UPNVJ Jadi Tuan Rumah Kedua Kalinya dalam Pelatihan Kedaruratan Medis Berbasis Helikopter
UPNVJ kembali menjadi tuan rumah pelatihan Helicopters Emergency Medical Services (HEMS) yang diselenggarakan bersama FAM dan AirBus Foundation.
Aspirasionline.com – Senin, (4/9), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) mengadakan konferensi pers mengenai pelaksanaan kegiatan Helicopter Emergency Medical Service (HEMS) atau pelatihan kedaruratan medis berbasis helikopter.
Konferensi ini dilaksanakan di Aula Bhinneka Tunggal Ika (BTI) Kampus UPNVJ Pondok Labu, Jakarta Selatan. Waktu pelaksanaan yang pada awalnya dijadwalkan pada pukul 09.00 WIB, justru baru dimulai pada pukul 10.00 WIB.
Pelatihan berbasis transportasi udara ini bukan kali pertama dilaksanakan. Pada tahun 2019, program kerjasama antara UPNVJ dengan La Fondation de l’Académie de Médecine (FAM) dengan AirBus Foundation Prancis ini sudah pernah dilaksanakan dengan bertuan rumah di UPNVJ. Tahun ini, UPNVJ akan kembali mengadakan pelatihan HEMS dengan lebih masif.
Anne Sophie, perwakilan dari FAM, menjelaskan jika pelatihan kedaruratan medis udara ini nantinya akan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu 5 hingga 7 September 2023, dengan mengombinasikan teori dan praktik. Pada dua hari pertama, akan ada pelatihan teori yang bertempat di Auditorium Medical Education and Research Center (MERce) Kampus Limo UPNVJ, Depok. Sedangkan pelatihan terakhir akan diisi oleh praktek yang dilaksanakan di Lapangan Terbang Polairud, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
“Pelatihan ini dilaksanakan di beberapa negara dan termasuk Indonesia, juga tahun lalu sudah dilaksanakan dan tahun ini akan dilaksanakan tiga hari dan akan mengombinasikan teori dan praktek,” ujar Anne yang kemudian diterjemahkan oleh interpreter pagi itu, Senin (4/9).
Pelatihan kali ini diikuti oleh 168 orang dari seluruh pemangku kepentingan di Indonesia. Peserta terdiri dari berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Airbus Foundation dan Airbus Indonesia, FAM, Kepala Subdirektorat Potensi Dirgantara Direktorat Kepolisian Udara, Korps Kepolisian Perairan dan Udara, dan banyak lainnya.
Tujuan pelatihan darurat medis ini tidak hanya berfokus pada situasi darurat konvensional seperti kebakaran di gedung tinggi, kecelakaan di jalan tol, dan sejenisnya. Namun, juga dipengaruhi oleh pemahaman bahwa Indonesia adalah negara yang sering menghadapi potensi bencana alam.
Regis Antormarchi, perwakilan AirBus Indonesia, menjelaskan jika letak geografis Indonesia membutuhkan adanya pertolongan medis yang sigap. Oleh karena itu, pelatihan helikopter yang mampu mencapai laju 3 – 4 kali lebih cepat akan banyak memberi keuntungan. Regis juga memaparkan bahwa terdapat golden hour yang dapat dijelaskan sebagai waktu krusial penyelamatan yang bisa menentukan selamat atau tidaknya korban.
“Kemampuan helikopter yang utama adalah ia mampu untuk menghemat waktu, beliau bilang bahwa waktu bukan hanya uang, tapi waktu adalah kehidupan,” tutur interpreter, menerjemahkan ucapan Regis ke bahasa Indonesia, Senin.
Melalui pelatihan HEMS ini, diharapkan semua pengetahuan yang diperoleh bisa diterapkan dengan hasil yang positif dan memberi kontribusi pada pengembangan sumber daya manusia di sektor kesehatan, terutama di berbagai rumah sakit rujukan di Indonesia.
Selain itu, Anter Venus, Rektor UPNVJ, memaparkan bahwa pelatihan HEMS ini bisa turut memberi manfaat bagi para pengajar di perguruan tinggi yang mengkhususkan diri dalam bidang kesehatan. Dalam Konferensi Pers, Venus menyebutkan jika pelatihan ini akan sesuai dengan program unggulan kedokteran matra yang diusung oleh Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UPNVJ.
“Kedokteran matra kita sangat cocok dengan pelatihan HEMS ini. Dan FAM dan AirBus Foundation mendukung kita untuk mewujudkan our mission sebagai kedokteran matra,” tegas Venus saat konferensi pers, Senin.
Foto: ASPIRASI/Sofwa Najla.
Reporter: Sofwa Najla. | Editor: Mahalia Taranrini.