Perpustakaan UPNVJ Raih Akreditasi A, Keterbatasan Area dan Sarana Penunjang Masih Menjadi Evaluasi

Berita UPN

Meskipun telah menyandang akreditasi A, beberapa kekurangan masih dirasakan mahasiswa di Perpustakaan UPNVJ, seperti keterbatasan area, koleksi buku, serta pelayanan digital.

Aspirasionline.com — Pada Rabu (30/8), Perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) resmi meraih predikat akreditasi A di tengah segala keterbatasannya setelah melewati serangkaian proses penilaian yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Fajar Nugroho selaku Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) UPNVJ menyampaikan bahwa pihak mereka sudah mempersiapkan akreditasi perpustakaan sejak Oktober 2022.

Sebelum pengajuan akreditasi pada Mei lalu, Fajar mengaku sempat mengalami kendala lantaran kurangnya pengetahuan terkait akreditasi. Sehingga pihaknya harus mempersiapkan banyak hal mulai dari mengidentifikasi kondisi perpustakaan, hingga menjalin kerjasama dengan perpustakaan universitas lain untuk menggali informasi terkait proses akreditasi.

“Ternyata kalau mau (penilaian) akreditasi kita harus baik dulu arsipnya, kita harus punya dokumentasi kegiatan-kegiatan kita secara baik, sehingga itu akan sangat memudahkan,” ujar Fajar saat ditemui ASPIRASI pada Rabu, (6/9) di ruangannya.

Akreditasi perpustakaan sendiri terdiri dari enam komponen yang di dalamnya terdapat kurang lebih 120 instrumen penilaian. Keenam komponen yang disebutkan Fajar diantaranya komponen koleksi, sarana prasarana, pelayanan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan, serta penguat.

“Poin kita waktu itu dapat paling tinggi di pelayanan, di tenaga perpustakaan, sama di koleksi,” ungkapnya.

Fajar menegaskan, selain keterlibatan pihak internal, peran stakeholder di luar perpustakaan sangat membantu berjalannya proses penilaian. Salah satunya pembuatan video profil perpustakaan yang di setiap prosesnya melibatkan mahasiswa UPNVJ dari berbagai fakultas.

Peningkatan Koleksi dan Pelayanan Digital 

Perpustakaan UPNVJ sudah berkomitmen dalam mengembangkan pelayanan digital sejak pandemi 2020 lalu. Keterbatasan akses perpustakaan pada saat itu mendorong pihak perpustakaan untuk  bertransformasi ke layanan digital.

“Saya usulkan ke pimpinan kita juga harus bergerak ke koleksi digital dalam hal ini e-book, e-journal yang bisa diakses oleh mahasiswa, itu yang terus kita tambahkan jumlah koleksinya,” ungkap Fajar terkait layanan perpustakaan yang kini menerapkan sistem hybrid.

Di sisi lain, koleksi buku fisik pun juga terus menjadi perhatian pihak perpustakaan. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan menampung masukan dari berbagai pihak, terutama mahasiswa dan dosen tiap fakultas.

Menurut pengakuan Fajar, pihak perpustakaan selalu mengirimkan surat terkait link untuk pengisian usulan buku rujukan wajib ke setiap fakultas dengan minimal tiga judul buku. Namun, ia menyayangkan masih kurangnya partisipasi aktif dari para dosen yang bahkan belum mencapai 60 persen dalam pengisian tersebut.

Fajar juga mengharapkan adanya pengoptimalan pemanfaatan koleksi buku dengan meminta bantuan dukungan dari berbagai pihak.

“Kita juga minta bantuan dukungan pimpinan untuk lebih mendorong lagi di tingkat fakultas, prodi, gitu ya, untuk aktif mengusulkan buku,” terangnya.

Ia juga menambahkan terkait penambahan koleksi, mahasiswa juga dapat berperan dengan mengusulkan buku-buku apa saja yang harus disediakan oleh perpustakaan. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Farras Achmad salah satu mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2021 yang setuju dengan adanya kebijakan tersebut.

“Inovasi yang sangat berguna sih buat kita. Apalagi, ya, kita misalnya butuh satu buku yang mana buku itu nggak tersedia di sini,” ujar Farras saat diwawancarai ASPIRASI pada Selasa, (5/9).

Belum Optimalnya Daya Tampung dan Fasilitas Penunjang Lainnya

Dalam mempersiapkan proses akreditasi, perpustakaan UPNVJ memperlihatkan komitmennya dengan banyak melakukan perubahan. Perubahan yang paling signifikan terlihat pada area perpustakaan yang pada mulanya hanya menempati lantai tiga dan empat, kini diperluas sampai ke lantai dua dan sebagian lantai satu.

“Memang belum sepenuhnya ya saat ini, karena masih ada BEM sama ada MPM, ada aula bersama juga yang memang belum bisa kita pindahkan,” tutur Fajar.

Firza Dhabitha seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis turut menyampaikan pendapatnya terkait perubahan pada perpustakaan. Menurutnya, saat ini perpustakaan menjadi lebih nyaman.

“Lebih banyak space gitu buat kita kalau tenang mau ngerjain tugas,” ujar mahasiswi tingkat akhir tersebut.

Namun, adanya perubahan tersebut tidak lantas membuat kapasitas perpustakaan dapat dikatakan sudah maksimal. Masih terdapat beberapa keluhan dari mahasiswa terkait daya tampung dan fasilitas lainnya. Seperti yang dikeluhkan Farras yang merasa kapasitas dari perpustakaan masih perlu ditingkatkan.

“Jujur karena sekarang mungkin mahasiswa baru masih pada excited untuk pake ruangan perpustakaan. Jadi setiap hari itu perpustakaan rame, yang kadang aku aja hari ini susah untuk dapet bangku,” terang Farras.

Selain itu, penambahan fasilitas lain menjadi saran beberapa mahasiswa terkait peningkatan pelayanan di perpustakaan UPNVJ. Banyak mahasiswa yang masih mengeluhkan kurangnya fasilitas penunjang seperti ruang diskusi, loker barang, dan stop kontak.

“Ruang buat diskusi secara privatnya ‘kan karena kita juga butuh banget terus fasilitas buat colokannya (stop kontak, red),” saran Salsabilla Nur Azizah, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Selasa, (5/9).

Hal lainnya juga disampaikan Firza terkait penyimpanan barang yang sebaiknya ditambah karena beberapa mahasiswa seringkali kehabisan penyimpanan yang menyebabkan mereka harus menaruh barangnya di luar loker.

Di sisi lain, Fajar menyampaikan bahwa saran-saran tersebut akan terus dievaluasi. Selain itu, ia juga menjelaskan terkait pengembangan gedung perpustakaan UPNVJ kedepannya, seperti diadakannya galeri seni dan museum bela negara. Perpustakaan juga berencana menambah nilai guna dengan menyediakan beberapa fasilitas hiburan untuk mendorong jumlah pengunjung.

“Saya juga sudah mengusulkan ke pimpinan ada mini teater. Jadi mungkin nanti mahasiswa yang pusing-pusing gitu seminggu sekali bisa nonton di mini teater. Nanti juga mengusulkan ada kalo di luar negeri itu mini billiard,” tutupnya.

 

Foto: ASPIRASI/Rara Siti.

Reporter: Rara Siti. | Editor: Agnes Felicia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *