuturnya saat ditemui di ruangannya.

Setelah mengetahui keadaan ini, Mursyad pun mengumpulkan para calon wisudawan/i FH. Ia kemudian menjelaskan ihwal peniadaan yudisium. Opsi pun diberikan kepada mereka, apakah mereka akan mengadakan suatu acara atau tidak. Akhirnya keputusan pun dibuat dengan hasil FH akan mengadakan acara syukuran sebagai pengganti yudisium.

Dana syukuran sendiri berasal dari uang yang dikumpulkan calon wisudawan/i. Sebagian uang tersebut digunakan untuk mengadakan acara seremonial, sedang sisanya digunakan untuk membuat tumpeng. Selain itu, calon wisudawan/i juga mendapat fotokopi Surat Keputusan (SKEP) yudisium yang dilengkapi dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), nama lengkap, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan predikat.

Pemandangan yang unik pun terlihat dari acara syukuran yang dilakukan di Auditorium UPNVJ pada Minggu (12/3). Jika pada umumnya calon wisudawan/i mengenakan pakaian formal. Dimana calon wisudawan mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan jas hitam. Sedangkan calon wisudawati mengenakan kemeja putih, rok hitam, serta blazer hitam. Namun, di acara syukuran kali ini mereka mengenakan batik. Tak ketinggalan, jajaran Dekanat pun turut mengenakan pakaian tradisional Indonesia ini.

Ketika ditanya mengenai penggunaan batik pada acara syukuran, Mursyad mengatakan bahwa tidak ada aturan baku yang mengatur hal tersebut. Menurutnya, yudisium kali ini dibuat sebagai bentuk rasa syukur mahasiswa. “Kalau yudisium yang lalu kan pakai jas dan dasi. Untuk sekarang kenapa pakai batik ya karena bukan yudisium tapi lebih kepada syukuran,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pada dasarnya sudah tidak ada lagi pemberlakuan yudisium, hal inilah yang menyebabkan konsep yudisium tersebut tidaklah formal. “Untuk saat ini yudisium tidak lagi memiliki alokasi dana khusus sehingga tidak boleh lagi diadakan yudisium. Pokoknya aturannya tidak ada lagi yudisium,” tegas Mursyad.

Lain fakultas maka lain pula teknis pelaksanaannya. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yudisium tetap dilaksanakan seperti tahun sebelumnya. Bertempat di ruang BEJ, lantai empat Gedung Muh Husni Thamrin, Jurusan S1 Akuntansi mengadakan yudisium pada Jumat (18/3), lalu.

Ketika dikunjungi oleh ASPIRASI terihat bahwa acara yang berlangsung mulai pukul sembilan pagi hingga tiga sore ini diadakan secara formal seperti tahun sebelumnya. Terkait dengan pelaksanaan yudisium di FH, Maria salah satu peserta yudisium FEB mengaku tidak mengetahui jika ada perbedaan pada pelaksaan yudisium tersebut. “Bagus kok kalau pakai batik, tapi harusnya serempak aja kali ya,” tutur wanita kelahiran Depok tersebut.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Mursyad, ia mengatakan pelaksanaan yudisium tergantung dengan fakultas itu sendiri. “Dia (FEB, Red) mungkin tidak tahu. Yang pasti kalau di anggaran kami tidak ada yudisium sehingga tidak melaksanakan,” tutup Mursyad.

Reporter : Taufiq Mg. , Hasna Mg.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *