Tekan Kolesterol dengan Diet TLC
TLC atau Therapeutic Lifestyle Changes dalam penerapannya dapat mengubah pola makan, gaya hidup seseorang, dan menekan kadar kolesterol jahat.
Aspirasionline.com – Pola makan masyarakat yang tak diimbangi dengan pemahaman gizi akan berdampak pada penumpukan lemak atau obesitas. Salah satu diet yang digunakan oleh medis untuk mengubah pola makan dan gaya hidup seseorang ialah Therapeutic Lifestyle Changes (TLC). Diet TLC ini berfokus untuk menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau yang biasa dikenal dengan kolesterol jahat. Hal ini dipertegas oleh Luh Eka Purwani selaku dosen Gizi di UPN “Veteran” Jakarta. “TLC diet ini biasa digunakan untuk para pasien yang kolesterolnya tinggi ataupun pasien yang memiliki penyakit jantung dengan cara mengubah gaya hidup,” jelasnya ketika ditemui oleh ASPIRASI pada Rabu (01/03).
Terang Eka, pada dasarnya kolesterol itu terbagi menjadi dua yakni kolesterol jahat dan baik. Kolesterol jahat dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dengan adanya penyumbatan, dan dapat mengakibatkan komplikasi sedangkan kolesterol baik diambil dari jaringan, diolah lagi ke hati dan melakukan metabolisme lagi sehingga tidak merusak jaringan,” kata perempuan kelahiran 1981 tersebut. Meskipun demikian, kandungan kolesterol dalam tubuh sebetulnya memiliki manfaat. “Kolesterol itu berguna bagi tubuh kita, salah satunya untuk membentuk hormon seks seperti progesterone dan estrogen,” katanya.
Eka mengatakan bahwa dalam penerapan diet TLC ini memiliki prinsip, yakni untuk mengatur kebutuhan kalori dengan pola makan yang seimbang. Tentunya kalori bersifat individual tergantung berat badan, tinggi badan, umur, jenis aktivitas baik aktivitas sehari-hari maupun aktivitas olahraga,” ujarnya. Selain itu, pola makan diet TLC ini berdasarkan piramida gizi seimbang. Karbohidrat diperlukan 50-60%, lemak baik itu lemak jenuh maupun tidak jenuh 20-35%, protein nabati dan hewani 15-20%, makanan yang mengandung kolesterol 200 miligram, dan seram 25-30 gram perhari. “Karbohidrat yang dipilih ketika menjalankan diet TLC ini merupakan karbohidrat kompleks seperti nasi, kentang, dan oatmeal,” tambah perempuan kelahiran Tabanan, Bali tersebut.
Selain karbohidrat, lemak juga menjadi salah satu sorotan dalam pemilihan makanan. Jadi lemak tetap diberikan ketika menjalankan diet TLC, namun harus disesuaikan komposisinya. Eka lalu memberikan contoh lemak yang dilarang saat melakukan diet TLC ini. “Lemak trans pada saat melakukan diet TLC ini dilarang, biasanya lemak ini terkandung pada gorengan,” jelasnya. Terakhir, dalam pemahaman Eka, diet TLC tidak memiliki efek samping karena diet TLC termaksud pola diet yang sehat dengan penerapan pola gizi seimbang.
Reporter : Nadia Mg. |Editor : Tri Ditrarini S