Mahasiswa Bentuk Aliansi Jiwa Pemimpin Oposisi BEM-U

Berita UPN

Paslon Rama-Rafa berhasil menduduki kursi kepemimpinan Ketua BEM UPNVJ. Namun, beberapa pihak mengampanyekan untuk memilih kotak kosong sehingga memeroleh suara signifikan

Pasangan Calon (Paslon) tunggal, Rama Fathurachman dan Sabila Rafani resmi menjadi Ketua BEM UPNVJ periode 2021. Mereka meraih 2.436 suara sedangkan kotak kosong mendapatkan perolehan 1.222 suara. Banyaknya pemilih yang menjatuhkan pilihannya kepada kotak kosong menjadi hal yang cukup menarik perhatian. Bahkan di Fakultas Hukum (FH) sendiri kotak kosong memeroleh kemenangan dengan total 351 suara. Sementara Rama-Rafa hanya mendapatkan 146 suara.

Rama selaku Ketua BEM UPNVJ terpilih mengatakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakangi hal tersebut. Pertama, kurang maksimalnya kampanye, kemudian adanya propaganda dan black campaign, serta yang terakhir yaitu rilis pers yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen.

Rilis pers yang dimaksud adalah mengenai surat yang diterbitkan tertanggal (26/11) yang berisi: “Saudara Rama Faturachman dinilai kurang berkoordinasi dengan pihak HMJ Manajemen pada proses pencalonan untuk menjadi Ketua BEM UPNVJ periode 2021.

Rama juga melakukan klarifikasi soal dirinya yang disebut tidak didukung pihak HMJ Manajemen. “Saya sudah mendapat izin dari pihak HMJ Manajemen secara lisan untuk mencalonkan diri menjadi Ketua BEM UPNVJ. Bahkan juga telah membuat surat klarifikasi untuk menanggapi hal tersebut,” ujarnya saat dihubungi oleh ASPIRASI pada Jumat, (11/12).

Rama juga menambahkan bahwa yang dimaksud kurang koordinasi dengan baik dalam rilis pers tersebut bukan dalam artian ia tidak berkoordinasi sama sekali, melainkan lebih kepada ketika proses mengikuti jalannya pemira itu ada beberapa kendala.

Rama kemudian sempat mengungkapkan kekecewaannya terhadap narasi-narasi yang menurutnya mengarah kepada black campaign. Ia bahkan sempat menyayangkan tidak adanya peraturan yang dapat menindak black campaign yang dilakukan oleh para pemilih.

“Seharusnya memang  ada peraturan yang mencakup tidak hanya pesertanya tidak hanya penyelenggara pemiranya, tapi juga pemilihnya gitu,” lanjut mahasiswa Manajemen 2018 tersebut.

Salah satu perwakilan Aliansi Jiwa Pemimpin, Aditya mengatakan poster mengenai visi misi Rama-Rafa tidak sampai kepada mahasiswa. Terlebih lagi menurutnya di Fakultas Hukum. Adit juga menambahkan bahwa proses kampanye Rama-Rafa juga tidak pernah masuk ke grup media sosial angkatan, yang menurut Adit bagian dari mahasiswa UPN sendiri.

Adit juga sempat menyinggung permasalahan yang sempat timbul antara Rama dengan HMJ Manajemen. “Ketika mereka menjabat itu tidak didukung tidak membawa apa ya ibarat kata dari rumah aja enggak didukung gimana dia mau melaksanakan program-programnya dengan baik,” ujarnya.

Adit juga menepis tudingan yang dilakukan ia dan Aliansi Jiwa Pemimpin bukanlah black campaign. Menurutnya karena yang mereka sampaikan tidak membawa kepentingan sepihak dan didasari oleh kajian-kajian yang telah dilakukan.

“Kami tidak membawa kepentingan sepihak, tidak menjatuhkan dia (Rama-Rafa, red.) atas dasar kepentingan-kepentingan yang lain. Ini benar-benar dibawa oleh kepentingan mahasiswa hukum yang mungkin diwakilkan berdasarkan kajian,” terangnya.

Aliansi Jiwa Pemimpin sebagai salah satu pihak yang mengampanyekan pemenangan kotak kosong menegaskan posisi mereka ke depannya selama satu tahun ke depan. Mereka menyatakan akan melakukan gerakan-gerakan baru untuk terus melakukan pengawalan terhadap Rama-Rafa terkait pemira dengan paslon tunggal ini.

“Gerakan-gerakan yang kami maksud ini adalah gerakan yang kita kenal di negara adalah suatu gerakan oposisi. Artinya mosi tidak percaya terhadap pasangan ini,” kata Adit.

Adit menambahkan mosi tidak percaya itu digaungkan dalam kurn waktu mereka memimpin BEM satu periode ke depan. Ia juga menyinggung akan membuat aliansi yang lebih luas lagi,” ujar Adit. “Ada kemungkinan untuk tidak melakukan sinergitas antara universitas dan fakultas jika Rama-Rafa tidak mendengar akomodasi mahasiswa,” tegasnya.

Berbeda dengan Adit, Rama mengatakan bahwa ia dan Rafa sangat terbuka kepada siapa saja, termasuk kepada pihak yang telah ikut memenangkan kotak kosong. Rama mengklaim dari awal ia sudah menjelaskan pada visi misinya akan membawa narasi inklusif.

“Saya sangat terbuka untuk dialog dengan siapa saja untuk diskusi dengan siapa saja, buat UPN Veteran Jakarta kita sama-sama harus menurunkan ego masing-masing,” tutup Rama.

Ilustrasi: Aliansi Jiwa Pemimpin

Reporter: Vedro Mg | Editor: Marsya Aulia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *