Yudi dan Dunia Antikorupsi Dalam Dirinya

Tokoh

Selama empat belas setengah tahun Yudi Purnomo mengabdikan dirinya dalam hiruk-pikuk upaya pemberantasan korupsi. Kini, ia dipaksa rela harus meninggalkan cinta pertamanya.

Aspirasionline.com − Sudah lebih dari satu bulan berjalan, sejak Yudi Purnomo tidak lagi bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Tak hanya sendiri, Yudi bersama 56 kawannya diberhentikan secara tidak terhormat dari institusi yang sangat ia banggakan. Padahal empat belas setengah tahun hidupnya telah ia dedikasikan untuk KPK.

Pria yang terakhir kali mengemban tugas sebagai Ketua Wadah Pegawai KPK (WP KPK) tersebut, pertama kali bergabung di KPK lewat program Indonesia Memanggil 2. Ia kemudian mendapatkan SK Pelantikan tepat pada 1 Mei 2008 dan ditempatkan di bagian Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.

Selama bertugas di Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, Deputi Bidang Pencegahan, pria yang kini sedang menempuh pendidikan S2 di Universitas Indonesia, aktif melakukan sosialisasi antikorupsi ke masyarakat dari Aceh sampai Papua. Ia mengatakan, bahwa masyarakat Indonesia begitu menaruh hormat kepada dirinya dan juga KPK.

“Ternyata kinerja KPK itu sampai ke daerah-daerah,” terangnya dengan bangga kepada ASPIRASI ketika diwawancarai pada Kamis, (28/10).

Yudi juga menceritakan, bagaimana pengalamannya selama bertugas sebagai penyidik. Laki-laki itu mengatakan, bahwa ia beberapa kali sempat berhadapan dengan kasus-kasus besar.

“Saya pernah menangani dua menteri, kemudian pernah juga ada gubernur, hakim, kemudian direktur BUMN, jadi banyaklah pengalaman yang saya alami,” jelas Yudi.

Selama berhadapan dengan kasus besar seperti itu pun, Yudi mengaku bahwa ia tidak merasa takut. Sepanjang ia telah memegang surat perintah penyidikan, maka ia akan bersikap nothing to lose. Karena menurutnya, risiko dan ancaman sudah menjadi makanan sehari-hari sebagai penyidik KPK.

Namun kini, pria yang juga pernah menangani kasus E-KTP dan Bank Century tersebut telah resmi tidak lagi bertugas di KPK. Ia resmi keluar dari KPK per tanggal 30 September 2021, akibat adanya Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)

Kekecewaan juga Yudi rasakan. Ia beranggapan, bahwa seharusnya ia dan teman-temannya diberikan apresiasi. Bukan malah disingkirkan dengan cara yang menurutnya menyakitkan. Apalagi proses penyingkiran tersebut dilakukan melalui TWK yang ia anggap sarat dengan framing dan stigmaisasi.

“Bohong kalau saya enggak sedih keluar dari KPK. Karena KPK kayak cinta pertama gitu kan,” tutur Yudi saat menjelaskan perasaannya ketika tidak lagi bisa mengabdi di KPK.

Di samping itu, Yudi juga merasa prihatin dengan kondisi KPK akhir-akhir ini.  “Dulu KPK begitu dicintai, sekarang kritiknya banyak,” tuturnya.

Kini, selepas tidak lagi bertugas di KPK, Yudi masih tidak bisa jauh dari kegiatannya terkait antikorupsi. Ia aktif membagikan ilmu dan pengalamannya selama bertugas di KPK. Ia ingin agar masyarakat tidak bosan untuk melawan korupsi dan selalu merawat ingatan bahwa korupsi adalah musuh bersama.

Yudi berharap, ilmu yang selama empat belas setengah tahun ia dapatkan dari negara bisa ia kembalikan lagi untuk negara. Ia pun bahkan membuat kanal YouTube yang berisikan video dirinya bercerita tentang pengalamannya selama di KPK.

“Saya pikir ke depannya harus dibuat sebuah rumusan agar pemberantasan korupsi itu efektif dan efisien,” tutupnya.

Foto: Google.

Reporter: Vedro Imanuel | Editor: Sekar Ayu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *