Berfokus Pada UKM, PKMM Tahun Ini Kurang Dirasakan Pihak Ormawa
Materi PKMM yang lebih banyak ditujukan kepada UKM, membuat peserta khususnya dari pihak ormawa merasa dilupakan.
Aspirasionline.com – Pada 2 – 3 Maret 2017 lalu, diselenggarakannya Pelatihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (PKMM) yang ditujukan kepada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), yang bertempatan di gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kerja (P4TK) milik Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Parung, Bogor. Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan, Mihrodi, menjelaskan PKMM kali berbeda dengan tahun sebelumnya, karena selain diberikan materi kepada mahasiswa tentang birokrasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), juga dijelaskan mengenai pembuatan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) selama satu tahun kepengurusan.
Ketua Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Muhammad Akbar mengatakan PKMM kali tidak dirasakan manfaatnya secara merata oleh peserta. Menurutnya konsep acara PKMM tersebut lebih fokus kepada program kerja dan anggaran UKM saja, karena untuk ormawa sendiri birokrasinya hanya ke dekanat, “Karena kalo kami dari ormawa sudah jelas pelaporan proker itu ke dekanat masing-masing. Karena kita tidak ada hubungan langsung ke pihak rektorat,” tuturnya.
Mihrodi membenarkan bahwa konsep PKMM tahun ini memang lebih ditujukan kepada UKM. “Konsep yang kemarin memang lebih banyak ke UKM, tetapi untuk manajemennya, dan bagaimana birokrasi itu kan bisa dipakai oleh Himpunana Mahasiswa Jurusan (HMJ), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat fakultas atau pun Senat. Jadi kami turut mengundang ormawa, karena kan kuotanya juga masih tersedia,” jelasnya. PKMM tersebut juga bermaksud untuk mengesahkan program kerja (proker) dari setiap UKM selama satu periode kedepan, “karena itu agar seluruh kegiatan mahasiswa dapat berjalan, panitia meminta tiap-tiap UKM untuk segera menyelesaikan yang sudah kami (red: panitia) minta pada saat PKMM,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (8/3) di ruangannya.
Selain itu, pada saat pelaksanaan PKMM, Akbar mengatakan bahwa adanya missed saat pengesahan proker dimana seharusnya untuk memaparkan proker adalah pembimbing dari tiap-tiap UKM, bukanlah ketua, wakil, sekretaris ataupun lainnya. Sementara pada saat PKMM kemarin ada pembimbing yang sedang di luar kota. “Sehingga benar seperti yang saya pikirin dan temen-temen ormawa pikirkan ternyata tidak terrealisasikan secara penuh mengenai pengesahan proker-proker yang ada,” ujar mahasiswa angkatan 2014 tersebut.
Senada dengan Akbar, Farhan Ali, Ketua UKM Tarung Derajat menjelaskan kalau tidak konsistennya panitia dalam mengambil keputusan juga dirasakan oleh peserta, “Kemarin itu kita disuruh bikin KAK, sedangkan kami tidak diberikan contohnya, akhirnya baru dijelaskan di hari kedua dan kami diberikan waktu untuk menyelesaikannya hingga satu minggu ke depan,” keluhnya. Farhan juga mengungkapkan kalau Senin lalu para UKM mendapat surat mengenai pengumpulan KAK yang dipercepat menjadi Rabu (8/3), dimana sebelumnya diberikan waktu hingga Jumat (10/3).
Menaggapi hal tersebut, Mihroodi mengatakan alasan dipercepatnya pengumpulan KAK agar semua kegiatan dapat segera berjalan. “Tapi kan sampai sekarang masih banyak UKM yang belum menyerahkan, dan baru beberapa saja,” tambahnya.
Sebagai peserta PKMM, Farhan berharap PKMM selanjutnya akan lebih baik dari tahun sebelumnya dan materi yang disampaikan itu bermanfaat bagi ormawa dan UKM. Akbar juga berharap kedepannya konsep PKMM tidak berfokus pada satu pihak, tetapi juga pengenalan, pelatihan, dan penjelasan tentang dinamika kampus seperti alur birokrasi yang ada. “Disini kita kan periode yang baru, banyak yang belum tahu satu sama lain, dinamika di UPN kan juga berubah,” tutupnya.
Reporter : Maharani Mg. |Editor : Sasgia