Sehat dengan Berbuka Secara Tepat
Puasa sejatinya dapat memberikan dampak positif terhadap tubuh kita apabila dilakukan dengan tahap yang benar, terutama saat berbuka.
Aspirasionline.com – Pada Bulan Ramadhan, seluruh umat muslim di dunia melakukan ibadah wajib puasa. Dalam Islam puasa berarti menahan diri dari makan, minum, dan segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa sendiri dari segi ilmu kesehatan merupakan terapi pengobatan alami dengan cara mengurangi jumlah dan frekuensi makan.
Taufik Maryusman selaku Dosen Gizi UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ) mengatakan bahwa puasa berguna untuk mengistirahatkan organ tubuh dan merenovasi sel-sel yang rusak. Selain itu, puasa juga dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk melakukan perbaikan secara optimal.
“Ketika tubuh kita berpuasa maka sistem pencernaan akan mengalami renovasi sel yang telah rusak. Organ liver juga akan lebih aktif serta leluasa dalam melakukan pembersihan atau pembuangan racun (detoksifikasi) dari dalam tubuh sehingga akan meningkatkan fungsi tubuh secara optimal,” jelasnya kepada ASPIRASI Kamis (31/5).
Terkait rentang waktu dalam berpuasa, Taufik mengatakan bahwa memang ada batasan bagi tubuh manusia dalam berpuasa. “Bagi seorang muslim, puasa dimulai dari matahari terbit hingga terbenam. Namun, dari segi kesehatan, manusia dapat bertahan selama 23 jam untuk tidak makan dan minum,” Ujar pria yang kerap disapa Uda tersebut. “Oleh karenanya, tidak menjadi suatu masalah ketika ada daerah yang mempunyai waktu puasa hingga 23 jam,” sambungnya.
Pria kelahiran Depok tersebut juga mengatakan bahwa ketika sedang dalam kondisi berpuasa maka tubuh akan kehilangan cairan dan glukosa. Karenanya dianjurkan untuk mengkonsumsi air mineral serta kurma atau buah yang tidak terlalu manis ketika berbuka.
Namun, tidak sembarang makanan manis dapat dijadikan makanan berbuka yang baik bagi tubuh. “Bukan yang terlalu manis dan berasal dari buah-buahan, karena yang kita cari ialah kandungan fruktosa atau glukosa yang terdapat di dalamnya,” terangnya.
Kebiasaan umum yang salah dalam masyarakat Indonesia ialah langsung menyantap hidangan utama atau makanan pokok saat berbuka puasa. Menurut Taufik, hal itu tidak dianjurkan karena lambung memerlukan waktu untuk menyesuaikan proses pencernaan yang sebelumnya kosong. “Apabila itu dilakukan akan menyebabkan kontraksi lambung yang berlebihan sehingga berakibat pada pengeluaran asam lambung yang berlebihan,” ujar dosen lulusan Universitas Diponegoro tersebut.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa terdapat mitos yang salah terkait puasa yang mengatakan bahwa ketika berpuasa maka akan meningkatkan gejala maag. Menurutnya, hal tersebut hanyalah mitos karena bertambahnya gejala maag saat berpuasa disebabkan oleh tahapan berbuka yang tidak dilakukan secara benar, bukan dari puasa itu sendiri.
“Jauhi konsumsi minum air dingin atau es dan gorengan karena akan menyebabkan lambung kontraksi sehingga asam lambung meningkat. Selain itu, minumlah obat setelah 15 sampai 30 menit sesudah makan agar efek obat tidak berkurang. Ingat, puasa dapat menyehatkan lambung kita apabila dilakukan secara benar,” tuturnya.
Taufik mengungkapkan bahwa kebiasaan berbuka di masyarakat saat ini masih belum tepat karena masih terbiasa mengawali berbuka puasa dengan mengkonsumsi air es dan makanan-makanan berminyak seperti gorengan. Ia menjelaskan bahwa berbuka puasa yang baik dan benar dari segi kesehatan tidaklah berbeda dengan apa yang sudah dianjurkan dalam Agama Islam itu sendiri.
“Berbukalah segera dengan makanan yang ringan dan manis, dilanjutkan dengan makan yang tidak berlebihan dan bergizi seimbang, serta kurangi gorengan dan makanan yang menggunakan pemanis buatan, pengawet dan pewarna,” jelasnya lebih lanjut.
Sejatinya puasa dapat menyehatkan diri kita sendiri, akan tetapi kebiasaan ketika berbuka yang salah sering kali menyebabkan masalah kepada kesehatan diri sendiri. “Bagi individu dapat mengubah kebiasaan berbuka puasa dengan cara Rasulullah SAW, yaitu awali dengan konsumsi kurma dan air putih lalu lanjutkan setelah salat dengan makanan dengan gizi seimbang,” tutupnya kepada ASPIRASI.
Reporter : Taufiq |Editor : Aprilia Zul Pratiwiningrum