Judul : Rebel Ridge
Sutradara : Jeremy Saulnier
Genre : Action-thriller
Tahun : 2024
Durasi : 131 menit
Keadilan kini masih menjadi sesuatu yang terus dicari. Film Rebel Ridge merepresentasikan perjuangan individu untuk mendapatkan keadilan dalam sistem struktural yang buruk, sebuah kenyataan pahit yang turut membayangi sistem hukum di Indonesia.
Aspirasionline.com– Film yang tayang tahun 2024 di Netflix ini bukan hanya menyoroti bagaimana sang tokoh utama, Terry Richmond, mencari keadilan yang semestinya. Lebih dari sekedar aksi balas dendam, film ini menunjukkan bagaimana sistem peradilan yang bobrok dan korupsi yang mengakar.
Dalam filmnya, Terry menginjakkan kakinya di Kota Shelby Springs dengan membawa uang tebusan demi membebaskan sepupunya dari penjara. Di tengah perjalanannya, ia ditabrak oleh mobil polisi setempat dan uang yang ia bawa disita secara paksa oleh petugas melalui praktik perampasan aset sipil.
Dalam upaya melaporkan penyitaan ilegal tersebut, Terry justru mendapatkan tekanan dari kepala polisi dan menemukan fakta bahwa terdapat aktivitas tidak lazim di sana.
Tak lama dari itu, sepupunya kemudian ditemukan meninggal dunia secara misterius di dalam tahanan dan peristiwa itu menjadi titik balik tekad Terry untuk mengungkap kebenaran.
Di Kota Shelby Springs, Terry bukan satu-satunya yang mengalami penahanan sewenang-wenang. Sejumlah warga sipil lainnya juga ditahan selama 90 hari tanpa pendampingan hukum, dengan dengan maksud memanipulasi dashcam kendaraan sampai kedaluwarsa terlebih dulu guna menghindari transparansi hukum.
Alih-alih diselesaikan menggunakan kekerasan, Terry memilih langkah yang lebih strategis untuk mengungkap kebenaran, yaitu menjadikan rekaman dashcam sebagai refleksi hukum di tengah sistem yang menolak ketidakadilan.
Upaya yang dilakukan Terry menjadi simbol perlawanan bagi para korban lainnya. Ia secara terbuka mengungkap praktik korupsi, penyalahgunaan wewenang, serta rekayasa kasus yang diduga melibatkan Kepala Kepolisian Shelby Springs, Sandy Burnne.
“I didn’t ask to get paid off (saya tidak meminta uang sebagai imbalan untuk diam),”
Pernyataan Terry kepada Sandy Burnne mencerminkan sikap tegas dalam menolak suap, sebagai wujud komitmennya terhadap integritas dan perlawanan terhadap praktik korupsi.
Mengupas Wajah Gelap Penegakan Hukum Indonesia dalam Film Rebel Ridge
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam Film Rebel Ridge seolah mencerminkan peristiwa yang terjadi di Indonesia, salah satunya adalah kasus Ferdy Sambo di tahun 2022.
Berdasarkan data dari Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), peristiwa yang melibatkan Ferdy Sambo, Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Republik Indonesia (Propam Polri) dan sekitar 35 anggota polisi lainnya dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir J menunjukan adanya upaya sistematis menutup-nutupi kebenaran.
Kasus ini menyoroti ruang permasalahan di dalam institusi Kepolisian, khususnya pengawasan. Sama seperti yang dilakukan oleh Sandy Burnne di film, Ferdy Sambo memanfaatkan kekuasaannya untuk memanipulasi bukti, menghilangkan rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) dan mengintimidasi saksi.
Ferdy Sambo juga dilaporkan atas dugaan suap terhadap staf Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) serta menawarkan imbalan uang sebesar dua miliar rupiah terhadap tiga tersangka utama lainnya agar mengikuti skenario yang telah disusun.
Perjuangan Terry memiliki kesamaan dengan upaya yang dilakukan oleh keluarga Brigadir J. Narasi awal yang disampaikan ke publik, yakni baku tembak antar ajudan, sempat menyesatkan perhatian masyarakat. Namun, berbagai kejanggalan yang terungkap perlahan-lahan mulai membangkitkan kesadaran publik.
Tekanan media dan publik yang mendobrak pintu institusional akhirnya membuka tabir kebenaran. Terry sebagai cerminan suara rakyat membuktikan bahwa suara-suara kebenaran yang bersatu dapat menegakkan keadilan.
Pada kasus Ferdy Sambo telah mengguncang kepercayaan publik terhadap institusi Polri. Terungkapnya keterlibatan sejumlah aparat dalam kasus tersebut memperkuat dugaan bahwa penyalahgunaan kekuasaan bukan sekadar tindakan individu, melainkan merupakan masalah yang bersifat sistemik dalam tubuh kepolisian.
Praktik salah tangkap yang disertai kekerasan, pemaksaan pengakuan, hingga penahanan tanpa landasan hukum yang sah masih marak terjadi dan menjadi polemik serius di negeri ini. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa mekanisme pengawasan, baik internal maupun eksternal terhadap institusi Polri, belum berjalan secara optimal.
Kondisi ini menggambarkan lemahnya struktur dalam Polri, yang memerlukan perbaikan untuk mengembalikan kredibilitas dan akuntabilitas lembaga tersebut.
Film ini memberi pesan bahwa kekuasaan dijalankan tanpa pertanggungjawaban, hukum akan berubah menjadi alat represi, bukannya untuk perlindungan masyarakat.
Tokoh Terry menggambarkan dorongan moral untuk memperjuangkan kebenaran meski tanpa jaminan bahwa sistem akan berpihak. Film ini juga mengingatkan kita bahwa persatuan bisa mengungkap kebohongan yang dilindungi oleh banyak pihak.
Foto : Netflix
Penulis: Zalfa Ronaa, Mg. | Editor: Azzahwa