Matthew – Rayhan: Wilwatikta Academy sebagai Wadah Pengembangan Minat dan Karir Kema UPNVJ

Eksklusif

Rangkaian Pemira 2023 UPNVJ telah memperkenalkan tiga paslon ketua dan wakil ketua BEM UPNVJ. Salah satunya ialah Andrew Matthew Sianturi dan Rayhan Hidayat Pohan sebagai paslon nomor urut tiga.

Aspirasionline.com – Menjelang hari Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) tahun 2023 yang akan diadakan secara langsung pada Rabu, (22/11) mendatang akan menampilkan tiga pasang calon (paslon) ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM-U).

Salah satu dari ketiga kandidat paslon tersebut adalah paslon nomor urut tiga dengan Andrew Matthew Sianturi sebagai calon ketua BEM UPNVJ 2024/2025 yang merupakan mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) tahun angkatan 2021 dan Rayhan Hidayat Pohan sebagai calon wakil ketua BEM UPNVJ 2024/2025 yang merupakan mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tahun angkatan 2021.

Pada Jumat, (17/11), tepat lima hari sebelum datangnya hari pemilihan, paslon nomor urut tiga menghadiri acara debat terbuka kedua yang diadakan di Ruang Aula Tanah Airku, Kampus Limo UPNVJ, Depok.

Acara debat terbuka kedua tersebut berfokus pada pengenalan lebih dalam tentang visi dan misi, gagasan, serta program unggulan tiap paslon. Setiap paslon memaparkan mengenai beberapa hal yang akan mereka bawa untuk kemajuan kampus dan juga Keluarga Mahasiswa (Kema).

Melalui wawancara eksklusif yang dilakukan oleh reporter ASPIRASI setelah acara debat terbuka pada Jumat, (23/11), Matthew dan Rayhan menjelaskan mengenai visi dan misi, komitmen, dan juga program kerja unggulan yang akan dijalankan jika menjadi kandidat terpilih.

Berikut merupakan hasil wawancaranya.

Apa modal serta alasan kalian memilih maju pada Pemira 2023 sebagai calon Ketua dan Wakil Ketua BEM-U?

Bermodal pengalaman, kesiapan mental, fisik, serta kinerja selama dua tahun berada dalam BEM UPNVJ. Hal tersebut menjadi modal kami dalam memutuskan untuk maju menjadi kandidat paslon pemira tahun ini. Selain itu, alasan utama kami memilih untuk maju dalam pencalonan adalah karena kami melihat banyaknya hal yang belum dapat terselesaikan pada tahun-tahun sebelumnya terkhusus dalam hal advokasi.

Apa makna dan arti dari kabinet yang kalian bawakan?

‘Wilwatikta’ itu berasal dari bahasa Sansekerta. ‘Wilwa’ berarti buah maja dan ‘tikta’ itu artinya pahit. Ini menjadi referensi historis Kerajaan Majapahit, dimana pada puncak kejayaannya berhasil menjadi pusat kebudayaan, pusat teknologi, pusat perdagangan serta mempersatukan nusantara oleh Gadjah Mada sebagai mahapatihnya. Kami juga ingin BEM UPNVJ mampu menyatukan elemen-elemen tersebut. Dari tujuh fakultas, Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Hal Ini merupakan komitmen kami yang juga berharap BEM UPNVJ bisa mencapai kejayaannya pada Kabinet Wilwatikta nanti.

Apa visi dan misi yang akan kalian bawa untuk kemajuan UPNVJ?

Jadi, visi yang akan kita bawa adalah berkomitmen dalam mewujudkan BEM UPNVJ menjadi katalisator transformasi inovatif, sinergi kolaboratif, dan integrasi aktif bagi kemajuan UPNVJ, Indonesia, dan global yang berkelanjutan. Kita ingin BEM UPNVJ tidak lagi berbicara menggunakan kacamata warga Jakarta atau warga Depok saja. Kita ingin lebih dari itu, menggunakan kacamata warga Indonesia dan juga warga dunia. Maka dari itu, program-program kita nantinya akan menjunjung tinggi serta menyelaraskan pada tujuan-tujuan berkelanjutan global seperti Sustainable Development Goals (SDGs), lingkungan hidup, hak asasi manusia dan lain-lain.

Bagaimana agar visi dan misi tersebut berjalan dengan efektif serta memberikan dampak positif bagi Kema UPNVJ?

Visi tersebut akan kita breakdown ke dalam tujuh misi di dalamnya. Salah satunya adalah internalisasi. Jadi kita ingin fokus selama satu bulan awal kepengurusan pada penguatan dan pembekalan pada fungsionalis BEM UPNVJ. Kita akan fokus dalam peningkatan kualitas, kapasitas, soft skill maupun hard skill seluruh anggota. Dalam satu bulan internalisasi itu pun kita ingin melakukan efisiensi dan efektivitas program kerja. Kita ingin program kita tidak hanya sekedar ada, tetapi kita sebagai jawaban atas pertanyaan yang ada.

Apa proker unggulan yang membedakan kalian dengan paslon lainnya?

Ada namanya Wilwatikta Academy. Kami ingin menghubungkan seluruh Kema dengan perusahaan-perusahaan potensial melalui magang dan juga part time. Kemudian, kami juga akan mengadakan pengembangan skill, peningkatan karir, serta konsultasi untuk teman-teman yang memang berorientasi pada karir.

Terkait dengan program Wilwatikta Academy, bagaimana alur program tersebut agar bisa menjangkau seluruh Kema UPNVJ? Seberapa efektifnya program tersebut dapat dijalankan?

Alur operasionalnya itu kami akan menciptakan kondisi atau hubungan antara BEM UPNVJ dengan BEM Fakultas. Kemudian, persebaran informasi tersebut akan kita integrasikan melalui salah satu website yang menjadi program kerja kita yaitu Veteran Connect yang menghubungkan seluruh informasi KSM, Ormawa, dan himpunan setiap fakultas. Dari situ kita akan mendistribusikan informasi tersebut ke pelosok paling dalam Kema UPNVJ terkait adanya Wilwatikta Academy.

Langkah apa yang akan kalian lakukan untuk menciptakan penyetaraan akses serta penyerapan aspirasi antara Kampus Limo dan Pondok Labu?

Kami menerapkan regulasi 50 persen acara-acara kita yang offline harus berada di Limo, ini merupakan bentuk konkret dalam menghentikan Pondok Labu sentris. Kami ingin adanya kesetaraan dan tidak ada ketimpangan antara teman-teman di Pondok Labu ataupun di Limo. Kemudian cara kami bisa mengadvokasikan permasalahan yang ada di Limo dengan adanya representasi dari teman kita yang ada di Limo.

Bagaimana cara kalian berkolaborasi dengan Ormawa dan UKM yang ada di UPNVJ?

Melalui bidang baru, bidang relasi dan kolaborasi strategi yang membawa ide departemen. Departemen kerjasama UKM dan kerjasama Ormawa ini berkomitmen untuk memperjelas garis-garis koordinasi yang kentara. Dari situ, kami akan menjalin hubungan yang melahirkan program dan gagasan serta ide terkait program strategis kedepannya.

Bagaimana cara kalian menarik suara Kema UPNVJ untuk memilih kalian?

Kami sudah mencoba membangun beberapa koalisi dengan teman-teman fakultas dan jurusan, membangun citra media sosial, dan menawarkan program-program yang efisien dan efektif. Selain itu, kami pun berkolaborasi membangun hubungan baik dengan pihak manapun.

Bagaimana pandangan kalian terkait kampus yang masih menjunjung identitas bela negara, apakah masih relevan di zaman sekarang? Adakah batasan implementasi bela negara yang sudah tidak relevan di lingkungan pendidikan zaman sekarang?

Negara adalah lembaga, justru seharusnya negara yang bela kita, negara yang bela rakyat. Namun, jika yang dimaksud bela negara adalah bela rakyat, tentu nilai ini pasti akan selalu relevan pada perkembangan zaman kapanpun. Akan tetapi, kita tidak bisa mengkotak-kotakkan nilai bela negara dalam satu praktik saja. Bela negara tidak hanya tentang angkat senjata. Melalui belajar, membantu teman yang kesusahan, mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi merupakan salah satu praktik dan tindakan bela negara. Jadi kami mau tegas disana, bagaimana bela negara atau praktik bela negara tidak hanya satu tetapi banyak dan militerisme sudah tidak relevan lagi untuk pemaknaan bela negara.

Terkait maraknya isu pelecehan seksual, perundungan, dan mental health yang marak terjadi di lingkungan kampus, bagaimana upaya kalian dalam merangkul serta menciptakan UPNVJ menjadi ruang aman bagi Kema?

Ada tiga dosa besar pendidikan. Pertama, adalah perundungan. Kedua, pelecehan seksual. Ketiga, adalah intoleransi. Hal ini menjadi tiga hal yang menjadi masalah di UPNVJ. Kami berkomitmen menjadi wadah serta safe place bagi teman-teman penyintas. Oleh karena itu, kami akan mempererat jalinan tali silaturahmi dengan berkoordinasi pada Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Kami juga menekankan kepada teman-teman untuk jangan pernah takut melapor karena kita bersama korban.

 

Foto: Instagram @pemira.upnvj

Reporter: Khaila, Mg. | Editor: Syifa Aulia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *