
Bagaimana Jurnalis Bersikap dalam Meliput Konflik
LPM Aspirasi kembali menyelenggarakan Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa (PJM) ke-37 secara daring dengan mengangkat tema jurnalisme konflik.
Aspirasionline.com – Pada Sabtu, (14/5) LPM Aspirasi mengadakan webinar umum yang bertajuk ‘Membingkai Konflik dalam Pemberitaan Jurnalistik’ dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa (PJM) ke-37.
PJM merupakan kegiatan yang diselenggarakan LPM Aspirasi setiap tahunnya untuk memberikan edukasi mengenai materi jurnalistik kepada khalayak. PJM ke-37 tahun ini, kembali diadakan secara daring, dengan menghadirkan lima narasumber yang terbagi menjadi beberapa sesi dalam dua hari.
Pada hari pertama, acara ini dibuka dengan sambutan dari Pemimpin Umum LPM Aspirasi, Adhiva Windra Maulana, yang dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan oleh Ketua Pelaksana PJM ke-37, Rahmi Anisah.
Dalam sambutannya, Rahmi menyampaikan bahwa saat terjadinya konflik, peran pers seharusnya memberikan informasi yang seimbang, sehat, dan menenangkan suasana, bukan malah memprovokasi. “Seringkali media massa melakukan framing dan provokasi dalam pemberitaannya yang dapat memperkeruh suasana konflik,” ungkap Rahmi pada Sabtu, (14/05).
Kemudian, acara berlanjut dengan paparan pemateri yang dibawakan oleh Dian Lestari selaku Koordinator Serikat Jurnalistik Keberagaman (Sejuk) Kalimantan Barat. Dian menyampaikan mengenai ‘Jurnalisme Damai’, yang berarti dalam meliput konflik, jurnalis perlu memiliki perspektif yang bertujuan pada transformasi konflik.
“Jurnalis harus memiliki pandangan bahwa data konflik yang dimiliki dan diberitakan, dapat menjadi modal untuk melakukan perdamaian,” jelas Dian saat pemaparan materi dalam rangka PJM ke-37 hari pertama, pada Sabtu, (14/5) di Zoom Meeting.
Namun, pada saat sesi pemaparan Dian berlangsung, terjadi sebuah serangan berupa gangguan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan terus-menerus mencoba meretas dan mengganggu jalannya webinar PJM ke-37.
Beberapa peserta mengaku merasa terancam, adapula yang tetap tenang dan mengikuti arahan panitia. Seperti Chairul Nisaa, salah satu peserta webinar PJM ke-37 yang terus memantau ruang obrolan dan arahan moderator untuk mengantisipasi peretasan yang terjadi.
“Tidak merasa terancam, hanya saja cukup kesal dengan tindakan peretasan tersebut. Semoga kedepannya, pihak panitia bisa lebih mengantisipasi peretasan agar acara tetap kondusif,” ujar Nisaa saat dihubungi ASPIRASI pada Selasa, (17/5).
Tak lama, pihak panitia lantas mengalihkan tautan Zoom Meeting terbaru kepada peserta dan pembicara untuk melanjutkan webinar PJM ke-37 hari pertama. Hingga berita ini terbit, belum diketahui penyebab peretasan tersebut secara jelas.
Ketika keadaan kembali kondusif, rangkaian webinar dilanjutkan dengan pemaparan oleh Budiyanto selaku Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV. Dalam pemaparannya, Budiyanto menceritakan berbagai pengalamannya dalam meliput konflik.
Menurutnya, pada intinya peliputan konflik, memiliki fokus terhadap dua hal utama, yakni mendorong penegakan hukum secara equal dan mengangkat isu kemanusiaan.
“Sebagai media harus terus menggelorakan jurnalisme damai. Media menjadi bagian untuk mencoba meredakan serta mencari usulan-usulan konflik untuk membantu mencari jalan damai,” jelas Budiyanto.
Acara kemudian dilanjutkan oleh pemateri terakhir PJM ke-37 di hari pertama, Chik Rini selaku Communication Officer of WWF Indonesia yang sebelumnya mengabdikan dirinya sebagai wartawan senior. Dalam penuturannya, ia membagikan pengalamannya kala meliput perang Aceh-Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan 2003.
Berdasarkan penuturannya, beliau dan para wartawan lokal Aceh lainnya seringkali kebingungan untuk memilih topik pemberitaan yang mana yang harus diangkat. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya tragedi yang terjadi dalam waktu yang singkat.
Bias wartawan juga menjadi perhatian yang ditekankan oleh Chik Rini kepada seluruh peserta webinar PJM ke-37. “Dalam meliput perang, kita harus melihat keadaan dari dua atau tiga pihak yang sedang bertikai secara terbuka. Susah jika kita harus memilih untuk berdiri di tengah, di kiri, atau di kanan,” tutur Chik Rini.
Usai semua pembicara menjelaskan materi, sesi pertanyaan pun dibuka oleh moderator. Acara webinar PJM ke-37 lalu ditutup dengan foto bersama.
Reporter: Rahmi Anisah. | Editor: Azzahra Dhea.