Ketimpangan Sosial Hingga Unpaid Internship Dalam Lagu “Silver Spoon”

Resensi

Judul : 뱁새 (Baepsae)/Silver Spoon/Crow Tit

Produser : Pdogg

Penulis : Pdogg, Supreme Boi, RM, Slow Rabbit

Genre : K-Pop, Hip Hop, Korean Dance, Dance/Electronic

Tahun : 2015

Durasi : 3 menit 53 detik

 

BTS menyinggung ketimpangan sosial yang marak terjadi di masyarakat pada lagu Silver Spoon. Melalui lagu ini mereka juga mewakili generasi muda melontarkan kemarahannya terkait bekerja tanpa dibayar demi mendapatkan pengalaman.

Aspirasionline.com – Lagu Silver Spoon dipopulerkan oleh boy group ternama dari negeri Korea Selatan, yaitu Bangtan Boys (BTS). Lagu yang dirilis pada 30 November 2015 ini tergabung ke dalam mini album BTS keempat dengan tajuk The Most Beautiful Moment In Life Pt.2, yang berisi 9 track list dengan Silver Spoon di urutan keenam.

Lagu ini mengundang banyak perhatian karena untuk yang kesekian kalinya, boy group asal negeri ginseng yang beranggotakan tujuh pria tersebut, berani untuk mengangkat isu sosial dalam karya mereka.

Dalam bahasa Korea, lagu ini dinamakan “Baepsae” yang artinya Crow Tit atau burung gagak. Hal itu terinspirasi dari pepatah Korea “baepsaega hwangsa ttaragada garangiga jjijeojinda” yang artinya “jika burung gagak mengikuti bangau, kakinya akan terbelah atau akan menyakiti dirinya sendiri.”

Perumpamaan ini menggambarkan banyak generasi muda (burung gagak) yang berusaha untuk mempunyai kehidupan yang layak seperti konglomerat (burung bangau), tetapi kondisi mereka tidak mendukung, sehingga hal tersebut dirasa menjadi hal yang mustahil.

Redupnya Masa Depan Generasi Muda Korea Selatan

Dalam karya kali ini, BTS dengan jelas menyinggung kaum “Silver Spoon” atau orang-orang yang dari lahir sudah bergelimang harta dan tidak perlu bekerja keras. Melalui lagu ini BTS ingin mengungkapkan mengenai ketimpangan sosial yang merajalela di Korea Selatan.

욕봤지 이 세대 (Yokbwatji i sedae)

Lirik tersebut memiliki arti “kami mengutuk generasi ini” atau “generasi kami memiliki kesulitan sendiri.” Arti tersebut mewakili keresahan generasi muda di Korea Selatan yang dinilai kurang memiliki masa depan yang cerah dan disebut sebagai generasi “Sam-po”, yang artinya adalah generasi yang menyerah pada hubungan, pernikahan, dan anak.

Adapun, survei pada November 2022 yang dikutip dari iNews.com mengenai hasil survei sosial terbaru Statistics Korea, mencatat rata-rata 6 dari 10 orang di Korea Selatan yang berumur 20-30 tahun berpikir bahwa menikah bukan lagi sebuah keharusan.

Hal tersebut terjadi karena tingginya biaya hidup setelah menikah yang membuat para generasi muda Korea Selatan lebih memilih untuk hidup sendiri. 

Tingginya biaya, ketatnya persaingan dalam pekerjaan, serta maraknya diskriminasi terhadap ekonomi menengah ke bawah, membuat beberapa generasi muda Korea Selatan ini patah semangat dalam melanjutkan mimpinya.

룰 바꿔 change, change ( Rul bakkwo change change)

황새들은 원해 원해 maintain (Hwangsaedeureun wonhae wonhae maintain)

그렇게는 안 되지 bang, bang (Geureogeneun an doeji bang, bang)

Lirik di atas memiliki arti “ubahlah aturan namun para atasan ingin mempertahankan, itu tidak akan berhasil dengan cara itu.” 

Pada lirik tersebut BTS juga menginginkan adanya perubahan mengenai ketimpangan sosial yang ada. Namun, hal itu sulit terjadi karena kaum Silver Spoon ingin mempertahankan sistem yang mereka buat, yaitu kaum “atas” yang memegang kendali.

Fenomena Unpaid Internship Lumrah Terjadi

Tak hanya itu, lagu ini juga menyoroti bagaimana para pekerja paruh waktu ataupun internship hanya dibayar dengan pengalaman. 

알바 가면 열정페이 (Alba gamyeon yeoljeongpei)

“Jika aku pergi ke pekerjaan paruh waktuku, aku hanya digaji dengan semangat,” itulah arti dari lirik di atas. Lirik tersebut menggambarkan bahwa banyak fenomena pekerja paruh waktu yang tidak dibayar dengan seharusnya.

Tak hanya di Korea, fenomena ini juga marak terjadi di Indonesia. Istilah Unpaid internship sudah tidak asing terutama untuk para mahasiswa, baik yang mendekati kelulusan maupun fresh graduate. Mereka rela bekerja walaupun tidak dibayar demi syarat kelulusan ataupun untuk pengalaman.

Unpaid internship merupakan sebuah program magang yang biasanya diperuntukkan untuk para mahasiswa, fresh graduate, maupun masyarakat umum dengan tidak memberikan gaji ataupun upah kepada pekerja.

Meningkatnya ketertarikan pada program magang membuat beberapa perusahaan memanfaatkan hal ini dengan menggunakan Unpaid Internship dengan dalih untuk memberikan pengalaman. 

Padahal kenyataannya hal seputar magang ini sudah jelas diatur dalam peraturan terkait magang yang tertera di Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan No. 6 Tahun 2020, yang tertulis “Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.”

Merujuk pada hukum yang sudah ada, diperlukannya pengkajian ulang oleh tiap perusahaan dan juga pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah terkait permasalahan tersebut. Tak lupa juga perlu adanya kesadaran yang lebih oleh tiap calon pemagang agar tidak masuk ke dalam jeratan eksploitasi.

 

Foto: https://ibighit.com/bts/eng/profile/

Penulis: Syifa Aulia. | Editor: Agnes Felicia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *