Rektorat Soal Pembubaran Girigahana: Kita Bentuk Baru

CategoriesBerita UPN

Pihak rektorat UPNV menggelar audiensi dengan Girigahana dan beberapa perwakilan UKM  dan Ormawa. Dalam audiensi tersebut, pihak kampus menyatakan akan membuat organisasi baru untuk mewadahi mahasiswa pecinta alam di UPNVJ.

Aspirasionline.com — Pihak Rektorat Universitas Pembangunan Veteran Jakarta (UPNVJ) melakukan audiensi dengan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Audiensi tersebut digelar di ruang Nusantara 2, Gedung Rektorat UPNVJ pada Kamis, (03/11).

Audiensi yang dihadiri oleh jajaran rektorat UPNVJ, anggota Girigahana, dan perwakilan dari berbagai UKM serta Ormawa, itu direncanakan untuk membahas terkait pembubaran Girigahana. Acara pun dimulai setelah sebelumnya hanya anggota Girigahana yang diperbolehkan masuk.

“Nanti kalau urusan Girga sudah selesai, yang lain boleh keluar dulu,” ujar Rekor UPNVJ, Anter Venus pada para pihak yang ada di tempat kala itu.

Audiensi pun diibuka oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Ria Maria Theresa.  Venus lantas mulai membuka pembicaraan mengenai dunia akademik yang harus terbebas dari kekerasan. Venus juga menegaskan bahwa setiap civitas akademika harus bisa mengembangkan potensi diri dengan baik, termasuk berkontribusi dalam organisasi kampus.

“Andai potensi itu bisa keluar dari diri anda, maka pendidikan itu harus dibangun dalam suasana yang positif, suasana yang kondusif. Gak bisa pendidikan itu dibentak-bentak,” ujar Venus.

Rektor UPNVJ yang baru dilantik pada Kamis, (27/10) tersebut tidak menyentuh inti dari tujuan awal audiensi hari itu. Ia hanya menuturkan bahwa pihak kampus akan mencari solusi terbaik untuk pembubaran Girigahana yang akan dijelaskan oleh Ria saat berdialog dengan empat anggota Badan Pengurus Harian (BPH) Girigahana.

“Kita akan melakukan pembinaan, kita akan carikan solusi, solusi terbaik apa salah satunya, nanti Bu Warek 3 akan sampaikan,” jelasnya kemudian.

Menilik Adanya Pembedaan Perlakuan Terhadap Girigahana

Usai sekitar dua puluh menit Venus memberikan penjelasan awal terkait dunia pendidikan, ia menyudahi penjelasannya dan beralih pada sesi tanya jawab. Pada awalnya Venus mempersilahkan terkait pertanyaan seputar tingkat pendidikan, tetapi yang muncul malah pertanyaan terkait kasus yang menimpa Girigahana. Tersirat adanya sedikit keengganan dari Venus untuk membahas permasalahan terkait Girigahana.

Saat itu salah satu perwakilan UKM menanyakan terkait pernyataan rektor sebelumnya, Erna Hernawati, saat audiensi terbuka pada tahun lalu yang membahas permasalahan Resimen Mahasiswa (Menwa). Saat itu, Erna mengatakan bahwa kesalahan beberapa pihak tidak bisa dilimpahkan pada satu organisasi. Mahasiswa tersebut kemudian mempertanyakan perbedaan tindak lanjut yang dihadapi Girigahan dan Menwa.

“Tapi sekarang bisa kita lihat, kesalahan beberapa pihak, yang bahkan pihak tersebut merupakan alumni dari Girigahana, tapi penindakannya malah dilimpahkan pada satu organisasi,” ujar mahasiswa tersebut.

Ia melanjutkan pertanyaan terkait cacat hukum pada SK Rektor Nomor 1372/UN61.0/HK.02/2022 Tentang Pembubaran UKM Girigahana. Ia juga turut mempertanyakan perihak tidak adanya kewenangan rektor untuk membubarkan UKM, kejelasan isi poin kesepakatan saat pertemuan rektorat dengan perwakilan orang tua anggota Girigahana, dan kemungkinan dicabutnya SK pembubaran Girigahana.

Venus lantas mencoba menjawab rentetan pertanyaan tersebut.  Pertama, ia menjelaskan bahwasanya permasalahan Girigahana merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat kumulatif, bukan permasalahan per individu. Ia juga menyatakan bahwa sebelum dilakukan pembubaran, telah dilakukan penilaian terhadap track record dan prospek masa depan dari UKM Girigahana.

“Jadi kalau sampai kemudian sudah tidak bisa terkendali dan prospek kedepannya juga buruk, selesai. Kita amputasi,” terang Venus.

Venus melanjutkan bahwa ada pola atau suatu kontinuitas dalam tubuh Girigahana yang menurutnya mesti dibereskan. Ia menegaskan bahwa tujuan universitas itu hanya satu, demi kebaikan.

“Percayalah, universitas ini hanya ingin berbicara tentang kebaikan. Untuk apa sih membubar-bubarkan, kalau positif kalau bagus, yang lain tidak ada dibubarkan,” tegas Venus kembali.

Penggantian Girigahana dengan Organisasi Baru

Venus menyatakan bahwa pihak rektorat sudah dapat membaca potensi yang akan muncul di depan, dimana berdasar hasil asesmen yang dilakukan, Girigahana dinyatakan tidak lagi sehat. Untuk kemungkinan ke depannya, menurut Venus perlu dibangun sebuah kultur baru.

“Kita (universitas, red.) membentuk kultur baru, organisasi baru,” jelas Venus kepada para audiens yang hadir kala itu.

Tak lama setelah itu Venus pun menutup pembicaraannya dan menyerahkan dialog selanjutnya kepada Ria. Terlihat raut kecewa dari para perwakilah Girigahana, Tarisa Febriyanti, salah satu BPH Girigahana, mencoba menahan dan meminta dialog lebih lanjut dengan Venus selaku rektor UPNVJ. Setelah sebelumnya sudah berkali-kali berdialog dengan Ria, tetapi tidak menemukan titik terang.

“Ketika kita sedang bertranformasi menjadi lebih baik, kenapa malah dibubarkan?” tanya Tarisa.

Jawaban langsung dilontarkan oleh Venus bahwasanya usai pembubaran Girigahana, akan ada wadah baru yang menampung potensi mereka dengan kultur baru. Venus menginginkan kegiatan UKM dengan keberlanjutan yang stabil.

“Sekali lagi, kita akan cari solusi yang terbaik. Kita bicara pada tingkat esensi, ya. Kita bicaranya bukan aspek yuridis, ‘oh salah, ga ada aspek menimbang’, gak ada. Aspek yuridis tinggal perbaiki saja,” tutup Venus.

Venus lantas keluar dari ruangan dan dilanjutkan dengan dialog dengan Ria. Pertanyaan kembali datang dari salah satu perwakilan UKM yang bertanya terkait tidak adanya pembinaan terhadap Girigahana.

Ria kemudian meminta Ketua Girigahana, Nabil Ahmad Izzudin untuk menjawab pertanyaan tersebut. Nabil kemudian menjelaskan bahwa pembinaan sudah diberikan oleh pihak kampus.

Pembinaan tersebut berupa berbagai acara kampus yang berkaitan dengan pengembangan diri dan potensi. Anggota Girigahana kemudian mengikuti beberapa pembinaan, salah satunya Giat Satria Indonesia.

“Saya tuh ga mau membina itu dengan mengumpulkan, ngasih ceramah. Karena kalau ngasih ceramah itu ga didengerin. Saya ga mau kayak gitu. Ini ada kegiatan nih, semua diundang. Saya mau lihat peran Girigahana itu gimana sih,” ujar Ria mengonfirmasi pernyataan Nabil.

Setelah itu, para perwakilan UKM dan Ormawa dipersilahkan meninggalkan ruang audiensi. Dimana selanjutnya akan dilakukan dialog tertutup antara Ria dengan BPH Girigahana.

Reporter: Miska Ithra. | Editor: Vedro Imanuel.

About the author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *