Melihat Alunan Sendu Sebagai Pelipur Lara melalui Sadness Paradox

CategoriesForum Akademika

Ditengah derasnya arus kehidupan modern yang sering kali membawa kehampaan emosional, lagu-lagu melankolis justru menjadi pelipur bagi banyak orang. Fenomena ini kerap disebut “Sadness Paradox,”. 

Aspirasionline.com – Dari sekian banyaknya jenis lagu yang bertebaran pada saat ini, lagu-lagu dengan lirik dan alunan melankolis kerap kali menjadi pilihan utama bagi anak muda dalam menemani kesehariannya.

Lagu-lagu tersebut bak menjadi sebuah tren, menciptakan sebuah fenomena yang memunculkan pertanyaan. Bagaimana sebuah lagu bernuansa melankolis, justru banyak diminati dan bahkan dijadikan teman di berbagai suasana.

Menurut Taruffi dan Koelsch (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “The Paradox of Music-Evoked Sadness: An Online Survey”, fenomena ini bisa dijelaskan melalui konsep sadness paradox.

Konsep sadness paradox dalam fenomena ini mengacu pada kontradiksi antara sifat alami kesedihan yang cenderung dihindari namun banyak orang secara aktif dan sadar mencari dan menghargai kesedihan yang dihasilkan terkhusus oleh musik.

Menurut Psikolog Klinis, Tri Iswardani, kesedihan yang dibangkitkan oleh musik dianggap dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan musik pilu menawarkan ruang untuk kontemplasi diri tanpa tekanan atau konsekuensi yang dalam dunia nyata.

Ragamnya pemikiran dan pengalaman yang dimiliki tiap individu, berperan dalam mengatasi bagaimana seseorang menanggapi emosi yang dihasilkan melalui lagu-lagu tersebut.

“Banyak orang yang berbeda-beda output-nya. Ada yang ikut sedih dan ada yang biasa aja, itu kembali lagi ke dirinya masing-masing,” ungkap Tri kepada ASPIRASI dalam Zoom Meeting pada Jumat, (20/12).

Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwasannya output yang berbeda ini diproduksi menyesuaikan pengalaman yang tersimpan dalam memori setiap Individu.

“Di dalam pikirannya itu sudah ada setting, otak kamu sudah punya library namanya di (bagian) hipokampus. Disitu tempat semua pengalaman, nah tiap orang nggak ada yang sama isi librarynya,” ujarnya.

Adapun sadness paradox berperan layaknya pisau bermata dua. Dapat melahirkan hal yang positif, namun dapat pula menorehkan dampak negatif, tergantung pada bagaimana seseorang mengelola kesedihannya.

Jika individu tersebut mampu mengekspresikan kesedihannya, hal itu dapat mendorong perubahan positif pada orang lain. Setiap proses perubahan, pada dasarnya, membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan tersebut harus dirasakan dan dialami agar seseorang dapat berkembang menjadi lebih baik.

Tak berhenti disitu, Tri juga menyebutkan bahwa mengkonsumsi konten-konten yang beraliran melankolis dapat berdampak negatif terhadap sebagian orang.

“Jika arahnya sudah mengkonfirmasi ketidakberdayaan dia, lama-lama dia menjadi viktimisasi yang ujung nya depresi atau bahkan commited suicide,” tegasnya.

Beranjak Menuju Perubahan Melalui Hantaran Kesedihan

Fenomena Sadness Paradox pun dapat menunjukkan bagaimana kesedihan, yang sering dianggap sebagai emosi negatif, memiliki peran penting dalam membantu manusia berkembang dan menemukan jalan menuju perbaikan atau transformasi hidup.

Sering kali, seseorang mendengarkan lagu-lagu melankolis meskipun belum pernah mengalami kisah yang disampaikan dalam lagu tersebut. Namun, makna dari lagu tersebut tetap mampu menyentuh dan menusuk hati. 

Hal ini diduga berkaitan dengan hubungan antara kesedihan dan kreativitas seseorang, di mana emosi yang mendalam dapat mempengaruhi cara seseorang memahami dan meresapi karya seni.

“Katarsis atau mengeluarkan emosi, lalu kebetulan dia punya kreatifitas yang membuat dia menjadi puitis. Sehingga mengeluarkannya dalam bentuk seni,” imbuh Tri menjabarkan.

Maka, dengan kesedihan, seseorang dapat meningkatkan kreativitasnya. Kesedihan itu sendiri menjadi pemicu yang membuat kreativitas berkembang lebih dalam dan lebih kuat.

Dalam hal ini, lagu-lagu melankolis yang tercipta saat kesedihan melanda bisa terasa lebih bermakna bagi pendengarnya. Pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu dapat menyentuh hati pendengar dengan lebih dalam, karena emosi yang terkandung dalam lagu tersebut mampu tersampaikan dengan baik.

Namun demikian, Tri menegaskan bahwa jika kesedihan sudah memasuki tahap depresi, penting untuk mencari sumber dari kesedihan yang dialami agar tidak melarut menjelma menjadi depresi.

Dengan langkah ini, diharapkan seseorang dapat menemukan cara untuk mengatasi sadness paradox yang berlebih, menjadikan kesedihan sebagai titik balik untuk pertumbuhan dan transformasi diri, serta mengubahnya menjadi kekuatan untuk menciptakan perubahan positif dalam hidup

“Kita harus mencari pemicu atau sumber kesedihannya, lalu cari tahu emosi apa saja yang tersimpan. Kemudian, kita perlu memvalidasi kesedihannya, mengidentifikasi, dan mengartikulasi emosi mereka,”tukas Tri.

 

Ilustrasi : ASPIRASI/Erland

Reporter: Erland Mg | Editor: Khaila. 

About the author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *