TAPCASH: Teknologi Baru Kantin Fakultas Teknik UI

Lintas Kampus

Aspirasionline.com – Pada 8 September 2016 lalu, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) meresmikan penggunaan Uang Elektronik atau tapcash sebagai alat pembayaran para pengguna Kantin Teknik (Kantek) UI. Sosialisasi peraturan dalam menggunakan tapcash sebagai alat transaksi di kantin utama FT UI ini pun secara langsung diumumkan oleh Dekan FT UI sejak 6 Febuari 2017.

Hal tersebut ditegaskan oleh salah satu mahasiswa jurusan Teknologi Bioproses UI, Arya Ramadhan, “Jadi tapcash ini adalah sistem baru yang diterapkan oleh Dekan FT sebagai salah satu program uji coba untuk nantinya semua fakultas di UI akan menerapkan sistem cashless,” ujarnya pada Sabtu (11/2). Tapcash sendiri bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan yang dijual di kantek, karena saat dahulu dilakukan uji makanan, ternyata makanan tersebut terkontaminasi bakteri yang salah satunya berasal dari uang.

Selama satu semester berjalan, penggunaan tapcash sendiri pun belum optimal dan mahasiswa masih menggunakan uang sebagai alat transaksi, hal tersebut dikarenakan sistem tapcash yang masih kurang baik. Hingga saat memasuki semester genap tapcash kembali digunakan dan peraturan ditegakkan serta diberlakukannya sanksi untuk pedagang yang masih menggunakan uang sebagai alat transaksinya.

Penggunaan tapcash di kantek menuai berbagai dampak, baik dikalangan pedagang maupun mahasiswa. “Sistem ini bagus, karena bertujuan agar makanan lebih higenis. Selain itu, pedagang juga lebih efektif tidak perlu membawa-bawa uang hasil dagangnya karena sudah langsung masuk ke rekening tabungan mereka dan meminimalisir tindak kejahatan jika membawa uang banyak hasil jualannya,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 tersebut. Selain itu, sistem tapcash sendiri memiliki kekurangan, yaitu saat akan mengisi saldo tapcash, mahasiswa harus mengatri cukup lama karena hanya tersedia dua counter pengisian sedangkan mahasiswa FT sendiri mencapai dua ribu orang.

Lain halnya menurut H. Sutrisno salah satu pedagang di kantek UI yang mengatakan bahwa sistem ini membuat transaksi berjualan lebih efisien. Namun menurutnya tetap ada kekurangan yang ditimbulkan dari sistem ini. “Tapi ya memang ada penurunan penjualan. Karena mahasiswa nya banyak yang ke kantin fakultas lain karena belum semua fakultas menerapkan sistem tapcash ini,” jelasnya saat ditemui pada Sabtu (11/2). Sutrisno pun hanya bisa mematuhi apa yang sudah ditetapkan oleh pihak fakultas karena jika tidak mematuhi akan dikenakan sanksi berupa pemutusan kontrak yang berarti penjual tidak boleh berjualan di kantek UI.

Reporter: Rida Mg. |Editor: Sasgia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *