
Menikmati Sensasi Baru dari Bubur
Lain halnya, dengan warung bubur Pada-Wa, disini bubur disajikan dengan cara yang berbeda.
Aspirasionline.com – Umumnya bubur berbahan dasar dari nasi ini disajikan dengan cara diberi taburan ayam, potongan cakwe, serta kerupuk. Ingin menyajikan sesuatu yang berbeda, warung bubur yang terletak di Jalan Parung Bingung, Sawangan ini menyajikan sebuah inovasi baru terhadap dunia kuliner. Warung bubur ini menjadi warung pertama yang menyajikan bubur goreng di Indonesia sebagai menu andalanya.
Warung bubur ini berdiri sejak 2005, meski demikian menu bubur goreng ini baru ada sejak tiga tahun terakhir. Oka, pemilik warung bubur tersebut menuturkan bahwa ide tersebut tercetus ketika ia ingin melakukan perubahan pada warung bubur-nya supaya bisa berkembang kedepannya. Ketika ditanya soal idenya, dengan santai ia menjelaskan bahwa ingin sesuatu yang berbeda, “ya awalnya karena saya hobi memasak, dan biasa lah anak kost mau makan enak terus murah terus coba-coba bikin bubur goreng selama seminggu habis itu saya tawarin ke keluarga, tetangga, sama warga sekitar sekiranya udah dapat respon positif baru dimasukin menu bubur goreng di warung bubur saya,” jelasnya.
Kendati demikian, tanggapan pelanggan terhadap bubur goreng pada awal kehadirannya sangatlah minim, “sebulan pertama gak ada yang beli bubur goreng, mungkin pada awalnya mereka berpikiran ini makanan gak mungkin enak, baru pas bulan kedua ada orang yang mau nyoba tapi dengan syarat kalo gak enak gak mau bayar eh abis makan langsung ngeborong buat sekantor, dari situ lah bubur goreng mulai dikenal,” ujar pria berumur 48 tahun itu sambil tertawa.
Proses pembuatan bubur goreng pun tidaklah sulit, bubur yang sudah jadi digoreng dengan api sedang bersama ayam, sayuran, dan telur dengan bumbu khusus untuk bubur goreng itu. Warung bubur Pada-Wa ini hanya menyajikan dua menu bubur, yakni bubur ayam biasa dengan harga 10.000 rupiah sedangkan bubur goreng dapat dibeli seharga 13.000 rupiah. Sedangkan untuk sasaran konsumen warung ini lebih fokus terhadap masyarakat sekitar, anak sekolah, pegawai kantoran, serta orang yang berlalu-lalang. “Kalau saya selama ini ya fokus ke lingkungan sekitar aja promosi juga dari mulut-ke-mulut, gak ada online-online nya,” ujar pria sarjana hukum tersebut.
Warung yang terletak dipinggir jalan ini tidak dapat dikunjungi setiap saat, “Kalau untuk jam buka dibagi jadi dua pagi jam 6.00-11.00 kalau malam 18.00-22.00, sedangkan jumat malam warung tutup,” jelasnya. Warung bubur ini selalu ramai dipenuhi pengunjung,”awalnya sih aneh ketika denger bubur goreng, tapi ketika nyobain ternyata enak kebetulan rumah deket sini, jadi sering makan disini,” ujar Rahma, salah satu penikmat bubur goreng.
Reporter: Taufiq Mg. |Editor: Haura