BEM UPNVJ Kembali Ajak Mahasiswa Baru Aktif Suarakan Aspirasi
Mahasiswa, khususnya diinisiasikan oleh BEM UPNVJ, kembali menuntut pembubaran atas kehadiran menwa dan pencabutan pelarangan demonstrasi serta persoalan fasilitas yang kurang memadai dalam aksi yang dilakukan saat berlangsungnya UKM Expo.
Aspirasionline.com – Gelombang protes mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) kembali menggema. Kali ini, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas dan beberapa BEM Fakultas digelar di Kampus Pondok Labu ketika kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Expo berlangsung.
Aksi yang dilakukan pada Sabtu, (31/8) ini menyuarakan sejumlah tuntutan mendesak terkait berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa.
Wakil Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UPNVJ, Bagas Wisnu Syammulya menyebut aksi ini sebagai gambaran sebenarnya dari realita yang terjadi di lingkup kampus. Bagas menjelaskan bahwa aksi ini dilakukan agar permasalahan yang ada tidak pupus begitu saja, serta dapat diselesaikan secara berkeadilan.
“Kita kasih gambaran ke mahasiswa baru bahwasanya Kampus Bela Negara, yang ada di Patribera (PKKMB Universitas) yang soal hegemoni-hegemoni HIVI, adanya tamu-tamu yang besar itu sebenarnya cuma buat nutup-nutupin apa yang ada di kampus hari ini,” tutur Bagas saat diwawancarai ASPIRASI pada Sabtu, (31/8).
Sementara, isu utama yang menjadi sorotan menurut Fadly Yudhistira selaku Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UPNVJ adalah hadirnya kembali Resimen Mahasiswa (menwa) di lingkungan kampus setelah terkena kasus pada 3 tahun lalu.
Fadly juga menambahkan, aksi ini juga menyoal terkait kasus korupsi yang belum tuntas, serta permasalahan terkait fasilitas yang kurang memadai.
“Kita bisa bicara soal kantin di Limo yang belum ada, kita bicara soal resimen mahasiswa yang baru berdiri lagi juga, kita bicara soal kasus korupsi, kita bicara soal UKT dan lain-lain,” jelas Fadly kepada ASPIRASI pada Sabtu, (31/8) sesaat sebelum aksi berlangsung.
Aksi diawali dengan pemasangan spanduk berisikan sindiran terkait kasus-kasus yang membayangi UPNVJ. Spanduk tersebut dipasang di sejumlah titik di sekitar lokasi aksi. Kemudian, ditengah rangkaian penampilan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Fadly dan perwakilan BEM setiap fakultas memasuki area lapangan dan menyampaikan rangkaian orasi secara bergantian.
“Selamat datang di kampus kecil yang acak-acakan!” seru Fadly lantang di depan ratusan mahasiswa baru UPNVJ yang disambut dengan derai tepuk tangan.
Orasi yang dibuka oleh Fadly kemudian dilanjutkan oleh perwakilan dari masing-masing BEM Fakultas yang hadir yang menyampaikan kritik dan mewakili keresahan setiap fakultasnya.
Masing-masing perwakilan terdiri dari perwakilan BEM Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), BEM Fakultas Kedokteran (FK), BEM Fakultas Hukum (FH), BEM Fakultas Teknik (FT), dan BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Aksi BEM jadi Sorotan Mahasiswa Baru
Aksi yang digelar di tengah rangkaian UKM Expo tersebut nampaknya berhasil menarik perhatian mahasiswa baru.
Hal ini terlihat dari berkumpul kembalinya para mahasiswa baru memenuhi lapangan, kontras dengan situasi sebelumnya ketika mahasiswa menyebar di beberapa titik kampus.
Antusiasme terhadap aksi ini salah satunya ditunjukan oleh Mawar (bukan nama sebenarnya), salah satu mahasiswa baru dari FT. Mawar mengungkapkan aksi yang dilakukan tersebut cukup mewakili apa yang dirasakannya.
“Menurut aku sih, aksinya bagus banget karena kita sebagai mahasiswa baru jujur sangat amat tersampaikan dari isi hati kita,” ujar Mawar kepada ASPIRASI pada Sabtu, (31/8).
Bagi Mawar, aksi tersebut juga mampu mewakili keresahan dan membantunya menyuarakan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dirasa sangat memberatkan.
“Apalagi soal UKT, jujur itu berat banget. Karena di FT kita tuh benar-benar dianggap kayak mampu semua. Jujur aku pernah ngajuin banding kan, nah itu dianggap kalau misalnya teknik industri yang udah unggul itu tuh wajib banget UKT-nya tinggi,” imbuh Mawar berkeluh kesah.
Tidak hanya menyoal masalah UKT, salah satu mahasiswa baru dari FIK, Ahmad Ghazy Faiz, juga merasa adanya aksi tersebut mampu menyuarakan terkait ketimpangan fasilitas antara Kampus Pondok Labu dengan Kampus Limo.
“Aku jadi tahu bahwa yang tentang (kasus) menjiplak (karya) dan yang kasus korupsi, dan yang ternyata fasilitas teman-teman aku yang di Limo kurang memadai dari yang ada di sini (Pondok Labu),” tandas Ghazy kepada ASPIRASI pada Sabtu, (31/8).
Reporter: Hanifah Nabilah | Editor: Anastasya Regina