Philip-Rajendra : Mengusungkan Kepemimpinan yang Advokatif dan Kolaboratif

CategoriesBerita UPN

Pemira 2025 menghadirkan dua paslon yang akan bersaing memperebutkan bangku ketua dan wakil ketua BEM-U. Salah satunya adalah paslon nomor urut dua yaitu Calvin Philip dan Rakha Rajendra.

Aspirasionline.com — Rangkaian Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) tahun 2025 dilangsungkan berbeda dengan tahun sebelumnya dimana hanya menghadirkan dua Pasang Calon (Paslon) Ketua dan Wakil Ketua untuk Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U).

Salah satu dari kedua paslon tersebut adalah paslon nomor urut dua, yakni Calvin Philip mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum, Fakultas Hukum (FH) angkatan 2023 sebagai calon Ketua BEM UPNVJ serta Rakha Rajendra mahasiswa Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik (FT), angkatan 2023 sebagai calon Wakil Ketua BEM UPNVJ tahun 2026/2027.

Reporter ASPIRASI berkesempatan mewawancarai calon ketua BEM UPNVJ dari paslon dua, Calvin Philip, pada Kamis, (13/11) di Sekretariat ASPIRASI. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk mengetahui lebih mengenai visi-misi, alasan serta langkah-langkah yang akan dilakukan bila terpilih sebagai ketua dari BEM UPNVJ.

Berikut hasil wawancara eksklusif ASPIRASI bersama paslon nomor urut dua:

Apa alasan Anda mencalonkan diri sebagai calon Ketua dan Wakil Ketua BEM UPNVJ?

Mungkin kalau ditanya alasannya kenapa mungkin cerita sedikit. Kemarin di tahun ini aku diamanahkan sebagai Kepala Bidang Hukum dan HAM (Kumham) di BEM UPN “Veteran” Jakarta. Di bawah kepemimpinan Kaleb aku diajak sebagai menterinya untuk bergerak di bidang advokasi dan aspirasinya. 

Jadi ngerasa sebenarnya di waktu delapan bulan kemarin, kurang lebihnya delapan bulan lah, kami bekerja sebagai di bidang Hukum dan HAM itu belum menyelesaikan keseluruhan apa sih PR-PR yang memang kita tahu dulu. 

Mungkin dari pengadvokasian tentang sarpras (sarana dan prasarana), advokasi tentang lingkup akademik, kualitas akademik di UPN ini masih banyak sebenarnya PR-PR yang masih kita harus selesaikan. Dan juga mikirnya ketika nanti kita menambah waktu misalnya mencalonkan diri sebagai ketua dan wakil Ketua BEM pastinya PR-PR itu akan kita bawakan, lah. Salah satu bentuk komitmen kita juga untuk membuat BEM ini lebih sejahtera lagi. Dan juga kenapa akhirnya aku sama Raje yang naik. 

Karena menurutku kita berdua lah yang tahu PR-PR-nya. Dan juga ketika nantinya kita terpilih menjadi Ketua BEM dan Wakil Ketua BEM pastinya memiliki power lebih kuat lagi bisa membuat kolaborasi antar bidang.

Karena menurutku misalnya terkait permasalahan contohnya parkiran, contohnya kita yang suka banjir di UPN ini sebenarnya bisa kolaborasi dengan teman-teman (bidang) Lingmas (Lingkungan dan Masyarakat). 

Bagaimana teman-teman Kumham (Hukum dan HAM) dan teman-teman Lingmas bisa berkolaborasi untuk audiensi dan advokasi terkait permasalahan yang ada di BEM. Terkait misalnya kekerasan seksual di BEM ini bisa kita bisa kolaborasi dengan teman-teman P3M (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Mahasiswa) juga kita bisa bikin apa yang bisa ngontrolnya itu lebih enak kalau memang kita sebagai Ketua dan Wakil Ketua (BEM UPNVJ). 

Nama kabinet apa yang Anda rencanakan? Serta apa arti di balik nama kabinet tersebut?

Nama kabinetnya Sankalpa Wijaya. Sankalpa ini itu diambil dari bahasa Sansekerta, artinya itu tekad atau niat yang kuat. 

Sedangkan Wijaya ini kita artikan kejayaan. Tapi kejayaan yang kami maksud adalah kesejahteraan mahasiswa BEM UPN “Veteran” Jakarta. Jadi diharapkan dari pemilihan kedua nama ini dipastikan BEM Jakarta akan menjadi wadah yang memiliki tekad kuat untuk mewujudkan kampus yang sejahtera dan lebih maju lagi. Seperti itulah alasan kenapa Sankalpa Wijaya namanya. 

Apa visi-misi Anda? Adakah misi yang diutamakan?

Visinya itu kita fokus terhadap kesejahteraan UPN “Veteran” Jakarta. Mewujudkan lingkungan kampus yang lebih sejahtera, harmonus, dan produktif melalui kepemimpinan BEM yang kolaboratif, partisipatif, dan inklusif. Serta mengedepankan mahasiswa sebagai pusat kebijakan dan juga mewujudkan kampus yang sejahtera, pengembangan karir yang maksimal secara berkelanjutan di UPN “Veteran” Jakarta. 

Dan itulah gambaran visinya juga. Kenapa tentang kesejahteraan? Karena menurut kami poin utama kami sebagai BEM adalah sebagai rumah dulu untuk teman-teman mahasiswa, menjadi wadah untuk teman-teman mahasiswa untuk kita sama-sama memberikan aspirasinya, sama-sama memberikan keluhan, dan juga akhirnya kita sama-sama berdiskusi dan berkembang bersama untuk mewujudkan lingkungan kampus kita.

Kalau misi kami, mungkin bukan yang terpenting ya, tapi mungkin salah satu terpenting. Mungkin di misi kami, di poin keduanya tuh ada misi terkait advokasi. Bagaimana advokasinya harus bisa berjalan dengan baik lagi dengan pengalaman kami berdua yang sudah pernah ada di bidang Hukum dan HAM sudah mengetahui bagaimana cara beradvokasi di tingkat universitas, bagaimana kita tahu birokrasinya, bagaimana kami tahu cara main untuk penekanannya, bagaimana kami tahu cara untuk mengambil hatinya.

Itu adalah salah satu bentuk misi utama kami untuk mewujudkan BEM UPN “Veteran” Jakarta ini bisa menjadi advokat utamanya mahasiswa. Bukan cuma di bidang Hukum dan HAM saja, nantinya di seluruh bidang ada di BEM ini bisa menjadi advokat dalam bidangnya masing-masing. 

Dan juga di misi kita selanjutnya, kita tuh ada ingin mewujudkan lingkungan kampus yang aman-nyaman untuk seluruh teman-teman mahasiswa. Mungkin pada detik ini kita mengetahui bahwa kekerasan seksual di BEM Jakarta ini cukup seksi, cukup banyak diomongin oleh teman-teman, banyak kasus-kasus yang memang walaupun tidak ter-up sebenarnya. 

Karena kan korban-korban ini kan belum tentu juga sebenarnya ingin menceritakan dan coba melanjutkan kasusnya. Tapi yang kami ketahui ketika kami menjadi Kumham, mengarahkan aspirasi dan juga menanyakan mungkin secara personal ke teman-teman bagaimana sih situasi kekerasan seksual, ya cukup banyak ternyata, tapi bukan mereka enggak mau melapor gitu, tapi teman-teman mahasiswa itu enggak tahu harus melapor kemana. Karena orang yang bertanggung jawab, organ yang bertanggung jawab sebenarnya adalah satgas PPKPT untuk permasalahan kekerasan seksual.

Tapi mungkin di sini satgas PPKPT belum hadir, belum turun secara nyata, belum melakukan tugasnya dengan baik. Karena kita bisa lihat dia cuma hadir ketika Patribera aja gitu kan. Postingan terakhir pun di bulan Juli, baru sekali doang di tahun ini gitu. Jadi itu salah satu bentuk misi kami yang kuat untuk mewujudkan lingkungan kampus kita yang aman dan nyaman untuk seluruh mahasiswa belajar di kampus kita dengan baik. 

Langkah pertama apa yang akan dilakukan bila Anda terpilih?

Ini jadi salah satu program kerja unggulan kita juga, langkah utama yang bakal kita lakukan adalah program kerja SUARA, Serap Usulan Aspirasi Mahasiswa. Itu adalah program kerja, membuka forum sebesar-besarnya, membuka forum untuk tidak menutup kemungkinan siapapun bisa datang di forum itu, untuk mengevaluasi program kerja BEM sekarang. Untuk teman-teman memberikan, evaluasi-evaluasi terkait program-program kerja BEM yang memang sudah berjalan, dan menentukan program kerja BEM ini maunya seperti apa, teman-teman mahasiswa. 

Agar kita tahu juga, program kerja BEM ini relevan dengan teman-teman mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta saat ini, karena kan biasanya, proker-proker itu dibuat sama Ketua BEM, dan kepala bidang-kepala bidangnya saja gitu kan, tanpa melibatkan teman-teman mahasiswa. 

Artinya kan kita disini enggak ada bentuk sinergitas, gitu. Kita dipilih oleh teman-teman mahasiswa, masa iya program kerja kita sendiri yang menentukan? Dan seharusnya, menurut kami, Sankalpa Wijaya, program kerja-program kerja ininya nantinya lah, program kerja yang ditentukan teman-teman mahasiswa, program kerja yang diinginkan teman-teman mahasiswa, gitu. Itu juga menciptakan sinergitas antara mahasiswa yang non-organ, mahasiswa yang berorgan tingkat fakultas, maupun mahasiswa yang berorgan tingkat aktivitas.

Strategi apa yang disiapkan untuk keberhasilan program kerja Anda?

Kalau strateginya, pastinya ketika kita sudah mendapat evaluasi dari teman-teman mahasiswa, kita sudah tahu kekurangan-kekurangannya apa, itu bakal jadi bentuk nantinya koordinasi dengan kepala bidang-kepala bidang yang sudah ada dan juga memastikan kepala bidang ini memiliki kualitas yang baik nanti untuk menjalankan program kerja-program kerja dan juga rancangan program kerjanya, gitu. 

 

Jadi, kami berdua memiliki program kerja yang enggak cuma omon-omon sudah ada inovasi, tapi sudah ada langkah-langkahnya, apa nanti akan dilakukan, gitu. Karena beberapa program kerja, sebenarnya sudah kami jalankan. Contohnya kayak POSKO UKT, itu adalah program kerja yang memang sudah berjalan dan akan kami kembangkan lagi. Itu salah satu bentuk komitmen kita juga untuk BEM ini bisa benar-benar mewujudkan kesejahteraan juga.

Bagaimana persiapan Anda dalam menghadapi Pemira?

Kalau persiapan, karena kebetulan aku dari Fakultas Hukum, Rajen dari Fakultas Teknik, sebenarnya menggambarkanlah dua kampus kita yang nantinya ketika ada pemimpin dari kedua tempat ini pasti bisa saling membawakan aspirasi-aspirasinya gitu. Tapi terkait persiapan, kami tuh cara mainnya ketika kami mendatangi teman-teman fakultas, kita misalnya ngobrol-ngobrol dengan satu fakultas atau di jurusan lain, kami coba untuk mencari tahu situasi kendalanya apa sih sekarang. 

Ketika kita bertemu, fakultas lain tuh enggak mengajak untuk dukung kami gitu, tapi ingin mencari tahu dulu kira-kira ini apa, permasalahan-permasalahan yang ada teman-teman fakultas, agar nantinya pun jadi bahan evaluasi kami, bahan pegangan kami apabila nanti kami tertulis jadi ketua BEM. Jadi cuma kayak, kita memang harus memperbanyak, berkoordinasi dengan teman-teman fakultas, ngobrol-ngobrol bareng. 

Apakah ada kendala yang dirasakan saat persiapan Pemira?

Kalo kendala ya paling dari pribadi lah, kendala pribadi kayak mungkin bentuk komitmennya, bentuk kita namanya demot (demotivasi) kan juga sering gitu ya, kita lagi harusnya, hari ini ada agenda gini-gini-gini, tapi kayak, duh capek banget ya, jadi kayak enggak mau sendiri. Paling kendalanya sih seperti itulah, dari gimana kita bisa mengontrol pribadi kita untuk konsisten menjalani dalam Pemira. 

Bagaimana langkah Anda dalam menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual di kampus dan bagaimana cara Anda berkolaborasi dengan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS)?

Kalau kolaborasi dengan Satgas PPKS itu sebenarnya harapan kita. Tapi mungkin kalau emang enggak bisa, karena kita melihat situasinya dari dua tahun terakhir ini, walaupun sudah ada pergantian ketua Satgas, tapi nyatanya enggak berubah-ubah juga, gitu kan. Sama-sama saja.

Mereka enggak berubah-ubah juga. Tapi kan kita sebagai BEM jangan mau berputar-putar ngomongin Satgas enggak gerak, enggak gerak. Tapi apa salahnya kalau kita duluan yang gerak, gitu? Mungkin tetap kita punya batasannya, enggak bisa mungkin sewewenang Satgas, gitu kan

Tapi kita bisa, sebagai BEM, bisa melakukan pencegahan terlebih dahulu sesuai kemampuan kita saja. Contohnya, nantinya yang bakal dilakukan tuh pastinya ini lah. Menjemput bola, mencari tahu situasi-situasi, keadaan-keadaan, kekerasan seksual di fakultas masing-masing, mau penghimpunan, gitu. Karena yang aku tahu, bukan yang enggak ada sebenarnya. Tapi enggak coba untuk dicari. Itulah permasalahan teman-teman yang dirasakan. Maksudnya aku nanya, ngobrol-ngobrol, (katanya) iya ada sebenarnya, terus kenapa enggak dilanjutin? Kita enggak tahu harus kemana gitu. 

Kita enggak tahu harus lapor kemana. Artinya kan, ketika kita mencari bola, kita bisa mengasih tahu, gitu loh. Ini tuh lo bisa kayak gini-gini, Anda tuh bisa ke satgas, bisa lapor ke website SIAGA, yang BEM Jakarta punya juga, gitu kan. Tapi itulah salah satu bentuk pencegahan kita di awal dulu. Untuk kita sama-sama mencari tahu, dan coba memberikan, gitu. Dan juga salah satu bentuknya, nantinya bentuk pencegahan sebagai BEM ini, kita bakal membuat campaign mungkin dalam bentuk posko-posko. Namanya Posko Keamanan Kekerasan Seksual. 

 

Itu sebenarnya bentuk, kepada keluarga mahasiswa menunjukkan bahwa BEM ini concern terhadap hal-hal kekerasan seksual. Agar apa? Agar ketika calon-calon pelaku kekerasan seksual ini sudah segan melakukan, gitu. Sudah takut melakukan, karena BEM Universitas itu bener-bener turun langsung, gitu. Karena aku lihat ya, kalau kita mengandalkan website SIAGA, ataupun Instagram-Instagram doang, ya enggak semua orang melihat, gitu kan. Tapi ketika kalau kita di kantin melihat ada Posko Keamanan Kekerasan Seksual, gue yakin sih calon-calon pelaku kekerasan seksual juga memikir dua kali ya. Jadi sebenarnya fokus terhadap pencegahan lah

Bagaimana strategi Anda dalam menyatukan dan membangun pergerakan antar mahasiswa? 

Kalau kita, strategi dalam pergerakan ya, mungkin pergerakan ini nantinya bakal kita bangun dalam bentuk membakar semangat itu udah pastinya dari himpunannya masing-masing dulu. Dari tempat mereka berasal dulu. 

Pastinya kita bakal ada Safari Politik, misalnya contohnya kayak membahas situasi keadaan politik Indonesia dengan Fakultas Hukum ya bahasnya tentang Fakultas Hukum, kesehatan tentang kesehatan, dengan teman-teman FEB misalnya bagaimana situasi ekonomi Indonesia sekarang. 

Pastinya bakal melakukan kunjungan-kunjungan, lakukan diskusi bersama dengan teman-teman Fakultas untuk itu membakar apa ya, memantik semangat teman-teman mahasiswa gitu. Dan juga pastinya ini dari pengalaman ku ketika teman-teman mahasiswa ini semangat membahas isu yang relevan sama mahasiswa itu sendiri gitu. Mungkin contohnya yang paling relevan yang pernah kualami, sedikit pengalaman ku itu adalah isu-isu terkait internal kampus sebenarnya. 

Bagaimana kemarin di tahun lalu kita ngadepin pemotongan dana pagu, wah itu ada seratus berapa orang yang datang untuk konsolidasi gitu kan. Artinya ketika itu sesuai dengan teman-teman mahasiswa, itu yang dibutuhkan teman-teman mahasiswa, akhirnya mahasiswa itu sendiri pun tertarik untuk membahas hal itu. Jadi salah satu pemantiknya bagaimana kita bisa membawa isu-isu untuk mahasiswa yang emang benar-benar teman-teman mahasiswa rasakan. Itu salah satu bentuk memantik. 

Apa langkah Anda untuk merangkul dan membersamai teman-teman dari UKM.

Ya mungkin kalau tentang UKM, ini kan ada peran namanya Departemen Sinergitas Mahasiswa. Itu salah satu Departemen yang emang tujuannya menciptakan sinergitas untuk kawan-kawan UKM dan teman-teman mahasiswa juga. 

Tapi mungkin bagaimana kita berdiskusinya, karena ini yang sudah kita jalankan kemarin di program kerja ASIK, Aspirasi UKM Kita, bagaimana melakukan diskusi dengan teman-teman UKM. 

Di situ pembahasannya bagaimana keluhan teman-teman UKM. Bagaimana keluh kesah teman-teman UKM. Contohnya kayak kemarin teman-teman taekwondo bilang dana reward-nya enggak turun. Itu kan salah satu bentuk teman-teman menciptakan keluh kesah dan akhirnya kami sampaikan, audiensikan ke pihak rektorat gitu. Enggak cuma tentang taekwondo, banyaklah beberapa UKM yang kita berdiskusi bersama-sama. 

Dan juga kita menciptakan sinergitas di situ kita memiliki program kerja UKM Expo. Ini program kerja yang emang tujuannya untuk memberikan eksposure kepada teman-teman mahasiswa baru nantinya.

Memberikan pengetahuan terkait UKM ini punya UKM-UKM ini loh kawan-kawan. Itu salah satu bentuk kita menciptakan sinergi dengan benar-benar melibatkan teman-teman UKM dalam segi konsep, dalam segi nantinya hari-H dan kepanitiaannya. Itulah bentuk sinergitas kita juga. 

 

Akhirnya kan kita menjalinkan komunikasi dengan teman-teman UKM secara rutin ketika ada program kerja UKM Expo itu. Sebab itulah beberapa program kerja yang akan menciptakan sinergitas dengan teman-teman UKM.

Kira-kira apa yang membedakan masa jabatan Anda nanti dengan kabinet-kabinet sebelumnya? 

Apa ya? Mungkin nantinya, kalau perbedaan, mungkin aku melihat, kalau gaya kepemimpinan orang-orang kan beda-beda, ada caranya main masing-masing, gitu. Tapi kalau yang bisa aku bikin beda dari gaya kepemimpinan, aku adalah orang yang benar-benar lahir dari aspirasi dan kesejahteraan mahasiswa. Jadi, aku bakal benar-benar kami mengutamakan terkait apa fungsinya BEM itu sebagai wadah utama untuk mewujudkan kesejahteraan mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta ini. Dalam bentuk akademik maupun non-akademik, mau bentuk prestasi atau non-prestasi, itu adalah tanggung jawab kita bareng-bareng untuk mewujudkan lingkungan kampus yang baik. 

Bagaimana skema Anda untuk memenangkan Pemira tahun ini? 

Aku enggak punya skema yang gimana-gimana sih untuk memenangkan Pemira gitu. Tapi disini, kebetulan aku kemarin menjadi Kepala Bidang Hukum dan HAM sebenarnya jadi salah satu bentuk menunjukkan prestasi gitu ketika emang kita memiliki dampak yang baik untuk UPN “Veteran” Jakarta ini, dampak untuk seluruh teman-teman mahasiswa menurut gue itu adalah salah satu bentuk apa ya? Kita tuh udah terlihat kualitasnya, kita terlihat bagaimana prestasi-prestasi yang sudah dibangun. Jadi salah satu bentuk strateginya kemarin enggak mikir strategi apa-apa gitu. 

Yang penting kita punya tanggung jawab kemarin di Kumham, coba selesaikan, tuntaskan dulu gitu. Ketika emang niat kita baik untuk ngebantu, pasti yang baik itulah datang ke kita.

Kenapa mahasiswa harus memilih Anda dan pasangan Anda? 

Ya, kalau kenapa mahasiswa harus memilih saya dan Raje gitu. Kebetulan kita pasangan jalan yang memang sudah lama kenal. Kita tahu satu sama lain bagaimana aku tahu Raje, Raje tahu aku bagaimana bekerja.

 Dan kebetulan kami bekerja dalam kesejahteraan, kami mengetahui PR-PR teman-teman mahasiswa, kami tahu rasanya teman-teman mahasiswa gimana, kami tahu. Kami turun langsung untuk mendengarkan aspirasi teman-teman mahasiswa. Mari kita sama-sama selesaikan permasalahan-permasalahan teman-teman mahasiswa untuk kita mewujudkan lingkungan kampus ini agar lebih baik lagi gitu. Karena menurutku kalau memang kita belakau PR-PR bareng-bareng, itu jadi salah satu bentuk langkah yang strategis juga kalau kita bisa menyelesaikan dalam bentuk bareng-bareng gitu.

Foto : Calvin Philip
Reporter : Calista | Editor : Sofwa Najla

About the author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *