Gerakan Perempuan NTT untuk Pemilu Bersih
aspirasionline.com – Jakarta, Partisipasi perempuan dalam pemilu dan juga dunia politik secara umum di Indonesia masih terbilang rendah saat ini. Jumlah wakil rakyat ataupun politisi perempuan juga masih sedikit. Salah satu contohnya seperti yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum NTT, Djidon de Haan menyebutkan saat ini jumlah anggota DPRD perempuan di NTT masih sangat rendah.
“Indeks demokrasi di NTT masih kurang karena jumlah perempuan di DPRD NTT masih kecil yaitu 10 persen saja. Ini membuktikan kalau partisipasi perempuan dalam dunia politik di NTT masih rendah,” ujarnya
Begitu juga dalam hal pemilu. Masih banyak perempuan-perempuan di NTT yang apatis terhadap pesta demokrasi ini. LSM Bengkel APPeK (Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung) yang ada di NTT menyatakan sebagian perempuan cenderung apatis karena mereka tidak merasakan pengaruh dari hak suara yang telah mereka berikan.
“Mereka ini merasa tidak ada bedanya antara mereka memberikan suara atau tidak. Tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan mereka. Ini yang membuat mereka cenderung apatis terhadap pemilu,” Kata Koordinator Program Pendidikan Pemilih Perempuan Bengkel APPEK Thersia Ratu Nubi.
Berangkat dari kondisi ini, Bengkel APPek menggagas sebuah gerakan bernama Gerakan Perempuan NTT Untuk Pemilu Bersih. Gerakan ini berfokus pada pendidikan terhadap perempuan di Kupang dan NTT secara keseluruhan tentang pentingnya pemilu dan keterwakilan perempuan di dunia politik. Bengkel APPek sendiri pada awalnya hanya berfokus pada pengembangan ekonomi para perempuan yang terpinggirkan di NTT.
Namun seiring perjalannya program tersebut, mereka juga merasa perlu untuk mendidik perempuan tentang pentingnya partisipasi mereka dalam sistem demokrasi. Thersia mengatakan gerakan ini juga bertujuan agar perempuan bisa menyalurkan suaranya tanpa disertai rasa takut, tekanan ataupun godaan politik uang
“Jadi kita tergerak setelah melihat kondisi ini. Bagaimana supaya masyarakat khususnya perempuan dapat mau berpartisipasi dalam pemilu dan politik. Partisipasinya rendah dan golput tinggi.Mereka berpikir ah politik itu kan kotor. Nah pandangan ini yang mau kita luruskan,” lanjut Thersia.
Ledi Bani, salah satu anggota Forum Perempuan_Masyarakat didikan Bengkel APPeK menceritakan Gerakan Perempuan NTT untuk Pemilu Bersih sejauh ini sudah memberikan banyak manfaat terhadap perempuan-perempuan di daerahnya. Kata dia sejak ada gerakan ini, dia dan perempuan lainnya jadi mengetahui bahwa pemilu yang bersih itu harus diwujudkan. Salah satunya dengan turut memantau dan mengawasi pelaku pemilu seperti caleg atau politisi lainnya.
“Kita sekarang baru tahu kalau praktik pemilu itu sebenarnya bisa kita pantau. Kita awasi bagaimana biar tidak ada politik uang, tidak ada kecurangan, atau pun kebohongan calon-calon yang memanfaatkan rendahnya pendidikan para perempuan. Ini sedikit demi sedikit kami bisa ketahui,” tutur Ledi.
Komisi Pemilihan Umum NTT menyambut baik adanya Gerakan Perempuan NTT untuk Pemilu Bersih ini. Menurut Juru Bicara KPU, Djidon de Haan, gerakan ini jelas positif dan dapat meningkatkan angka partisipasi warga dalam pemilu. KPU sendiri juga belakangan ini turut berkomunikasi dengan Bengkel APPeK untuk memecahkan berbagai masalah terkait masalah para perempuan yang apatis terhadap pemilu. KPU juga menyatakan akan mendukung terus gerakan ini kedepan agar proses demokrasi di NTT dapat terus berkembang seiring dengan meningkatnya partisipasi perempuan.
“Kami akan terus berkomunikasi dengan bengkel APPeK dan terus mendukung gerakan ini. Karena gerakan ini akan terus mendidik para perempuan di NTT agar melek pemilu. Ini sangat bagus bagi proses demokrasi disini dan di Indonesia pada umumnya,” ujarnya.
Pilar Demokrasi KBR68H