Buntut Tewasnya Lala, Mahasiswa Gelar Aksi Lilin dan Doa Bersama
Dengan pakaian serba hitam dan cahaya redup lilin, mahasiswa melakukan aksi solidaritas di depan gedung rektorat
Aspirasionline.com — Jumat (10/12) malam, Aliansi UPNVJ Bergerak bersama dengan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) menggelar doa bersama bertajuk “100 Lilin untuk Lala“. Di bawah langit malam dengan ditemani kehangatan, nyala lilin-lilin menambah khidmat suasana yang masih berkabung tersebut.
Aksi malam tersebut diiringi tuntutan pembubaran Resimen Mahasiswa (Menwa). Aksi ini merupakan bentuk solidaritas dan protes terhadap sikap Rektorat dalam menyelesaikan kasus meninggalnya Fauziyah Nabilah. Lingkaran massa aksi di sekitar lilin dan karangan bunga pada malam itu pun, seakan menjelaskan — bahwa Mahasiswa UPNVJ akan mengawal tuntutan tersebut dan membersamai Lala untuk berjuang bersama. Karangan bunga yang menyerukan agar Menwa dibubarkan tersebut pun, sempat ditahan oleh pihak keamanan kampus. Hal itu ternyata dilakukan atas instruksi pimpinan universitas.
Tepat pukul tujuh malam, aksi dibuka dengan dipanjatkannya doa kepada Lala. Selanjutnya, rangkaian acara pun dilanjutkan dengan beberapa perwakilan mahasiswa yang menyampaikan orasinya di depan gedung Rektorat. Bilal Sukarno, mahasiswa FISIP 19 turut berpendapat, bahwa masih ada tindakan sampah di kampus bela negara tersebut.
“Lala adalah lilin yang bersinar, yang sinarnya menyadarkan kita bahwa ada tindakan sampah yang ada di kampus kita,” seru Bilal.
Dalam orasinya, Bilal melanjutkan bahwa masih ada hal-hal yang menentang kemanusiaan yang ada di kampus. Dengan itu, Bilal mengajak kepada setiap elemen mahasiswa untuk mengawal serta berjuang bersama dalam menentang kebodohan yang merusak harkat martabat manusia yang terjadi di kampus.
Rama Fathurachman, yang merupakan ketua BEM UPNVJ pun menganggap, bahwa Menwa yang dibentuk sejak orde lama sudah tidak relevan di ranah akademik. “Segala bentuk militeristik tidak relevan di ranah akademik. Menwa dibentuk di orde lama saat politik global seharusnya sudah tidak ada lagi di kampus,” tegas Rama sambil membawa kembali semangat massa.
Orasi kemudian diakhiri dengan pembacaan kembali poin-poin yang mendasari berlangsungnya seruan aksi “100 Lilin untuk Lala” yang dibacakan oleh Faisal Reza, salah satu perwakilan dari Aliansi UPNVJ Bergerak. Seruan ramai-ramai gelombang massa aksi seakan ikut menggambarkan duka mahasiswa atas apa yang telah dialami Lala.
Diiringi oleh nyala lilin di gelapnya malam, seakan membakar semangat dari para massa aksi dalam menyampaikan tuntutannya, serta api dari perjuangan tidak redup hingga suara mereka didengar. Beberapa mahasiswa ikut menyumbangkan persembahan spesial seperti puisi yang dibacakan oleh Mahasiswa FH, Daffa Shafwan dan Mahasiswa FISIP, Krisna Avi.
Tak hanya itu, Ruth, perwakilan mahasiswa D3 Fisioterapi, juga turut membawakan lagu Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki untuk mengenang kawan seperjuangannya, Lala.
Kurang lebih 60 menit waktu berlalu, rangkaian acara aksi dari Aliansi UPNVJ Bergerak diakhiri dengan massa yang memegang lilin dengan posisi melingkar dan berdekatan. Sembari berdiri menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta, dilakukan pula penebaran kelopak mawar dan doa bersama kembali. Aksi kemudian ditutup dengan Sumpah Mahasiswa yang dipimpin oleh Rama.
Reporter: Ryan Chandra, Ambar Febrianti | Editor: Azzahra Dhea.