Prestasi sebagai Indikator Dana Pagu

Berita UPN

Perubahan dana pagu, siasat UPNVJ, dan pengaruh penerapan indikator terhadap dana pagu Ormawa/ UKM.

Aspirasionline.com – Ditemui Kamis (27/4), Wakil Rektor (Warek) dua bidang Keuangan, Ernawati menyatakan bahwa saat ini alokasi dana kegiatan untuk para Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengalami perubahan. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh pihak Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) pada Pelatihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (PKMM) Maret lalu. “Waktu itu kita sampaikan, bahwa dana pagu untuk UKM menjadi 20 hingga 25 juta, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dari 10 juta menjadi 15 juta,” katanya.

Akan tetapi, ada indikator yang harus diperhatian. Dalam hal ini pihak universitas menekankan anggaran untuk pencapaian prestasi. Akibatnya diterima atau tidaknya setiap anggaran program kerja dari Ormawa ataupun UKM ke Universitas, tergantung dari apakah kegiatan tersebut telah memenuhi indikator atau tidak. “Karena kita tujuannya untuk prestasi, tingkat Nasional-Internasional, UKM-UKM itu ya oke kita berikan tambahannya maksimal 25 juta. Tapi harus betul-betul terseleksi kegiatannya,” ujar Ernawati.

Diketahui, prestasi dalam indikator dana pagu merupakan siasat Universitas untuk meningkatkan nama baiknya di jajaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Setyaning Patriawati selaku Kepala Bagian (Kabag) Akademik dan Kemahasiswaan. “Jadi kita bisa merintis nama, paling tidak dikenal dan dihargai karena memiliki prestasi,” katanya pada Kamis (27/4). Untuk itu setiap anggaran program kerja dari Ormawa dan UKM harus dikoreksi lagi oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan.

Mengenai indikator dan jenis program kegiatan apa saja yang disetujui oleh pihak Universitas, sebetulnya telah dijelaskan dalam PKMM lalu. Sebagaimana ingatan Budi Ramadhan selaku Ketua Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Alam Girigahana, “Contohnya seperti juara, prestasi, tropi, dan sejenisnya,” katanya pada Jumat (21/4).

Adanya indikator dalam pemberian dana pagu tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan dari pihak Ormawa dan UKM. Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM), Rifqi Midas mengatakan bahwa tidak dapat di sama-ratakan bahwa setiap Ormawa dan UKM dalam kegiatannya harus menghasilkan prestasi. “Kita MPM sendiri ormawa, prestasi kita ya mungkin untuk MPM sendiri kita bikin pemira, anggaran dasar pokok, inikan sebuah prestasi. Terus dari kayak UKM seni, dari apa yang ia tampilkan juga bisa jadi sebuah prestasi kan,” ujar mahasiswa Fakultas Hukum (FH) ini pada Jumat, (21/4). “Cuma balik lagi, mungkin karena orang rektorat ini tidak sedikit mengapresiasi Ormawa dan UKM, jadi mungkin mereka tuh inginnya lebih ke arah prestasi. Padahal prestasi sendiri, nggak hanya dalam bentuk medali,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Setyaning Patriawati mengatakan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan MPM sebenarnya bisa saja berprestasi. “BEM dan MPM itu istilahnya sebagai pendamping. Mereka dapat mengajak UKM lainnya untuk mengikuti kegiatan yang mengarah ke prestasi tadi,” katanya.

Selain ketua MPM, Bendahara Seni Tari Veteran Jakarta (STVJ) Tsara Zahrina juga ikut menanggapi indikator dana pagu. Ia mengatakan bahwa dengan adanya indikator, pihak Ormawa dan UKM menjadi dibatasi dengan segala hal yang mengaharuskan berhubungan dengan prestasi. “Sementara nggak semua kegiatan itu harus berbau lomba dan nggak setiap Universitas mengadakan lomba. Belum lagi nggak setiap bulan kita bisa mengikuti lomba, dan kita juga ada kegiatan organisasi yang juga membutuhkan biaya,” ujarnya tegas pada Jumat (21/4).

Tsara menyarankan kepada pihak Universitas untuk meninjau ulang indikator pemberian dana pagu, “sebab masih banyak kegiatan yang tidak selalu berkaitan dengan prestasi,” katanya. Menurutnya, pihak Universitas juga belum sepenuhnya terbuka mengenai dana pagu, “memang sudah disinggung soal dana pagu di PKMM, tapi dana pagu masih sering berubah. Universitas suka nggak komitmen sama omongan awalnya,” tandas Tsara.

Ketua Umum Mahasiswa Pecinta Alam Girigahana juga berpesan untuk kedepannya, harus diadakan sosialisasi lebih lanjut mengenai dana pagu antara pihak mahasiswa dengan kermawa, agar kedepannya tidak ada lagi kesimpang siuran antar semua pihak. “Kita ngomongin masalah duit nih ya, pasti orang pada sensitif. Antar mahasiswa dan Biro Kerjasama Mahasiswa (Kermawa), biar nggak ada sensi diantara kita, sama buat pihak UKM buat lebih bijak lagi aja kedepannya,” tutupnya pada ASPIRASI.

Reporter : Taufiq |Editor : Tri Ditrarini S

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *