Menyoal Tak Efektifnya Praktikum dan Skill Lab FK Via Daring

Berita UPN

Pandemi Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) belum kunjung berakhir, lantas Fakultas Kedokteran (FK) mengupayakan praktikum secara daring.

Aspirasionline.com –  Kepala Program Studi (Prodi) Sarjana Kedokteran UPNVJ, Niniek Hardini  menuturkan bahwa selama pandemi masih berlangsung, maka pembelajaran di FK akan dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan pihaknya sesuai dengan Surat Edaran (SE) Rektor Nomor 29/UN61.0/SE/2020 tentang Penetapan Masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Semester Genap. Surat itu berisi penyelenggaran PJJ semester genap tahun akademik 2019/2020 yang berlaku hingga 15 Juli 2020

“Kalau perkuliahan itu pakai video conference jadi interaktif, ya. Nah itu dosen juga meng-upload materinya berupa PPT atau PDF di e-learning. Dosen juga memberikan kuis sebagai presensi kehadiran buat mahasiswa. Kuis itu sebanyak 3-5 soal,” jelas Niniek saat dihubungi melalui saluran telepon pada Senin, (13/4).

Proses pembelajaran yang menggunakan sistem daring di FK meliputi kegiatan kuliah, tutorial, skill lab dan praktikum.

Juliabilowo Setyo Nugroho, mahasiswa FK angkatan 2018 juga mengaku bahwa perkuliahan masih tetap berlangsung dengan menggunakan sistem daring.

“Untuk kuliah pakar atau pun program seperti biasa menggunakan Google Meet. Kalau untuk tutorial kita perkelas kemarin sempat menggunakan Google Hangouts,” ujar Juli saat dihubungi ASPIRASI pada Sabtu, (11/4).

Beberapa Praktik Skill Lab Harus Ditunda

Selasa, (31/3) lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan SE bernomor 302/E.E2/KR/2020 perihal Masa Belajar Penyelengaraan Program Pendikan. Salah satu isi SE ini adalah mengenai praktikum laboratorium dan praktek lapangan dapat dijadwal ulang sesuai dengan status dan kondisi di daerah.

Ketika dikonfirmasi, Niniek mengatakan pada Senin (13/4) lalu bahwa FK mengevaluasi sistem praktik yang sudah berlangsung. Seperti halnya pelaksanaan Skill Lab yang menggunakan alat bantu berupa manekin atau bahan lain yang sukar untuk didapatkan mahasiswa di rumah.

Menurut Niniek, ada beberapa materi yang tidak bisa dilaksanakan prakteknya dalam PJJ, seperti pemeriksaan reproduksi wanita, pemasangan Intra Uterine Device (IUD) atau KB spiral, pertolongan melahirkan, dan lain-lain.

“Jadi kita tunda untuk skill lab yang tidak bisa dilakukan di rumah. Kita tunda sampai wabah selesai,” jelas Niniek.

FK UPNVJ juga memberlakukan kurikulum baru yang didasarkan pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Dengan kurikulum ini, mahasiswa pada program kedokteran akan mendapatkan 17 blok selama masa perkuliahan. Dalam setiap blok, ada praktikum yang harus diikuti.

“Praktik kan kita satu blok selama tujuh minggu. Seminggu tiga kali lab,” jelas Keishia Natashia mahasiswi FK 2019.

Beberapa mahasiswa FK mengaku praktik via daring dirasa kurang efektif. Khoirunnisa Qurrota’ayun, Mahasiswa FK angkatan 2017 mengatakan bahwa salah satu faktor yang paling terasa adalah mahasiswa tidak dapat mengenal secara langsung alat yang digunakan dan tidak mendapatkan pengalaman praktik secara langsung.

Niniek pun mengakui kegiatan praktik secara daring sulit untuk diupayakan secara efektif. “Perkuliahan enggak terlalu sulit,ya. Kita kan yang agak sulit itu kegiatan untuk tutorial, untuk praktikum, dan skill lab,” ungkap Niniek.

Khoirunnisa juga berbagi cerita ketika melakukan praktik farmakologi yang ia ikuti. Ia mengungkapkan praktik masih berjalan dengan bantuan video tutorial yang diunggah oleh dosen.

“Kan kemarin kita nyuntik tikus pakai insulin gitu, jadi dikasih video tutorial cara kerjanya, terus efeknya, terus kita bikin laporannya, lalu di submit secara online,” jelasnya.

Selain Khorunnisa, Keishia juga mengakui bahwa kegiatan praktikum dan skill lab secara daring sulit dilakukan. Meski demikian, kata dia, praktikum dan skill lab masih terus diupayakan untuk tetap ada dan berlangsung.

“Kalau skill lab, kemarin temanya injeksi intramuskular, disuruh buat video maksimal 5 menit. Kita lakuin dirumah pakai barang-barang yang ada. Pakai boneka, pulpen, atau benda apa gitu se-idenya,” tutur Keishia.

Reporter: Ikhwan Agung, Dhea Mg. | Editor: M. Faisal Reza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *