Rifqi dan Faris: Kami Akan Mengadakan Kelas-Kelas Pencerdasan Bagi Mahasiswa
Aspirasionline.com – Rangkaian Pemilihan Raya (Pemira) 2022 yang kini sedang berlangsung di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) memperkenalkan dua kandidat Pasangan Calon (Paslon) ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPNVJ. Salah satunya paslon nomor urut satu, Rifqi Adyatma dan Ahmad Faris Izzudin.
Saat ini, paslon ketua dan wakil ketua BEM UPNVJ nomor urut satu tersebut sedang melakukan kampanye secara luring untuk memperkenalkan program kerja, serta menjelaskan berbagai langkah dan rencana yang dirancang untuk diimplementasikan di UPNVJ selama satu tahun ke depan jika terpilih.
Melalui wawancara yang dilakukan secara langsung oleh Reporter ASPIRASI pada Selasa, (22/11), Rifqi Adyatma dan Ahmad Faris Izzudin menjelaskan mengenai program kerja dan komitmen terhadap rencana yang akan dijalankan jika menjadi kandidat terpilih.
Apa yang menjadi alasan kalian maju menjadi paslon dalam Pemira tahun ini?
Alasan utamanya adalah karena kami memiliki panggilan moral dan memperoleh kepercayaan dari teman-teman dan senior untuk memimpin BEM. Selain itu, kami juga ingin melindungi BEM dari berbagai ancaman politik yang mungkin ada di tahun depan.
Apa yang menjadi program kerja unggulan dari kalian saat ini?
Ada 5 proker unggulan yang kami punya. Proker yang pertama adalah Wimaya Fest, dimana dalam program ini kami akan mengadakan pekan olahraga dan keilmuan yang nantinya akan diakhiri dengan pensi sebagai bentuk apresiasi terhadap KEMA yang berprestasi di bidang olahraga, kesenian, maupun juga keilmuan. Kedua, ada Kaula Lestari atau Sustainable Village. Program ini adalah program kerja lanjutan dari periode sebelumnya yang melakukan pengembangan suatu desa secara berkelanjutan.
Lalu, proker ketiga kami adalah Kelas Politik dan Pergerakan. Program kerja ini dinamakan kelas karena berfokus untuk melakukan pencerdasan terkait isu politik dan pergerakan. Selanjutnya ada kelas Feminis Natanegoro, dimana program ini dibuat untuk mencerdaskan KEMA, baik perempuan maupun laki-laki, mengenai kekerasan seksual. Program kerja yang terakhir adalah Antawacana Advokasi, dimana program ini akan memberikan pencerdasan dalam dua hal, yaitu pendidikan hukum dan perlindungan hukum bagi KEMA. Kelas advokasi ini tidak hanya bergerak di internal, namun juga bisa membantu KEMA dalam kegiatan eksternal misalnya ketika demonstrasi.
Bagaimana langkah kalian dalam menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual di kampus dan bagaimana cara kalian berkolaborasi dengan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS)?
Di kabinet kami langkah untuk menciptakan hal tersebut adalah dengan mengadakan Kementerian Perempuan, sebagai bentuk transformasi dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Riset dan Perempuan yang tahun ini ada di Bidang Sosial Politik BEM-U. Kami putuskan untuk dipisah dari bidang itu agar Kementerian Perempuan ini bisa mempunyai wewenang atau kuasa yang lebih kuat sehingga dapat bekerja sama dengan PPKS dan Non-Governmental Organization (NGO) lainnya.
Bagaimana komitmen kalian terkait permasalahan Uang Kuliah Tunggal (UKT)?
Kami ingin mengoptimalkan UPNVJ Bergerak dengan melakukan pencerdasan melalui kelas-kelas advokasi sebagai tambahan. Harapannya nanti audiensi dari tim kelas advokasi ini yang masuk ke ruang audiensi pengoptimalan UPNVJ Bergerak dapat bersinergi secara nyata di lapangan.
Bagaimana langkah anda untuk merangkul dan membersamai teman-teman yang ada di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)?
Kami akan menekankan pentingnya pendidikan keilmuan dan kesenian, dimana melalui keilmuan nantinya mungkin kami akan mencoba memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di kampus untuk membantu menunjang fasilitas UKM. Hal ini juga kami lakukan agar UKT mahasiswa bisa tersalurkan dengan baik untuk teman-teman UKM.
Bagaimana pandangan anda melihat adanya ketimpangan antara Kampus Limo dan Kampus Pondok Labu dan apa solusi yang anda miliki?
Kami selalu membawa narasi-narasi sinergitas, baik di pondok labu maupun di kampus limo, untuk menciptakan UPN Veteran Jakarta yang lebih berkualitas dan berintegritas. Kedepannya melalui sinergitas mahasiswa, kami akan melakukan sosialisasi ke tiap-tiap fakultas melalui Komunikasi Antar Fakultas Secara Rutin (KANTIN). Kami akan keliling fakultas untuk melakukan sosialisasi serta berkomunikasi mengenai keresahan-keresahan apa saja yang bisa kami wadahi.
Bagaimana cara anda meningkatkan budaya kritis dan membangun antusiasme di KEMA?
Kami akan menjalin komunikasi antar fakultas secara rutin dengan melakukan keliling atau jelajah fakultas. Kami juga akan bersilaturahmi ke ketua BEM yang terpilih maupun ketua BEM yang demisioner di setiap fakultas. Dan kami juga akan mengumpulkan ketua himpunan serta ketua angkatan untuk berkomunikasi karena mereka pasti tahu kondisi KEMA seperti apa.
Bagaimana strategi anda menyatukan dan membangun pergerakan antar mahasiswa?
Kami akan melakukan pengoptimalan UPNVJ Bergerak sejak dari awal periode karena bergerak itu bukan hanya orasi, bukan hanya demonstrasi, tapi juga dengan menciptakan kelas-kelas yang menjadi suatu gerakan pencerdasan. Kalau untuk penyatuan, kami mencoba untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap fakultas. Tidak hanya secara formal dalam bentuk proker, tapi kami juga akan sering berkumpul bersama untuk mendekatkan diri secara emosional.
Bagaimana anda meyakinkan KEMA bahwa anda adalah paslon yang tepat untuk dipilih?
Mungkin agak sulit jika kami harus meyakinkan tiga ribu orang di kampus. Cuma disini kami hadir sebagai pemimpin untuk membawa gagasan, yaitu berupa kelas kelas pencerdasan agar yang hadir dan tercerdaskan bukan hanya kami, tapi teman-teman KEMA juga bisa merasakan itu. Kami juga akan mencoba berkolaborasi dengan teman-teman KEMA supaya nanti ada sudut pandang baru mengenai kami. Selain itu, kami menawarkan gagasan yang kami miliki sebagai solusi untuk teman-teman KEMA agar keresahan-keresahan yang ada di kampus dapat berakhir.
Reporter: Najla, Mg. | Editor: Yosahera Komalasari.